Burung Kacer Rp 150 Juta Hilang di Bagasi Pesawat, Kicau Mania Geruduk Kantor Garuda Indonesia
Kantor Garuda Indonesia di Bandar Udara Internasional Supadio Kubu Raya didatangi oleh puluhan kicau mania Pontianak.
Penulis: Ferryanto | Editor: Rizky Zulham
PONTIANAK - Kantor Garuda Indonesia di Bandar Udara Internasional Supadio Kubu Raya didatangi oleh puluhan kicau mania Pontianak, Rabu (18/12/2019) siang.
Pasalnya, burung salah satu anggota komunitas Kicau Mania Pontianak dari Komunitas Burung Godbless Team bernama Rendy Lesmana yang biasa di sapa Een hilang saat penerbangan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Pontianak, Selasa (17/12/2019).
Burung kesayangan milik Een yang hilang tersebut berjenis Kacer yang di beri nama panggilan Bejat.
Een sendiri ke Jakarta untuk mengikuti kontes kicau mania di kawasan Cibubur pada Kamis 12 Desember 2019 dengan membawa 8 ekor burung yang terdiri dari 3 jenis burung, murai 3 ekor, Kacer 2 ekor, dan burung love bird 3 ekor.
Kemudian, pihaknya kembali ke Pontianak pada Selasa (17/12/2019) dengan penerbangan menggunakan Maskapai Garuda Indonesia pada pukul 18.15 WIB.
"Kita berangkat jam 18.15, sampai Pontianak sekitar jam 8 malam, pas posisi burung keluar dari bagasi kita buka sungkupnya," jelasnya.
"Posisi burung sudah ndak ada, pas buka kerudungnya sampai abis, bagian atas sangkar udah rusak, dan kita langsung lapor ke pihak Polsek Bandara setempat, kita buat pengaduan, dan kita minta kepada pihak garudanya seperti apa," imbuhnya.
Kepada awak media, Een mengatakan bahwa ia telah mengikuti semua prosedur yang ada untuk membawa burungnya dengan penerbangan maskapai Garuda, dan burung burung miliknya di masukkan ke dalam bagasi pesawat sesuai dengan prosedur.
"Kita pergi menggunakan bagasi, pulang menggunakan bagasi, karena kita tidak mau burung ini stress, burung inikan untuk kontes tingkat nasional, gak mungkin kita gunakan kargo, karena kita jaga stamina burung, kondisi burung, jangan sampai stres," tuturnya.
Untuk 8 (delapan) burung menggunakan 6 (enam) sangkar, kwitansi itu sekitar 3.531.000 (tiga juta lima ratus tiga puluh satu ribu).
"Khusus bagasi burung aja, karena bagasi pakaian kan gratis, dan untuk surat-surat lain lengkap, karantina kita penuhi, Semua persyaratan kota penuhi, kalau tidak lengkapkan pasti ditahan di bandara, ndak bisa masuk burungnya," jelasnya.
Een mengungkapkan bahwa kedatangan pihaknya pada siang hari ini merupakan lanjutan atas langkahnya pada Selasa (17/12/2019) sebelumnya sesaat setelah ia sampai ke Pontianak dengan menggunakan pesawat Garuda, pihaknya langsung mengecek keberadaan burung-burungnya.
Namun, ketika pihaknya mengecek sangkar burung setelah turun pesawat, ia bersama teman temannya mendapati 2 sangkar burungnya telah rusak, dan satu di antara burungnya telah hilang.
"Sangkar yang kedapatan rusak itu 2 (dua) tapi yang ilang 1 (satu) burung, yang satunya sangkarnya udah rusak, tapi Alhamdulillah burungnya masih ada," ungkapnya.
Kerusakan sangkar burung milik Een terlihat pada bagian atas sangkar, dimana terdapat beberapa batang bagian sangkar terlepas dari tempatnya.
Een mengaku burung yang sudah di peliharanya hampir 4 (empat) tahun itu telah ditawar oleh seseorang dengan harga 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah), namun tak ia lepas kan karena itu merupakan burung kesayangannya.
"Tawarin terakhir seratus lima puluh juta. Dan kalau kerugian ini tidak bisa di nominalkan, karena ini burung kesayangan, berprestasi lagi," ungkapnya.
Selanjutnya, setelah beberapa waktu pihaknya tidak dapat menemui perwakilan Garuda di Bandara, rombongan di arahkan ke Polsek Kawasan Bandara menemui pihak Garuda untuk melakukan mediasi.
menjalani mediasi dengan pihak perwakilan Maskapai Garuda Indonesia di Bandara Supadio.
Een kan melanjutkan prosesnya ke pihak berwajib dengan melaporkan kehilangannya ke Polres kawasan Bandara Internasional Sukarno Hatta.
"Hari ini kita sudah di mediasi oleh pihak Polsek Bandara, mediasi dengan pihak Garuda, kemungkinan besar, untuk laporan ke Pidananya,"
"Kita akan ke Polres Cengkareng, nanti berdasarkan surat hasil pemeriksaan Garuda di Pontianak, bahwa dari hasil pemeriksaan video-video di lokasi setempat memang tidak ditemukan adanya kejanggalan, bahwa kita kehilangan burung, kita minta surat kita dari Garuda untuk dasar kita ke Jakarta," jelasnya.
Een mengaku bahwa untuk saat ini, pihaknya masih belum puas dengan hasil mediasi yang ada, karena pihak maskapai Garuda di Pontianak melimpahkan hal tersebut ke Jakarta.
"Dari maskapai Garuda Pontianak, mereka melimpahkan ke Maskapai Garuda Jakarta, karena dari pemikiran mereka kehilangannya dari sana, jadi nanti nunggu hasil dari sana, gimana tanggapannya dari Garuda Jakarta gimana,"ujarnya.
"Belum selesai yang pasti belum puas, kita tetap tempuh lagi jalur hukum, kita berangkat ke Jakarta, Kita pokoknya sampai tuntas, biar kedepannya kawan kawan yang bawa burung kemana istilah itu ndak ragu itu, kalau ada apa apa istilahnya pertanggungjawaban dari maskapai ada, selama inikan beberapa kali kejadian hilang tenggelam, ndak ada kejelasan," katanya.
Pihaknya pun berharap pihak Garuda dapat kooperatif terkait kehilangan burung kesayangan ini.
