Beratnya Perjuangan Pelajar di Tempunak, Harus Angkat Sepeda Motor Agar Sampai Sekolah
Mereka, harus berjibaku melewati medan berat jalan berlumpur dan licin setiap harinya untuk menuntut ilmu.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
SINTANG - Pelajar SMAN 03 Tempunak harus melewati sejumlah rintangan agar bisa sampai ke sekolah.
Mereka, harus berjibaku melewati medan berat jalan berlumpur dan licin setiap harinya untuk menuntut ilmu.
Medan yang dilewati sangat sulit ketika musim penghujan seperti saat ini.
Ruas jalan Mansik-Gurun Mali, Kecamatan Tempunak hancur.
• Pemkot Pontianak Komitmen Tingkatkan Sarana Prasarana Pendidikan
• Mengenal Jamahari, Seniman Kayong Utara Perancang Batik Seragam Pelajar

Sepeda motor sulit untuk bisa lolos dari celah sempit.
“Posisi turun aja motor harus diangkat, baru bisa maju,” kata Paulinus, warga setempat kepada Tribun Pontianak, Minggu (1/3/2020).
Ruas jalan tersebut merupakan satu-satunya akses anak sekolah dari tiga desa: Gurun Mali, Jaya Mentari dan Sungai Buluh.
Tidak hanya anak SMA, tapi juga SMP.
Jarak dari Desa Merti Jaya ke SMP kurang lebih 15 menit.
Untuk pelajar SMA, rerata 30 menit ke sekolahan dari desa melewati ruas jalan tersebut.
“Kalau pas hujan, susah lewat jalan itu. Tetap harus ada yang bantu angkat motor dari belakang,” ujar Paulinus.
Saat berangkat ke sekolah, anak-anak menyiasati dengan pakaian ganti.
Jika tidak, sesampainya di sekolah, seragam mereka bisa kotor.
“Biasanya kalau hujan, mereka bawa pakaian. Ganti pakaian di sekolah,” ungkapnya.
Paulinus berharap, pemerintah memperhatikan ruas jalan tersebut agar fungsional dan mudah dilewati masyarakat dan pelajar. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak