Membahayakan Masyarakat, Satpol PP Bongkar Bangunan Bekas Kebakaran Pasar Merdeka

Selain itu juga jelas Edy, di sisi lain bangunan tersebut juga dijadikan tempat bermain anak-anak, dan dikhawatirkan bangunan tersebut amruk.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Satpol PP Kapuas Hulu
Proses pembongkaran bangunan bekas kebakaran di Pasar Merdeka Putussibau, Kamis (28/11/2019). 

KAPUAS HULU - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kapuas Hulu, telah melaksanakan pembongkaran terhadap bangunan bekas kebakaran tahun lalu, di Jalan Pasar Merdeka Putussibau, Kecamatan Putussibau Utara, Kamis (28/11/2019).

Kabid OPS Satpol PP Kapuas Hulu, Edy Suhardi menyatakan, operasi apa yang telah dilaksanakan ini bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hudup, Pemukiman dan Perumahan Rakyat dan Polsek Putussibau Utara.

"Pastinya pelaksanaan tersebut, telah berdasarkan atas laporan masyarakat, dan Ketua RT pasar merdeka."

Satpol PP Pontianak Patroli Rumah Makan yang Masih Gunakan Gas Elpiji 3 Kilogram

"Karena bangunan yang telah terbakar tersebut, dapat membahayakan warga sekitar, dan pengguna jalan yang melewati pasar merdeka, sehingga harus dibongkar," ucapnya.

Selain itu juga jelas Edy, di sisi lain bangunan tersebut juga dijadikan tempat bermain anak-anak, dan dikhawatirkan bangunan tersebut amruk (roboh).

"Sekali lagi bertujuan pembongkaran ini ialah, menindaklanjuti laporan warga masyarakat, dan memberikan rasa aman kepada masyarakat pasar merdeka serta masyarakat pengguna jalan," ungkapnya. 

Satpol PP Kubu Raya Tertibkan Lapak PKL

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kubu Raya menerbitkan lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdiri di bahu sepanjang Jl Sungai Raya Dalam dan Arteri Supadio, Kamis (21/11/2019).

Satu di antara PKL yang sehari-harinya berjualan makanan berat hingga ringan di warung semi permanen Jl Arteri Supadio, Wakira Rahayu mengungkapkan sudah memperoleh peringatan sebelumnya dari petugas Satpol PP Kubu Raya.

"Adakan dapat Surat Peringatan (SP) sebanyak tiga kali, saya belum pindah tapi sudah melapor kemarin," ungkapnya saat ditemui di lokasi warung miliknya yang ditertibkan.

Lebih lanjutnya, ibu dua anak ini menuturkan setelah melapor kepada petugas Satpol PP, ia diberikan alternatif pilihan.

Yakni membongkar sendiri warungnya yang berdiri di bahu jalan protokol

"Iya inisiatif bongkar sendiri, pihak Satpol PP takut jika mereka yang bongkar, nanti masih ada barang-barang dibutuhkan rusak. Namun, kami tetap di bantu," imbuhnya.

Wanita yang sudah berjualan selama 11 tahun itu mengakui jika ia sudah melanggar aturan yang telah ditetapkan.

"Dulu ini miliknya Bumi Raya dan sudah diserahkan kepada pemerintah."

"Jadi kita ngikutin aturan pemerintah saja," terangnya.

Tergambar jelas di raut wajahnya, tidak ada penyesalan ataupun rasa amarah.

Ia mengatakan telah ikhlas jika petugas menertibkan warung miliknya.

Menurutnya, setelah ini ia akan berjualan di kawasan yang sama namun lokasinya berbeda, tepat di belakang sebuah perusahaan.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh, kawasan Jl Arteri Supadio akan dibangun taman.

"Semoga menjadi taman yang indah dan bagus dan bermanfaat untuk rekreasi masyarakat," katanya.

Terlepas dari semua itu, ia tetap menaruh harapan jika pemerintah setempat dapat menyediakan lapak ataupun kios untuk rakyat kecil seperti saya agar tetap bisa berjualan demi anak-anak saya. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved