Masjid dan Gereja Berdampingan, Indra Kusuma: Toleransi Umat Beragama di Sekadau Cukup Tinggi
kerukunan umat beragama itu juga terjalin baik di setiap instansi dan lembaga baik di Pemerintahan dan di masyarakat
Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Jamadin
SEKADAU- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sekadau, Tengku Indra Kusuma sebut Gereja dan Masjid berdampingan adalah bentuk toleransi umat beragama di Sekadau, Senin (24/2/2020)
"Alhamdulillah kita lihat ada kerukunan, toleransi umat beragama sudah sangat tinggi, buktinya dengan adanya masjid dan gereja yang berdiri berdampingan sampai saat ini tidak ada permasalahan," ujar Tengku Indra Kusuma.
Tengku menyebut sejak berdirinya Gereja Methodist Indonesia di samping Masjid Al-Muhajirin, masyarakat tidak pernah saling mengganggu.
"Masyarakat kita sudah paham dan mengerti tentang pentingnya toleransi umat beragama. Ibadah masing-masing, kita juga saling menjaga keamanan dan kedamaian," ungkap Tengku Indra Kusuma.
• Toleransi Umat Beragama di Sekadau, Gereja dan Masjid Berdiri Berdampingan
Tengku Indra Kusuma menyebut, kerukunan umat beragama itu juga terjalin baik di setiap instansi dan lembaga baik di Pemerintahan dan di masyarakat
"Karena ada yang namanya bagimu agamamu, dan bagiku agamaku. Jadi kita tidak pernah mempermasalahkan soal agama. Tidak ada yang namanya saling mengganggu jika tentang peribadatan," kata Kepala Kantor Kemenag Sekadau itu.

Ia pun berharap kedepannya semakin banyak organisasi kepemudaan maupun keagamaan yang saling membantu dalam pembangunan di Sekadau.
"Bagi generasi muda, kita bersama-sama membangun Sekadau, jangan justru saling memecah belah, karena tidak ada agama manapun yang mengajarkan tentang permusuhan," tutup Tengku Indra Kusuma.
Saling Menghargai
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sekadau Paulus Lion menyebut berdirinya Gereja dan Masjid yang berdampingan di Kabupaten Sekadau adalah kesepakatan bersama, Senin (24/2/2020)
"Ijin untuk mendirikan sebuah bangunan rumah ibadat itu pertama rekomendasi dari Kepala Desa, kemudian Camat, FKUB dan Bupati, Bupati lah yang memberikan ijin atas bangunan tersebut, dan selama ini tidak ada masalah," ujar pria yang biasa disapa Pak Lion itu
Menurutnya masyarakat sudah terbiasa untuk saling menghargai. Seperti saat azan berkumandang, masyarakat sudah paham.

Termasuk jika ada kegiatan di Gereja, yang berdekatan dengan Masjid, maka tidak ada hal-hal yang dapat dipermasalahkan.
"Seperti saya, secara pribadi yang rumah berhadapan langsung dengan Surau. Meski bukan beragama muslim, ketika mendengar azan saya sudah terbiasa. Justru saya merasa terbantu, seperti di pagi hari ketika umat muslim akan sholat subuh. Saya terbiasa bangun pagi, karena mendengar azan," jelasnya
Lion juga mengingatkan kepada masyarakat, bahwa saling menghormati adalah hal mutlak, dalam bidang apapun.