PRAHARA Kematian Mantan Istri Sule Diduga Pembunuhan Berencana, Sosok Ini Bongkar Fakta Baru

Demi mengetahui kebenarannya, pelantun lagu ‘Kesempurnaan Cinta’ ini lantas melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.

Editor: Mirna Tribun
KOLASE/Istimewa
PRAHARA Kematian Mantan Istri Sule Diduga Pembunuhan Berencana, Sosok Ini Bongkar Fakta Baru. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Meski sudah hampir satu bulan, kepergian Lina Jubaedah, mantan istri Sule, masih menyisakan prahara.

Hal tersebut bermula dari kejanggalan yang dirasakan sang anak sulung, Rizky Febian, usai menemukan adanya luka lebam pada jenazah mendiang Lina.

Demi mengetahui kebenarannya, pelantun lagu ‘Kesempurnaan Cinta’ ini lantas melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.

Menindaklanjuti laporan dari Rizky Febian, pihak kepolisian pun mulai melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi.

Sesuai dengan panggilan penyidik, para pihak yang dipanggil polisi diminta untuk memberikan keterangan sebagai saksi atas dugaan tindak pidana pembunuhan berencana.

Dari pemeriksaan saksi tersebut, satu per satu fakta pun mulai terungkap.

Salah satu fakta dibongkar oleh Winarno Djati, SH, seorang pengurus RW yang merangkap sebagai pengacara para saksi yang memandikan jenazah Lina Jubaedah.

Mengutip dari tayangan Silet yang diunggah di kanal YouTube ‘RCTI – INFOTAINMENT’ pada Senin (20/1/2020), Winarno menceritakan kronologi para saksi saat memandikan mendiang Lina.

Ia mengatakan bahwa kala itu para saksi terlebih dahulu memotong kuku almarhumah.

Sule dan Teddy Kini Perang Dingin hingga Saling Sindir Setelah Lina Tiada, Ternyata Sempat Akrab

"Yang terjadi dan yang dilakukan sudah disampaikan ke penyidik. Keempat ibu-ibu dan satu pembantu itu memang pertama-tama melakukan pemotongan kuku.

Kuku almarhumah itu dipotong, yang dikoordinir oleh ibu hajah Heti," ujar Winarno.

Selanjutnya, tangan mendiang Lina diangkat ke atas dan diketahui 10 jari tangannya membiru.

Winarno menyatakan hal tersebut juga diketahui langsung oleh Teddy.

"Setelah dipotong kuku, nah saat itu, karena waktu itu tidak boleh berbicara sesama ini (yang memandikan).

Hanya kemudian tangan almarhumah agak sedikit diangkat ke atas, nah dilihatkan semua yang ada ibu-ibu itu, ditambah Pak Teddy melihat bahwa memang di sepuluh driji (jari) kanan kiri itu membiru," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved