Siswi SD Korban Kekerasan Seksual Oknum Guru di Kayong Utara Alami Stres Berat
Pihaknya pun memutuskan untuk menunda sementara kegiatan belajar korban demi pemulihan kondisi psikologisnya.
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Maudy Asri Gita Utami
KAYONG UTARA - Pelajar SD korban kekerasan seksual oleh oknum gurunya di Kabupaten Kayong Utara mengalami stres berat.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kayong Utara, Al Ghazali mengatakan, stres yang menimpa korban bukan karena kasus yang dia alami.
Tetapi justru karena tuduhan tidak berdasar yang kerap dilontarkan warga terhadapnya.
Sejumlah warga justru menganggap siswi berusia 12 tahun itu yang bersalah.
• CINTA Terlarang Oknum Guru SD dengan Siswi SMP Terbongkar! Berhubungan di Kelas dan Perpustakaan
"Pertama korban itu bukan stres karena kasusnya, tapi oleh karena omongan tetangga. Masyarakat sekitar itu malah menyalahkan dia, entah anaknya gini lah, anaknya gitu," kata Al Ghazali di Sukadana, Rabu (29/1/2020).
Al Ghazali berkata, korban sampai sekarang juga masih malu datang ke sekolah.
Pihaknya pun memutuskan untuk menunda sementara kegiatan belajar korban demi pemulihan kondisi psikologisnya.
Walaupun dia sempat mengikuti ulangan semester ganjil akhir 2019 lalu.
Rencananya, korban akan disekolahkan kembali setelah memasuki tahun ajaran 2020-2021.
Al Ghazali mengaku tidak punya pilihan lain.
Pasalnya, korban juga tidak mendapat dukungan berarti dari kedua orangtuanya yang telah berpisah untuk pemulihan kondisi psikologisnya.
Korban hanya tinggal bersama kakek dan neneknya.
Kedua orangtuanya masing-masing sudah menikah lagi dan memiliki kehidupan sendiri.
"Sedangkan dia (korban) ini sebenarnya perlu support dari orangtua kandungnya. Tapi orangtua kandungnya masing-masing udah punya kehidupan," ujar Al Ghazali.
Kendati begitu, Al Ghazali memastikan pihaknya bakal terus mendampingi korban hingga kondisinya benar-benar pulih.