CATATAN Sejarah Pendopo Bupati Sintang: Kokoh Ratusan Tahun, Ludes Terbakar & Dibangun Ulang
Bangunan berusia ratusan tahun ludes dalam hitungan jam. Dugaanya, korsleting listrik akibat sambaran petir menjadi pemicunya.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Ada beberapa bekas kayu belian lama yang selamat dari api dipergunakan untuk lantai.
Jumlahnya lebih dari 30 keping.
Selebihnya, kayu baru.
Sangat sulit mencari sejarah pembangunan rumah Asisten Residen Sintang.
Drs. Anouk Fienig dalam bukunya “On the history of Sintang- A collection of books, manuscripst, archives and articles” tidak mengulas sejarah pendirian rumah Assiten Residen Belanda di Sintang.
Di dalam buku Indische Brieven yang tebalnya mencapai 320 berbahasa Belanda pun tidak ditemukan sejarahnya.
Buku itu hanya berupa kumpulan surat yang ditulis oleh Bouwe Jakob Kuik dan istrinya Riek Tesselink.

Isi catatan mereka lebih banyak mengisahkan kisah perjalanan mereka.
Mulai dari proposal lamaran Kuik untuk Riek, bulan madu ke Papandan.
Bouwe Jakob Kuik merupakan Asisten residen kala itu.
Dia dia merupakan pegawai negeri tertinggi di suatu afdeling.
Mereka datang dan mendiami yang saat ini menjadi pendopo bupati tahun 1936.
Selama Kuik meninggali rumah residen di Sintang, tak banyak dia menceritakan bagaimana detail bangunan, isi rumah, tata ruang dan lain sebagainya.
Kebanyakan catatan Kuik lebih kepada cerita perjalanannya menyusuri sungai mengunjungi hampir seluruh kesultanan di kalimantan.
Pada bulan pertama kedatangannya di Sintang, Bouwe Kuik dalam catatan yang dirangkum dalam buku Indesce Briven ditampilkan foto Kuik foto di depan rumah Asisten Residen.