BPS Sebut Ekspor Kalbar Turun Sebaliknya Impor Malah Melonjak
Penurunan ekspor paling tajam terjadi pada komoditas Kayu, Barang dari Kayu (HS44) sebesar 50,63 persen. Lalu ekspor tembakau (HS24) juga anjlok
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
PONTIANAK - Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat menyampaikan bahwa nilai ekspor Kalimantan Barat November 2019 turun 2,57 persen dibanding Oktober 2019. Dengan nilai penurunan yaitu dari 106,21 juta dolar menjadi 103,48 juta dolar.
Dari data yang disajikan BPS Kalbar, terkuak beberapa komoditas yang turun ekspornya pada November. Bijih, Kerak dan Abu Logam (HS26) penurunan ekspornya 7,36 persen dibandingkan Oktober lalu.
• Libur Akhir Tahun Trafik Data XL di Kalbar Naik 8%
• Malam Pergantian Tahun, XL Axiata Klaim Kenaikan Trafik Data hingga 77%
• Inflasi Pontianak Terendah Sejak 2012, BPS Puji Kinerja TPID
Penurunan ekspor paling tajam terjadi pada komoditas Kayu, Barang dari Kayu (HS44) sebesar 50,63 persen. Selanjutnya ekspor tembakau (HS24) juga anjlok yang turun hingga 49,50 persen. Lalu untuk Karet dan Barang dari Karet (HS40) ekspor pada November juga turun drastis sebesar 21,45 persen.
Kepala BPS Kalbar Pitono menjelaskan Bijih, Kerak dan Abu Logam (HS26), Bahan Kimia Anorganik (HS28), serta Lemak & Minyak Hewan/Nabati (HS15), merupakan tiga komoditi unggulan ekspor Kalimantan Barat November 2019.
“Masing-masing berkontribusi 38,69 persen, 28,98 persen, dan 13,55 persen. Ketiga golongan barang ini menyumbang 81,22 persen dari total nilai ekspor Kalimantan Barat,” paparnya.
Sementara itu Tiongkok, Malaysia, dan India merupakan tiga negara tujuan ekspor Kalimantan Barat terbesar pada November 2019. Masing-masing Tiongkok mencapai nilai ekspor 52,58 juta dolar, lalu Malaysia sebesar 30,09 juta dolar, dan ke India sebesar 11,29 juta dolar.
“Ketiga negara tujuan ini kontribusi pada kinerja ekspor Kalbar sebesar 90,80 persen atau nilai mencapai 93,96 juta dolar,” kata Pitono.
Sementara itu geliat impor Kalbar pada November 2019 justru melaju hingga 40,72 persen dibanding Oktober 2019. Nilai impor pada yang pada Oktober lalu hanya 31,53 juta dolar naik menjadi 44,37 juta dolar.
Pitono menjelaskan berdasarkan Golongan Barang Impor maka Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (HS84), Bahan Bakar Mineral (HS27), serta Benda-benda dari Besi dan Baja (HS73), merupakan penyumbang impor terbesar Kalimantan Barat pada November 2019.
“Ketiga golongan barang tersebut menyumbang masing-masing 42,80 persen, 42,37 persen, dan 5,48 persen dengan kontribusi 90,65 persen,” papar Pitono.
Tiongkok, Malaysia, dan Singapura merupakan tiga negara pemasok terbesar impor Kalimantan Barat pada November 2019. Masing-masing dari Tiongkok sebesar 45,89 persen, Malaysia 36,31
persen, dan Singapura 13,97 persen.
Kontribusi ketiga negara tersebut dalam kinerja impor Kalbar nilainya mencapai 42,67 juta dolar atau 96,17 persen dari keseluruhan nilai impor Kalimantan Barat.