Virus Corona Masuk Kalbar

Kadiskes Kalbar Dukung llmuan Kalbar Lakukan Penelitian Covid-19 yang Benar-Benar Teruji

Selanjutnya zat tersebut akan diuji coba dulu terhadap hewan seperti tikus, kelinci, kera yang telah ditulari dengan virus atau bakteri tertentu

Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, diwawancarai wartawan belum lama ini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -  Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson mendukung para peneliti dan ilmuan Kalbar yang ingin melakukan penelitian terhadap virus Covid-19.

Namun ia menekankan untuk menggunakan metode penelitian secara ilmiah, agar hasil memang benar- benar sudah teruji dan sahih.

Lalu jangan terburu- buru untuk melemparnya ke masyarakat.

Ia mengatakan siapapun tidak boleh mengklaim telah menemukan obat untuk virus Corona hanya dengan bukti yang katanya sudah bisa mengobati beberapa orang Orang Dalam Pengawasan (ODP).

"ODP kan belum tentu Kasus konfirmasi covid-19. PDP saja belum tentu Kasus Konfirmasi covid-19.

Jadi seperti kita ketahui dalam dunia ilmiah ilmu kedokteran bahwa untuk pembuktian suatu zat mempunyai efek terapi tertentu penelitiannya akan sangat panjang, mulai dari penelitian secara invitro maupun invivo," ujarnya , Minggu (5/4/2020).

Kadiskes Kalbar Jelaskan Standar APD dan Masker untuk Penanggulangan Covid-19

Selanjutnya zat tersebut akan diuji coba dulu terhadap hewan seperti tikus, kelinci, kera yang telah ditulari dengan virus atau bakteri tertentu, sampai percobaan ke tahap akhir yaitu pada manusia yang menjadi relawan baik yang tidak terinfeksi maupun yang terinfeksi virus atau bakteri tertentu yang sedang diteliti.

Ia menjelaskan bahwa penelitian pun akan ada metode pembandingan atau komparasi misalnya antara efek atau pengaruh pada orang yang terinfeksi yang diberikan obat atau zat dan efek pada orang yang terinfeksi tapi tidak diberikan zat yang sedang diteliti.

Perbandingan ini akan membuktikan bahwa apakah benar obat itu dapat memberikan efek terapi atau malah orang yang tidak diberi obat yang sedang ditelitipun ternyata bisa sembuh.

"Karena COVID-19 adalah self limiting disease yang artinya pasien dapat sembuh dengan sendirinya asal daya tahan tubuh nya kuat," ucapnya.

Penelitian ini akan sangat panjang, termasuk harus diteliti dalam dosis berapa obat tersebut tidak mempunyai efek.

Lalu dalam dosis berapa besar obat tersebut mempunyai efek terapi dan dalam dosis berapa obat tersebut justru meracuni.

"Saya mendukung peneliti, ilmuwan di Kalbar untuk melakukan penelitian terhadap penyakit ini, namun gunakan metode penelitian secara ilmiah, agar hasil memang benar- benar sudah teruji dan sahih.

Jangan buru-buru melempar ke masyarakat terhadap hasil yang belum terbukti secara ilmiah, karena hanya akan menimbulkan kegalauan, " pungkasnya. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved