Kisah Peng Yinhua, Dokter Muda Wuhan Meninggal Tertular Virus Corona, Tunda Nikah Demi Tolong Pasien
Sebelumnya, dokter berusia 29 tahun tersebut memilih membantu mengobati pasien corona dan menunda pernikahannya.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang Dokter Muda Meninggal setelah terjangkit virus corona. Sebelumnya, dokter berusia 29 tahun tersebut memilih membantu mengobati pasien corona dan menunda pernikahannya.
Dokter Muda di Wuhan itu bernama Peng Yinhua.
Dilansir China Plus pada Jumat (21/2/2020), dokter berusia 29 tahun itu bekerja tanpa henti selama siang dan malam, untuk mengobati pasien virus corona.
Ketika mendengar bahwa virus dengan nama resmi Covid-19 itu menyebar tak terkendali dan butuh bantuan spesialis, dia langsung mengajukan diri.
Padahal, dia sudah bersiap untuk menikah pada 1 Februari 2020.
• Empat Warga Indonesia Positif Virus Corona, Menkes Terawan Agus Putranto : Perawatan di Jepang
• Tak Hanya Wuhan, Kota Daegu Korea Selatan Mendadak Menjadi Kota Hantu Setelah Virus Corona Mewabah
"Saya masih muda. Saya bisa bekerja selama berjam-jam," katanya saat itu.
Namun, Peng Yinhua dilaporkan positif terinfeksi pada 25 Januari 2020.
Kondisinya memburuk saat dipindahkan ke Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan pada 30 Januari, untuk mendapat perawatan darurat.
Diberitakan The Guardian, pihak rumah sakit mengumumkan bahwa sang dokter muda itu Meninggal pada Kamis (20/2/2020) pukul 21.50 waktu setempat.
Kematiannya terjadi karena adanya peningkatan dari patogen, yang diyakini berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan.
Beijing mengumumkan adanya 1.109 kasus penularan baru.
Jumlah itu naik hampir dua kali lipat dibandingkan 394 pada hari sebelumnya.
Total, 74.685 orang seantero Negeri "Panda" terjangkit Covid-19, dengan 2.236 korban Meninggal setelah otoritas mengumumkan 118 kasus kematian baru.
Jumlah tersebut termasuk lebih dari 500 kasus infeksi yang ditemukan di penjara seantero China, yang membuat pemerintah melakukan revisi.
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, virus tersebut harus dianggap sebagai "musuh publik nomor satu".