Guru Ngaji Ujung Tombak Terbentuknya Spiritual Generasi Muda

Selain diperlukan kerjasama antar semua pihak juga pengetahuan melalui berbagai macam, salah satunya melalui bimtek.

TRIBUNPONTIANAK/Istimewa/Humpro Setda Sambas
Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili saat membuka kegiatan Bimtek guru ngaji. 

SAMBAS - Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili, saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Guru Ngaji menyampaikan bahwa untuk mewujudkan serta merealisasikan visi dan misi Kabupaten Sambas.

Selain diperlukan kerjasama antar semua pihak juga pengetahuan melalui berbagai macam, salah satunya melalui bimtek.

"Kegiatan semacam ini merupakan salah satu momentum yang tepat dikarenakan kegiatan bimtek ini dalam upaya menambah wawasan, pemahaman dan pengetahuan bagi guru," ujar Atbah, saat memberikan arahan untuk 201 tenaga guru ngaji di Aula Utama Kantor Bupati Sambas, Jumat (22/11/2019).

Sebagaimana diketahui, kata Atbah, peran guru memang sangat besar sebagai ujung tombak dalam membentuk dan menciptakan akhlak, spiritual dan moral generasi muda.

Tebar Kebaikan, Relawan Sayang Bagikan Daging Pada Guru Ngaji

"Saya sangat mengapresiasi kepada bapak dan ibu guru yang telah berperan aktif dalam memberikan ilmu sejak dini pada generasi muda agar bisa menjadi generasi yang berguna bagi bangsa, agama dan orang tua," ungkapnya.

Untuk itu, Atbah berharap, kedepan kepada OPD atau pihak yang menangani program pembinaan khusus keagamaan di Kabupaten Sambas dapat mensinergikan kegiatan-kegiatannya kepada sekolah agar apa yang menjadi cita-cita bersama dapat diwujudkan.

"Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah yang dilaksanakan disekolah-sekolah yaitu membaca kitab suci sebelum belajar," ucapnya.

Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut, diikuti peserta sebanyak 201 orang yang terdiri dari kepala sekolah, guru agama dan guru BK.

Yang tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Sebawi, Sabar, Tebas, Sejangkung serta Sambas. Mereka pun mendapat bimbingan langsung dari Yayasan Insan Mandiri Jakarta.

Kegiatan itupun di sambut baik oleh seluruh peserta yang mengikuti kegiatan.

Bentuk Perilaku dan Kepribadian Anak

Peran guru ngaji tradisional masih dibutuhkan kehadirannya di tengah masyarakat dalam memberikan pendidikan Al Quran.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak, Mulyadi berharap eksistensi dan aktivitas guru ngaji yang ada di lingkungan masyarakat bisa terus berjalan dengan baik.

Artinya, tetap ada santri yang mengaji.

"Peran guru ngaji tradisional sangat penting dalam rangka membentuk perilaku dan kepribadian anak-anak kita," ujarnya saat membuka kegiatan pembukaan tata cara pembuatan laporan bagi guru ngaji tradisional di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota Pontianak, Selasa (8/10/2019).

Mulyadi menambahkan, setiap tahunnya Pemkot Pontianak menggelar khataman massal menyambut Hari Jadi Kota Pontianak.

Untuk itu, ia berharap, khataman massal tersebut tidak hanya diikuti santri-santri Taman Pendidikan Al Quran (TPA) saja, tetapi juga santri dari guru-guru ngaji tradisional.

"Misalnya dari Kecamatan Pontianak Barat ada 79 orang guru ngaji, mereka bisa mengirimkan utusan santri-santrinya untuk ikut khataman massal serta mendapatkan sertifikat khataman," ujarnya

Ia juga berharap para guru ngaji bisa memberikan pesan-pesan moral kepada santri-santrinya.

Memberikan mereka semacam nasehat.

Meskipun zaman dan tuntutan sudah berubah, dirinya menekankan nilai dan norma agama tidak boleh berubah.

"Saya minta para ngaji untuk menanamkan dalam diri masing-masing bahwa semua itu harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah," pungkasnya. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved