Virus Corona Masuk Kalbar

Hasil Swab 2 PDP Corona Tak Kunjung Keluar, Bupati Jarot Putuskan Buat Ruang Isolasi Mandiri

"Kondisi dua pasien sudah membaik. Gejala klinis tidak ada," kata Jarot kepasa Tribun Pontianak.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Madrosid
IST/Anwar
Bupati Sintang, Jarot Winarno berdiskusi dengan Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Rosa Trifina saat meninjau dua pasien PDP yang dirawat diruang isolasi. 

SINTANG - Bupati Sintang, Jarot Winarno kembali memantau kondisi dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona yang dirawat di ruang isolasi RSUD Rujukan Ade M Djoen Sintang, Sabtu (28/3/2020).

Tidak seperti pemantauan sebelumnya, kali ini Jarot hanya mengenakan masker N-95 tanpa APD masuk ke ruang isolasi dan memantau perkembangan pasien dari layar monitor yang menampilkan pasien dari kamera CCTV.

Turut mendampingi juga, Kadis Kesehatan, Harysinto Linoh dan Direktur RSUD Ade M Djoen, Rosa Trifina.

"Kondisi dua pasien sudah membaik. Gejala klinis tidak ada," kata Jarot kepasa Tribun Pontianak.

Ketidakpastian hasil laboratorium dari Litbangkes dikeluhkan Jarot.

Padahal, swab pasien sudah dikirim sejak 10 hari lalu.

Sampai 12 hari pasien PDP 01, hingga hari ini litbangkes belum ada mengonfirmasi hasil uji lab.

Padahal, hasil uji lab positif atau negatifnya pasien sangat ditunggu-tunggu oleh pemerintah dan rumah sakit untuk mengambil tindakan selanjutnya.

Update Terkini Dua Pasien di Ruang Isolasi RSUD Abdul Aziz, Diskes Belum Terima Hasil Laboratorium

"Kita memahami situasi nasional. Masalah kita sekarang kita punya ruang isolasi cukup memadai, tapi problem kita konfirmasi laboratorium. Ini pasien sudah hampir 2 minggu. Gejala klinil gak ada. Kondisi baik," ungkap Jarot.

Padahal, berdasarkan protokol kesehatan, pasien yang menunjukan keadaan membaik, tidak demam dalam tiga hari, tidak batuk, pilek dan sesak nafas kemudian dua kali konfirmasi lab negatif, pasien sudah bisa keluar. Namun, sampai saat ini hasil lab dari Jakarta belum juga keluar.

"Tapi kan problem kita sekarang di laboratorium, kita sudah kirim 10 hari yang lalu tapi tidak ada hasilnya sampai sekarang. Kita sudah menghubungi ke mana mana sampai ke litbangkes semua kita hubungi. (Karena belum keluar hasil lab) menyulitkan kita kapan (pasien) harus dikeluarkan," sesal Jarot.

Karena tak kunjung ada kepastian dari Litbangkes, Jarot lantas berinisiatif untuk memindahkan pasien PDP yang kondisinya sudah membaik tersebut ke ruang isolasi mandiri.

Jarot meminta pihak rumah sakit menyulap ruangan rawat inap yang belum difungsikan untuk dijadikan ruang isolasi mandiri.

"Akhirnya, dengan segala keterbatasan, kita putuskan kita keluarkan dari ruang isolasi kalau nanti sudah 14 hari ndak ada gejala klinis. Kita masukan ke isolasi mandiri. Masih di rumah sakit, kita buatkan 2 ruangan," jelas Jarot.

Ada banyak pertimbangan Jarot dalam memutuskan mengeluarkan pasien dari ruang isolasi apabila PDP sudah dalam keadaan membaik. "Kalau di ruang isolasi ketat, itu memakan energi pikiran, sumberdaya, dana dan sebagainya," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved