Rocky Gerung Jawab Pertanyaan Warganet Soal Terus Kritik Pemerintah Namun Masih Tinggal di Indonesia
Pengamat politik asal Manado ini menegaskan dirinya mencintai negara. Namun, rasa cintanya itu diungkapkan melalui kritikan.
"Yang saya kritik adalah kebijakan yang justru bisa membahayakan negara," lanjutnya.
Pengamat politik asal Manado ini menegaskan dirinya mencintai negara. Namun, rasa cintanya itu diungkapkan melalui kritikan.
"Jadi justru karena saya mencintai negara ini dan ingin agar ada supaya jalan pikiran yang masuk akal dari pejabat negara, maka saya kritik," ujar dia.
"Jadi saya tidak mengkritik negara, tapi kebijakan yang d**** dari pejabat negara," imbuh Rocky Gerung.
Lihat videonya mulai menit ke-00:50:
Sebelumnya pada kanal resmi YouTubenya, Rocky Gerung mengomentari nasib politik di Indonesia setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 selesai.
Rocky Gerung mengatakan, politik di Indonesia setelah Pemilu ini lebih dari sekadar 'bagi-bagi kekuasaan'.
Namun, 'pembagian kekuasaan' itu disertai dengan rasa bersalah.
"Ya politik Indonesia setelah Pemilu selesai adalah bagi-bagi bukan sekedar bagi-bagi kekuasaan."
"Tapi berupaya untuk saling menutupi rasa bersalah dan itu buruk," ujar Rocky Gerung.
Menurut pengamat politik 60 tahun tersebut, hal itu dapat berdampak buruk bagi demokrasi.
"Kalau sekedar bagi-bagi kekuasaan itu hak, kalau demi tukar tambah rasa bersalah kekuasaan itu dibagi itu buruk bagi demokrasi itu," katanya.
Rocky Gerung menduga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini merasa terbebani lantaran harus membagi jabatan pada relawannya.
"Sehingga Jokowi akhirnya jadi Sinterklas tapi merasa dia terbebani dengan prestasi orang lain atau sumbangsih relawan," ungkap dia.