Ketangguhan Jembatan Gantung Nanga Ungai Sintang Kalbar, Tahan Beban hingga 2 Ton

Menurut Junaidi, jembatan gantung rangka baja ini sangatlah kokoh walaupun dibangun sesederhana mungkin.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Madrosid
IST/Eky
Bupati Sintang, Jarot Winarno bersama anggota DPRD Kalbar, Suyanto Tanjung dan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XX Pontianak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga, Junaidi meninjau jembatan gantung nanga ungai. 

SINTANG - Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XX Pontianak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga, Junaidi mengungkapkan jembatan gantung rangka baja Nanga Ungai mampu menahan beban maksimal 2 ton.

Menurut Junaidi, jembatan gantung rangka baja ini sangatlah kokoh walaupun dibangun sesederhana mungkin.

"Kalau dari spesifikasi jembatan gantung ini bisa berumur sampai 20 tahun," ungkapnya.

Jembatan gantung rangka baja Nanga Ungai membentang sepanjang 84 meter.

Lebarnya 1,8 meter. Jembatan yang baru diresmikam tersebut dianggarkan pada tahun 2019 sebesar 4,3 miliar.

"Mampu menampung sebanyak 40 orang secara bersamaan," kata Junaidi.

Jembatan Gantung Desa Kensuray Putus, Ini Penjelasan Kapolsek Kalis

Junaidi yakin bahwa pembangunan jembatan gantung rangka baja ini sangatlah kokoh, bahkan hingga 20 tahun.

"Karena bahan yang digunakan merupakan bahan yang bagus, tetapi kembali lagi kepada perawatannya, yang harus dijaga dan dirawat bersama-sama oleh masyarakat setempat. Jangan sampai ada baut-baut yang longgar, karena kontruksi ini semuanya menggunakan baut," pesannya.

Hadirnya jembatan gantung ini mampu mengkoneksikan masyarakat di 13 desa yang ada di wilayah Kecamatan Kayan Hulu kini semakin terhubung dengan hadirnya jembatan gantung rangka baja yang baru saja diresmikan oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno.

Jembatan gantung Nanga Ungai merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menghubungkan 13 desa menuju Kecamatan Kayan Hulu.

"Ini namanya keterhubungan. Dengan adanya jembatan gantung yang berada di Desa Nanga Ungai Kecamatan Kayan Hulu ini mendapat perhatian dari pemerintah pusat," kata Jarot.

Sebelum terbangun jembatan gantung, kontruksinya terbuat dari kayu, seiring berjalan jembatan tersebut hancur karena banjir.

Tetapi, dari pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta DPR-RI dapil Kalbar cepat tanggap untuk merespon kejadian tersebut, sehingga dengan cepat membangun jembatan gantung dengan kontruksi rangka baja.

"Dalam dua tahun ini, sudah empat jembatan gantung rangka baja dibangun," ungkapnya.

Tahun 2020 ini, pemerintah pusat mengalokasikan dua jembatan yang akan dibangun, antara lain: jembatan gantung di Desa Sungai Buaya Kecamatan Kayan Hilir dan di Desa Sebadak Kecamatan Ketungau Hulu.

"Jadi kita bagi-bagilah jembatan ini untuk menyambung konektivitas masyarakat,"jelasnya.

Dengan hadirnya jembatan gantung rangka baja ini memudahkan konektivitas masyarakat desa ke Ibukota Kecamatan Kayan Hulu.

Menurut Jarot, konektivitas antara ibukota Kecamatan Kayan Hulu dengan 13 desa berdampak terhadap banyak hal.

"Kalau lah konektivitas ini tidak terhubung, maka akan menimbulkan ekonomi biaya tinggi, seperti contoh, kalau menggunakan kendaraan air boros pada biaya minyaknya. Tetapi dengan adanya jembatan gantung ini biaya transportasi lebih murah bisa menggunakan kendaraan roda dua menuju ibukota Kecamatan Kayan Hulu, sehingga ini sangat diperlukan untuk daerah kita," beber Jarot.

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved