Keprihatinan Terhadap Stigma ODHA di Masyarakat Sintang yang Masih Sangat Melekat 

Respon pengguna jalan tak terduga, rupanya ada yang menolak disematkan pita merah sebagai simbol tanda peduli terhadap ODHA.

TRIBUNPONTIANAK/Agus Pujianto
Lisa Apriyanti, Tenaga Administrasi Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Sintang. 

SINTANG - Ditengah meningkatnya penderita HIV/AIDS di Kabupaten Sintang, stigmasisasi masyarakat terhadap ODHA juga masih sangat melekat di benak masyarakat.

Kondisi ini sangat mengkhawatirkan.

Sebab, seharusnya Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dirangkul, bukanya dijauhi dan dikucilkan.

“Stigma masih sangat melekat di masyarakat,” kata Tenaga Administrasi Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Sintang, Lisa Apriyanti.

Terkait Penanggulangan HIV/AIDS, Ini Penjelasan dari VCT Tulipe RSUD M Th Djaman Sanggau 

Pada 1 Desember lalu, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sintang memperingati Hari AIDS se-dunia.

Hari itu, KPA Sintang membagikan pita leaflet ke pengguna jalan.

Respon pengguna jalan tak terduga, rupanya ada yang menolak disematkan pita merah sebagai simbol tanda peduli terhadap ODHA.

“Itu kami hanya membagikan pita dan leaflet ke, tapi masih ada beberapa orang yang tidak mau ditempelkan pita."

"Menolak, hanya untuk ditempel. Berarti kalau dia sudah mau ditempel pita, artinya dia peduli dengan HIV. Masih banyak yang belum peduli,” ungkap Lisa.

Lisa menegaskan, penularan HIV hanya bisa terjadi apabila melalui hubungan seksual, penggunaan ajrum suntik yang tidak steril, ASI ibu yang terinveksi virus HIV dan melalui penularan darah.

“HIV tidak akan menular hanya dengan berjabat tangan, hidup serumah, makan dan minum bersama. Salaman, pelukan tidak apa-apa,” jelasnya.

Lisa berharap, masyarakat tidak menjauhi ODHA.

“Mari kita peduli dan rangkul mereka,” ajaknya.

KPA Sintang kata Lisa, tak pernah berhenti mensosialisasikan memberikan penyadartahuan kepada masyarakat tentang HIV/AIDS.

“Sosialisasi akan terus kami lakukan untuk menyadarkan masyarkat bahwa HIV itu sebenarnya bukan penyakit yang sangat memalukan, bagaimana masayarkat membantu mereka, supaya hidupnya lebih baik kedepannya. Kami sudah sosialisasi ke tingkat sekolah juga,” beber Lisa.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved