Corona Masuk Indonesia

SEKELUARGA Terserang Demam Usai Nekad Buka Kantong Jenazah Korban PDP Corona, Kini Mereka Diisolasi

Sebab jika tidak diperlakukan secara khsus dikhawatirkan akan ada penularan infeksi kepada orang yang masih hidup.

Editor: Mirna Tribun
KompasTV
Dokter Muhammad Aris, juru bicara penanganan Covid-19 di Kolaka Sulawesi Tenggara. Pasien PDP di dalam mobil pribadi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.IDKeluarga pasien PDP corona yang wafat di Kolaka Sulawei Tenggara nekat membawa pulang jenazah tanpa protap membawa jenazah karena penyakit infeksi.

Keluarga mebawa pulang jenazah pasien yang PDP corona tersebut dengan mobil pribadi.

Setibanya di rumah duka, kerabat dan keluarga juga mungkin tetangga sudah memanti kedatangan pasien PDP corona tersebut.

Tentu, seperti yang diberitakan KompasTv, di situ terjadi banyak sekali kerumunan manusia.

Untuk diketahui, melansir KompasTV, pihak RSUD Bahteramas Kendari membenarkan kejadian itu.

Juga menginformaskan jika pasien tersebut memang PDP corona dan sudah dirawat di RSUD Bahteramas Kendari selama dua hari.

Almarhum berusia 34 tahun dan sudah menjalan tes swab corona, tapi hingga pasien meninggal hasil tesnya belum keluar.

Menurut Direktur RSUD Bahteramas Sulawei Tenggara, Syarif Subijakto, almarhum meninggal dunia belum diketahui karena penyakit apa.

Sakitnya dicurigai karena bronchopneumonia.

KABAR GEMBIRA, Ilmuwan Prediksi Kasus Virus Corona di Indonesia Berakhir Pada Akhir April 2020

Direktur RSUD Bahteramas Sulawei Tenggara, Syarif Subijakto

KompasTV
Direktur RSUD Bahteramas Sulawei Tenggara, Syarif Subijakto

Adapun menurut ketarangan dokter Muhammad Aris, juru bicara penangna Covid-19 di Kolaka Sulawesi Tenggara, yang diwawancara redaksi KompasTV mengatakan, "Menurut laporan dokter yang menangani almarhum, jenazah sudah diperlakukan sebagaimana harusnya rumah sakit menangani pasien PDP, tapi keluarga menolak, dan langsung diambil dan dimasukan ke mobil pribadi."

Masih menurut Aris, pihak medis tidak bisa berbuat apa-apa saat itu termasuk saat keluarga membuka bungkus plastik jenazah dan dimandikan. 

Padahal penanganan jenazah pasien corona, sekalipun masih PDP, perlakukannya harus khusus.

Sebab jika tidak diperlakukan secara khsus dikhawatirkan akan ada penularan infeksi kepada orang yang masih hidup.

Oleh karena itu, menurut Aris pihaknya akan mendata siapa saja yang melakukan kontak dengan jenazah dan akan mengisolasi.

TERUNGKAP Fakta Dari Pasien Virus Corona yang Sembuh, Paru-parunya Sampai Segini Parah

REKAMAN Menyedihkan, Banyak Penderita Virus Corona Terbaring Lemah di Lantai Rumah Sakit Ini

dokter Muhammad Aris, juru bicara penangna Covid-19 di <a href='https://pontianak.tribunnews.com/tag/kolaka' title='Kolaka'>Kolaka</a> Sulawesi Tenggara. Pasien PDP di dalam mobil pribadi.

KompasTV
dokter Muhammad Aris, juru bicara penangna Covid-19 di Kolaka Sulawesi Tenggara. Pasien PDP di dalam mobil pribadi.

Sementara itu, melansir berita dari suarapringan.com (21/3/2020) yang menurunkan berita dengan judul; Mandikan Jenazah Korban Corona, Satu Keluarga Mulai Terserang Demam, menyebutkan jika ada satu keluarga di Jalan Mallengkeri, Makassar dilaporkan mulai terserang demam, seusai sang istri ikut memandikan jenazah Ha (50), korban Covid-19 yang meninggal dunia 15 Maret lalu di Jalan Rajawali.

Sang istri, Hs masih saudara angkat dengan Ha.

Hs sendiri berdomisili di wilayah ini.

Musdalifah melaporkan, untuk sementara, Hs bersama keluarganya diisolasi di rumahnya.

Untuk menghindari adanya kontak dengan warga sekitar, ia telah meminta Hs dan keluarga agar tidak keluar rumah.

Warga juga sudah diimbau menjaga jarak dengan rumah Hs.

“Saya masih menunggu tim medis. Soalnya kita belum tahu kondisi sebenarnya. Apakah beliau benar-benar terpapar Corona atau tidak,” jelas Musdalifah.

Lockdown Wuhan Akan Dicabut, Ilmuwan Malah Ungkap Hal Mengejutkan Soal Kasus Corona Tak Terdeteksi

Menurut Musdalifah, Hs, suami dan anaknya mulai merasakan demam sejak malam tadi.

Hs langsung dibawa ke puskesmas untuk memeriksakan suhu tubuh pagi tadi.

“Hasilnya ya itu. Suhu tubuhnya 37,5 derajat. Agak tinggi memang. Tadi dia sampaikan anak dan suaminya juga mulai demam. Kondisinya drop,” jelas Musdalifah.

Musdalifah menuturkan, Hs adalah saudara angkat dari Ha, pasien Covid-19 yang meninggal dunia 15 Maret lalu.

Hs ikut memandikan jenazah saudaranya itu bersama beberapa warga lainnya.

“Ya dia ikut memandikan,” ucapnya.

Selain gejala demam, kata Ifa belum ada gejala lain yang dialami Hs bersama suami dan anaknya.

Musdalifah mengungkapkan, saat ini situasi di Jalan Mallengkeri sekitar tanggul sangat panik. Ia mengaku sudah berusaha menenangkan warga agar tetap tenang.

Di lokasi juga sudah turun petugas dari Koramil Tamalate dan Polsekta. Petugas memasang pembatas area agar tidak mendekati sementara rumah Hs.

“Yang kami sayangkan ini petugas medis belum ada yang muncul. Padahal sudah kami laporkan,” imbuhnya.(*)

Artikel ini telah terbit sebelumnya di https://health.grid.id/read/352077154/jenazah-pdp-covid-19-di-kolaka-sulawesi-dibawa-pulang-dengan-mobil-pribadi-satu-keluarga-demam-usai-mandikan-jenazah-corona?

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved