Pasien Suspect Virus Corona di Semarang Meninggal Dunia, Begini Penjelasan RSUP Kariadi Semarang
Pasien tersebut baru pulang ke Indonesia pada 12 Februari 2020 setelah melakukan perjalanan dari Spanyol dan transit di Dubai.
Terkait penaganan, dr Agus menyampaikan, kalau pasien belum jelas atau pasien dalam kategori pengawasan, perlakuannya dianggap positif terlebih dahulu.
"Kenapa kami anggap positif? Karena kami melindungi diri dan petugas-petugas kesehatan."
"Katakanlah, seperti teman-teman kami yang dipulangkan dari China itu."
"Walaupun secara fisik mereka sehat, petugas tetap ditangani atau diperlakukan sama."
"Misal di ruang isolasi, petugasnya dengan pakaian khusus. Tujuannya untuk mencegah kalau misalnya itu terbukti infeksi," tuturnya.
Bagi dia, petugas perlu selama 24 jam penuh menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) standar.
"Jadi setiap shif mereka memakai APD. Sampai pasien meninggal pun, prosesnya kami samakan dengan pasien-pasien yang dianggap positif."
"Sampai kemudian sehari setelah meninggal hasilnya keluar dan negatif. Kalau negatif, kami yang melakukan penanganan," tambahnya.
Negatif Corona
Sebelumnya juga telah disampaikan oleh Kabid Pelayanan Medik RSUP dr Kariadi Semarang, dr Nurdopo Baskoro.
"Menurut hasil laboratorium yang kami terima Senin (24/2/2020), pasien tersebut negatif corona (Covid-19)," kata dr Nurdopo kepada Tribunjateng.com, Selasa (25/2/2020) malam.
Saat ini pasien sudah dikembalikan ke keluarga dan keluarga sudah diberi edukasi terkait penanganan pasien yang meninggal tersebut.
"Karena sebelumnya, pasien yang meninggal belum diketahui penyebabnya."
"Maka kami perlakukan pengawasan virus Covid-19."
"Sehingga, perlakuan yang kami lakukan seperti pasien yang terkena virus corona," tambahnya.
Pasien tersebut merupakan WNI dari Jawa Tengah.
Menurutnya, setiap pasien yang diduga terjangkit virus corona, yang sudah keluar, mendapatkan resume ringkasan perawatan.
Termasuk juga catatan apabila yang bersangkutan mendapatkan gejala klinis seperti sebelumnya harus kembali atau segera ke klinik.
"Alhamdulillah yang sudah kami pulangkan tidak ada masalah," ujarnya.
Sementara masih dalam paparannya menyampaikan, tiga pasien berstatus pengawasan sebelumnya, dipastikan negatif corona (Covid-19).
"Pada pekan lalu, kami masih menunggu hasil dari Litbangkes Jakarta."
"Hasilnya sudah keluar kemarin, Senin (24/2/2020). Hasilnya Alhamdulillah negatif corona."
"Jadi tidak terbukti pasien yang kami rawat pada pekan lalu itu terinfeksi virus Novelcorona."
"Nama virus itu novelcorona, nama penyakitnya Covid-19," tutur dr Agoes Poerwoko.
Dia menuturkan, kedua WNI itu punya riwayat kunjungan ke luar negeri.
Kembali ke Indonesia ada gejala klinis demam, batuk, dan pilek.
Kunjungan ke luar negeri yang dimaksud adalah negara-negara yang sudah dinyatakan positif virus corona.
"Jadi untuk dua hal itu, kunjungan ke luar negeri dan gejala klinis pasien yang masuk, kami masukkan ke dalam pengawasan."
"Jadi ketiga pasien itu awalnya memang kami masukkan ke dalam pasien pengawasan," ujarnya.
dr Agoes Poerwoko menuturkan, secara klinis dari hasil lab yang keluar, mereka dinyatakan negatif corona.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Soal Meninggalnya Pasien dalam Pengawasan Corona, Ini Penjelasan Lengkap RSUP Kariadi Semarang dan di Kompas.com dengan judul "Fakta Meninggalnya Pasien Suspect Virus Corona di Semarang, Gangguan Napas Berat dan Pulang dari Spanyol", https://regional.kompas.com/read/2020/02/27/05450041/fakta-meninggalnya-pasien-suspect-virus-corona-di-semarang-gangguan-napas?page=all#page2.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Riska Farasonalia, Retia Kartika Dewi | Editor: David Oliver Purba, Virdita Rizki Ratriani)