Pasangan Gay Positif HIV/AIDS di Ketapang Jadi Tren Baru

Selain itu, hal tersebut diperkuat dengan banyak jumlah penderita HIV/AIDS yang didominasi oleh kaum lelaki.

NET
Ilustrasi 

KETAPANG - Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang mencatat sebanyak 54 kasus HIV/AIDS  ditemukan oleh pihaknya selama tahun 2019.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 orang akibat faktor resiko pasangan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), 14 pelanggan Seks dan 6 orang yang positif akibat hubungan Lelaki berhubungan seks dengan Lelaki (LSL).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, Rustami saat diwawancarai Tribun mengatakan faktor resiko HIV akibat LSL sendiri merupakan tren baru untuk di Kabupaten Ketapang.

Perilaku LSL Dominasi Orang dengan HIV/AIDS di Kabupaten Sintang

Ia pun memastikan kalau sudah ada temuan terkait hal tersebut.

"Sekarang ini faktor resiko HIV dari narkoba malah cenderung menurun bahkan hilang. Nah hubungan sesuka sama jenis antar lelaki atau gay ini yang jadi tren baru buat kita," terang Rustami, Selasa (02/11/2019).

Selain itu, hal tersebut diperkuat dengan banyak jumlah penderita HIV/AIDS yang didominasi oleh kaum lelaki.

Yang mana data dari Dinkes Ketapang berdasarkan jenis kelamin terdapat 31 laki-laki dan 23 perempuan yang positif HIV/AIDS.

"Kita juga ada temuan yang meninggal dunia itu ada 10 orang akibat HIV/AIDS. Yang mana 6 diantaranya laki-laki. Dan 4 lainnya itu perempuan," tandasnya.

Tercatat 54 Kasus

 Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang mencatat sebanyak 54 kasus HIV/AIDS  ditemukan oleh pihaknya selama tahun 2019.

Data tersebut relatif turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 71 kasus positif HIV/AIDS.

"Tahun 2018 itu kita temukan 71 kasus, tahun 2017 ada 54 kasus."

"Mayoritas mereka yang positif itu faktor resiko nya dari pasangan ODHA dan pelanggan seks," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, Rustami saat diwawancarai Tribun, Selasa (02/11/2019).

 94 Kasus HIV/AIDS, 30 Penderita Meninggal Dunia

Dari 54 kasus HIV/AIDS yang ditemukan Dinkes, daerah terbanyak berada di Kecamatan Delta Pawan atau Kota Ketapang.

Selain itu daerah kedua berada di Kecamatan Kendawangan.

Rustami mengatakan pihaknya selama ini telah rutin melakukan Mobile Voluntary Counselling and Test (VCT) sebagai bentuk penanggulangan.

Selain itu pihaknya juga kerap mensosialisasikan bahaya dan cara penanggulangan HIV/AIDS di tempat-tempat yang dianggap faktor beresiko agar mau diperiksa ke rumah sakit.

"Mobile VCT itu seperti kita melakukan tes sukarela terhadap orang-orang di tempat-tempat yang dianggap beresiko atau populasi kunci tumbuhnya HIV/AIDS," jelasnya.

"Kita sarankan buat warga yang memiliki kehidupan beresiko HIV agar mau memeriksankan kesehatannya ke rumah sakit."

"Karena HIV tidak terdapat gejala pada penyakitnya. Untuk periksa juga gratis. Yang pasti kita jamin kerahasian pasien," tegas Rustami. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved