DISINFORMASI

CEK FAKTA - Ketua Umum PBNU Said Aqiel Siradj Beragama Hindu

Beredar sebuah postingan di media sosial yang menyebutkan bahwa Ketua Umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj beragama Hindu.

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
SURYA
Prof Dr KH Said Aqil Siradj MA | CEK FAKTA - Ketua Umum PBNU Said Aqiel Siradj Beragama Hindu. 

DISINFORMASI - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia atau disingkat Kemkominfo melalui situs web kominfo.go.id meluruskan informasi tidak benar yang beredar di media sosial.

Kali ini menyeret nama Ketua Umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj.

Beredar sebuah postingan di media sosial yang menyebutkan bahwa Ketua Umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj beragama Hindu.

CEK FAKTA - Akun Facebook Mengatasnamakan Jarot Winarno Bupati Sintang

Berikut penjelasan lengkap Kemkominfo:

Beredar sebuah postingan di media sosial yang menyebutkan bahwa Ketua Umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj beragama Hindu.

Faktanya, dilansir dari medcom.id Klaim bahwa Ketua PBNU Said Aqil Siradj beragama Hindu adalah tidak benar.

Said Aqil lahir di lingkungan pesantren dan salah satu pemuka agama islam di Indonesia dan mengetuai organisasi keagamaan berlandaskan islam terbesar di Indonesia.

KATEGORI: HOAKS

Mengenal Lebih Dekat KH Said Aqil Siroj

Tak kenal maka tak sayang.

Barangkali peribahasa itu tepat untuk menggambarkan keadaan Indonesia akhir-akhir ini, dimana orang tak hanya tak kenal dan tak sayang, tetapi bahkan justru memfitnah, membenci dan memaki, dengan orang yang belum dikenalnya di media.

Tak terkecuali, berbagai fitnah, berita palsu (hoax) dan makian yang dialamatkan kepada Prof Dr KH Said Aqil Siradj, MA, Ketua Umum Ormas Islam terbesar di dunia: Nahdlatul Ulama (NU).

Untuk itu, tulisan ini sedikit mengupas profil beliau, sosok santri yang dulu pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) itu dinobatkan oleh Republika sebagai Tokoh Perubahan Tahun 2012 karena kontribusinya dan komitmennya dalam mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berperan aktif dalam perdamaian dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah.

***

Ketika usia negara ini masih belia – delapan tahun – dan para pendiri bangsa baru beberapa tahun menyelesaikan “status kemerdekaan” Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949, di sebuah desa bernama Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, senyum bahagia KH Aqil Siroj mengembang.

Tepat pada 3 Juli 1953, Pengasuh Pesantren Kempek itu dianugerahi seorang bayi laki-laki, yang kemudian diberi nama Said.

Said kecil kemudian tumbuh dalam tradisi dan kultur pesantren.

Dengan ayahandanya sendiri, ia mempelajari ilmu-ilmu dasar keislaman.

Kiai Aqil sendiri – Ayah Said – merupakan putra Kiai Siroj, yang masih keturunan dari Kiai Muhammad Said Gedongan.

Kiai Said Gedongan merupakan ulama yang menyebarkan Islam dengan mengajar santri di pesantren dan turut berjuang melawan penjajah Belanda.

“Ayah saya hanya memiliki sepeda ontel, beli rokok pun kadang tak mampu. Dulu setelah ayah memanen kacang hijau, pergilah ia ke pasar Cirebon. Zaman dulu yang namanya mobil transportasi itu sangat jarang dan hanya ada pada jam-jam tertentu,” kenang Kiai Said dalam buku Meneguhkan Islam Nusantara; Biografi Pemikiran dan Kiprah Kebangsaan (Khalista: 2015). Baca Selengkapnya>>>>>

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved