Potensi Silang Koalisi Pilkada 2020, Pengamat Ingatkan Pentingnya Satukan Persepsi
Misalnya bagaimana komunikasi itu dapat menyatukan persepsi atau pandangan yang sama terkait dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Maudy Asri Gita Utami
News Analysis
Pengamat Politik FISIP Untan
DR. Yulius Yohanes
PONTIANAK - Komunikasi yang baik itu bagamana partai politik harus dapat membangun komunikasi yang baik.
Misalnya bagaimana komunikasi itu dapat menyatukan persepsi atau pandangan yang sama terkait dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan.
Belum lagi partai apakah nanti secara terbuka bisa berbagi informasi yang penting untuk masa depan partai masing-masing ketika kontestan usungan koalisi menang.
Lalu bagaimana perjanjian dan pendistribusiannya dan bagaimana menjaga perasaan masing-masing dari partai yang berkoalisi baik melalui pembicaraan yang intensif baik langsung maupun tidak langsung bahkan bisa di manfaatkan komunikasi dengan bahasa tubuh.
• Demokrat Kalbar Terbuka untuk Berkoalisi Pada Pilkada 2020
Dan ketika komunikasi untuk membangun koalisi dalam pilkada banyak hal yang harus diperhatikan supaya komunikasi yang dibangun dapat mencapai tujuan pembangunan koalisi yang solid untuk masa jangka panjang.
Koalisi bisa pecah kongsi apabila kepentingan partai tidak sesuai dengan kesepakatan ketika koalisi ini dibangun dan ada yang kecewa terhadap partai yang tidak terbuka.
Terkait dengan hal-hal yang seharusnya partai yang lain dalam koalisi juga mendapatkan info untuk kepentingan yang sama.
Karena kecewaan itu unsurnya adalah apa yang disepakati tidak di tepati sehingga tidak dapat diterima.
Disamping itu bisa karena ego partai-partai besar seolah-olah partai tersebut yang menjadi penentu dikoalisi dalam pilkada sehingga membikin emosi partai koalisi yang kecil.
hal-hal yang seperti inilah yang akan mengancam koalisi yang akan dibangun untuk mendukung pilkada ke depan.
Belum lagi karakter partai yang satu dengan yang lain berbeda latar belakang dari sisi idieologi partai misalnya kelompok agama, ras/budaya, pekerjaan, kelompok wong cilik dan lainnya.
Hal-hal inilah yang menentukan koalisi antara pusat dan daerah berbeda dan ini hal yang lumrah dalam politik karena target yang akan dicapai pada koalisi adalah bagaimana koalisi yang dibangun dapat menjadi pemenang di Pilkada tersebut.
Oleh karena itu untuk membangun komunikasi yang baik sangat diperlukan keterbukaan masing-masing partai untuk membangun persamaan persepsi dalam mencapai kesepahaman tujuan perjuangan bersama dalam koalisi.
Tentu dalam membangun koalisi antara pusat dan daerah tidak harus sama dengan pusat misalnya koalisi itu dibangun.