Banjir Bukit Segoler
VIDEO: Kapolres Sambas Benarkan Bencana Banjir Terjang Desa Bukit Segoler dan Rendam Pemukiman Warga
Kapolres Sambas AKBP Permadi Syahids Putra membenarkan kejadian tersebut....................
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Madrosid
SAMBAS - Desa Bukit Segoler, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas (Kalbar) sejak kemarin hingga hari ini terendam banjir, Selasa (26/11/2019).
Kapolres Sambas AKBP Permadi Syahids Putra membenarkan kejadian tersebut.
Ia pun sudah mendapatkan laporan dari Polsek Tebas dan Bhabinkamtibmas di wilayah tersebut.
Simak selengkapnya disini.
Dari informasi yang dihimpun Tribunpontianak.co.id, banjir di Desa tersebut diperkirakan mencapai 30 centimeter (Cm).
Dari foto-foto yang diterima banjir sudah mulai masuk ke permukiman warga.
Sejumlah akses terutama jalan raya tergenang hingga pekarangan rumah warga.
Banjir di Purnama Pontianak
Sejumlah ruas jalan di kota Pontianak hingga saat ini masih tergenang air. Seperti yang terpantau di ruas jalan Sutoyo dan Jalan Purnama, Minggu (24/11/2019) sore. Diruas jalan tersebut, air masih menggenangi sekitar 30 cm.
Genangan air tersebut diakibatkan oleh hujan deras yang mengguyur pada Sabtu (23/11) sore selama hampir 3 jam.
Terpantau kendaraan yang melintas memperlambat laju kendaraannya untuk berhati-hati dikarenakan genangan air yang tinggi.
Stephanus Paiman satu diantara warga Purnama sangat mengesalkan banjir yang rutin terjadi saat hujan deras.
Apalagi kata dia, kali ini banjir yang paling parah yang terjadi di wilayah Purnama.
"Ini yang paling parah, 19 tahun saya tinggal di Purnama baru kali ini paling parah. Belum pernah air masuk ke tempat tinggal saya meskipun hujan deras, tapi kali ini masuk padahal sudah ditinggikan lantainya," ujar Paiman, penanggung jawab umum Forun Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP), Minggu (24/11).
Ia mengatakan, permasalahan banjir ini merupakan penyakit tahunan.
Ia berharap Pemkot memperhatikan sistem perairan atau drainase, dan juga mengeruk parit yang ada.
"Saya berharap kalau saat musim kemarau parit ini kan bisa dikeruk agar lebih dalam. Jadi kalau hujan seperti ini air dapat mengalir dengan baik, dan tidak menggenangi ruas jalan. Sampai sekarang belum surut-surut airnya," ungkap Stephanus Paiman.
Warga sekitar juga memasang tanda di setiap gertak (jembatan) berupa kayu dipasang plastik untuk memberi tahu kepada pengendara agar tidak salah memilih jalan.
Karena warga khawatir pengendara yng tidak tahu dan tidak dapat membedakan gertak yang sudah tergenang air.
"Makanya dipasang tanda karena parit sama gwrtak sudah sama tidak bisa dibedakan karena sudah digenangi air. Takut orang salah masuk, jadi kita kasih tanda," pungkas Stephanus Paiman.