Latihan Renang Kurang Efektif, Juanda: Fasilitas Umum Mungkin Bisa Digunakan Khusus Atlet
Juanda mengkhawatirkan apabila terlalu lama tidak latihan di kolam renang. Maka berat badan atletnya akan semakin meningkat.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pelatih Olahraga Renang Kalimantan Barat, Juanda mengatakan ketidak maksimalan atas latihan para atlet binaannya terkhusus pada atlet yang lolos dan akan diikutsertakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua yang rencana akan digelar pada tahun 2020 ini.
Dikatakan Juanda ketidak maksimalan latihan tersebut, karena para atlet terpaksa harus melakukan latihan secara mandiri dirumah masing-masing.
Hal itu menurutnya kurang efektif, karena tidak bisa latihan bertatap muka secara langsung dengan para atlet.
• Putus Mata Rantai Penularan Virus Corona, Widodo Tutup Kolam Renang Muara Kapuas
"Latihan enggak maksimal karena yang dikatakan olahraga renang ini harus perbanyak latihan di air," ungkap Juanda kepada Tribun saat ditemui di rumahnya, di Jalan Tanjung Raya II Kel. Banjar Serasan, Pontianak Timur, Kalbar, Sabtu (4/4/2020).
"Kita ganti latihan dirumah untuk menjaga kebugaran dan kelenturan fisik atlet tersebut. Jadi untuk menjaga kebugaran fisiknya itu lebih bagus lagi, tapi kalau diimbangi dengan latihan di air itu akan lebih maksimal dan lebih baik lagi," jelasnya.
Sistem latihan secara mandiri yang dilakukan oleh pata atlet tersebut. Dikatakan Juanda bahwa hal itu dimulai sejak adanya himbauan dari Pemerintah tentang pencegahan Covid-19 ini.
"Kita tetap melakukan latihan, cuman kita tak bisa melakukan latihan dikolam renang, karena kolam renang di Kota Pontianak semuanya ditutup,"
"Jadi saya sebagai pelatih mengambil kebijakan agar atlet melakukan latihan masing-masing dirumah dengan program yang harus dilakukan oleh atlet tersebut, seperti joging, sit up dan lainnya," jelasnya.
Dengan demikian ia menilai agar fasilitas kolam renang yang ada di Pontianak bisa digunakan oleh khusus para atlet.
"Fasilitas umum mungkin bisa digunakan untuk khusus atlet latihan dan itu bisa lebih baik lagi,".
"Kalau seperti itu bisa ditertibkan pelatih dengan atletnya atas waktu latihan kalau misalnya setelah latihan ya kita tertibkan jangan sampai kontak langsung dengan masyarakat ramai," jelas Juanda.
Juanda pun mewajibkan kepada para atletnya untuk terus melakukan latihan dirumahnya masing-masing dengan durasi waktu selama dua jam pada pagi dan sore hari.
"Terkhusus pada atlet yang akan ikut kompetisi PON mendatang, sistem latihannya dari senin hingga Sabtu," lanjutnya.
Kemudian, Juanda menyebutkan ada 25 orang atlet renang binaannya yang setiap harinya melakukan latihan bersama.
25 atlet tersebut, lanjutnya, dari jenjang mulai usia dini, TK, SD, SMP, dan SMA.
"Jadi berjenjang untuk jangka panjang," katanya.
Kendati, demikian sari 25 atlet tersebut hanya terdapat satu atlet saja yang lolos untuk mengikuti kompetisi pada PON mendatang. Yakni dari atlet perempuan muda berusia 14 tahun bernama Elsa Anasyia.
Selanjutnya, Juanda juga mengungkapkan tentang persiapan atletnya untuk berkompetisi pada PON mendatang.
Menurutnya, untuk persiapan PON telah dilakukan latihan secara maksimal.
"Latihannya dari tahun 2019 bulan juni 2019 sampai saat ini kita melakukan pelatihan di luar kalbar yaitu di Jawa Timur,".
"Namun karena adanya virus corona ini atlet kita kembalikan ke pontianak dulu. Khawatir takut ada apa-apa, karena dari sini gak ada yang ikut kesana. Jafi kita minta izin dipulangkan dulu," bebernya.
Dikabarkannya bahwa di Jawa Timur pun tidak diperbolehkan melakukan kegiatan olaharaga yang menimbulkan keramaian dan termasuk latihan renang.
Hal itu sesuai dengan edaran dari pemerintah pusat tentang pencegahan covid-19.
Namun, Juanda mengatakan apabila kondisi sudah membaik, maka atlet kebanggaannya itu akan diberangkatkan lagi.
"Kalau kondisi membaik, kita berangkatkan lagi untuk latihan kesana," kata Juanda.
Hingga saat ini, lanjut Juanda, untuk informasi pelaksanaan PON, dirinya masih menunggu keputusan dari pusat.
"Dan masih belum ada informasi dari pusat, tapi kami masih tetap melaksanakan latihan setiap hari,"
Hal itu dilakukannya sebagai bentuk antisipasi dan persiapan apabila kegiatan PON tetap dilaksanakan dalam artian tidak dilakukan penundaan.
Menurutnya akan tetap siap ikut berkompetisi.
"Namun apabila dilalukan penundaan lebih bagus juga, karena akan mendapatkan tambahan waktu untuk memaksimalkan latihan,".
"Untuk sistem latihan setiap harinya saya monitor bahwa atlet harus melaporkan hasil kegiatan latihannya yaitu melalui video dan dikirim via grup WA," bebernya.
Setelah masing-masing atlet binaanya mengirimkan video hasil latihan.
Juanda selaku pelatih pun melakukan koreksi atas gerakan latihan para atlet binaanya.
"Kalau untuk satu orang bisa melihat kondisi fisik setiap atlet tersebut, jadi kebijakan pemerintah ini ada positifnya karena bisa melihat satu-satu fisik atlet," tandasnya.
Juanda mengkhawatirkan apabila terlalu lama tidak latihan di kolam renang.
Maka berat badan atletnya akan semakin meningkat.
"Khawatur kaau terlalu lama kalau tak melakukan latihan, maka berat badan atlet bisa naik,".
"Kalau sedikitnya praktek akan menambah berat badan atlet. Jadi berat badan harus sesuai dengan tinggi badan. Misalnya tinggi badan 160 cm, maka berat badan maksimal 60 kg. Maka para atlet harus mengkondisikan fisik dan berat badannya," tutur Juanda penuh kekhawatiran.
Ia pun berharap agar wabah ini cepat usai.
"Kita berdoa semoga virus ini cepat teratasi dan semoga kondisi kembali membaik seperti semula dan atlet pun bisa mengikuti latihan seperti biasanya. Karena kalau latihan disungai pun susah juga khawatir ada binatang buas," pungkasnya.
Hal yang senada disampaikan oleh atlet renang Kalbar yang akan berkompetisi pada PON, Elsa Anasyia mengatakan latihan yang dilakukan secara tidak langsung ke kolam renang tersebut, diakuinya kurang efektif.
Karena, lanjut Elsa, tidak bisa bertemu langsung dengan pelatih.
Kalau latihan sendiri enggak bisa diawasi oleh pelatih.
Karena biasanya kalau latihan langsung diawasi oleh pelatih. Sedangkan kalau latihan sendiri hanya diberikan program oleh pelatih dan mengirimkan video hasil latihan," curhat Elsa atas ketidak efektifan latihan yang setiap harinya harus mengirimkan video hasil latihannya.
Elsa pun mengkhawatirkan apabila latihannya tersebut, hanya terus dilakukan dirumah dan tanpa praktek di kolam renang.
Maka hal itu, lanjutnya, akan mempengaruhi terhadap persiapan dirinya untuk berkompetisi pada PON mendatang.
"Untuk persiapan PON ini bingung soalnya enggak ada latihan," ucap Elsa dengan rasa khawatir.
"Semoga virus ini cepat hilang biar saya dapat latihan lagi," harapnya.
Kemudian, Prestasi yang dimiliki oleh Elsa tersebut diakuinya memang sejak masih kelas 4 SD.
"Karena sering juga berenang disungai," ucap atlet Muda ini yang tinggal dekat tepian sungai kapuas.
"Sudah sering mendapatkan juara di olahraga renang," tambah Elsa yang masih berusia 14 tahun berstatus masih sekolah SMP.
Tak hanya itu, Elsa pun mengatakan dirinya juga termotivasi dari saudara kandungnya (abangnya) yabg memang menjadi perenang.
"Awalnya saya karena terbiasa renang di sungai dan termotivasi juga dari abang. Karena rumah saya pun dekat sungai," pungkasnya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak