Disperindagkop dan UKM Singkawang Lakukan Koordinasi Gas LPG Pada Pertamina
Menurutnya, Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Pertamina ke agen adalah sebesar Rp 16.500 hingga Rp17 ribu per tabung.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Disperindagkop dan UKM Singkawang Lakukan Koordinasi Gas LPG Pada Pertamina
SINGKAWANG - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Singkawang, Muslimin mengaku sering menerima keluhan masyarakat mengenai ketersediaan LPG 3 kilogram yang sulit didapat.
Menurutnya, Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Pertamina ke agen adalah sebesar Rp 16.500 hingga Rp17 ribu per tabung.
Namun ketika dipantau di lapangan, dari pengakuan masyarakat bahwa LPG yang dibeli seharga Rp 25 hingga Rp 26 ribu per tabung di pangkalan.
Baca: Pertamina Menyiapkan Sebanyak 40 Juta Tabung Gas LPG 3 Kg Untuk Se-Kalbar
Baca: Gas LPG 3 Kg Langka! Sutarmidji Meradang, Bupati dan Wali Kota Diminta Cabut Izin Pangkalan Curang
"Menurut saya harga jual ini terlalu jauh dari HET yang ditetapkan," katanya, Kamis (31/10/2019).
Padahal jarak dari pangkalan sampai ke rumah warga hanyalah beberapa meter, sehingga tidak ada alasan dari pangkalan untuk mengenakan biaya ongkos pengantaran.
Kenaikan harga sekitar Rp 8 hingga 9 ribu per tabung baginyasudah sangat tidak wajar.
"Kami akan melakukan evaluasi mengenai LPG," tuturnya.
Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pertamina, karena selama ini yang berkaitan dengan distribusi langsung ditangani Pertamina.
Dia menjelaskan, koordinasi yang dilakukan, sekaligus untuk memecahkan masalah ketika terjadi kelangkaan LPG yang seolah-olah dinas yang harus bertanggung jawab.
"Jadi secepatnya akan kita koordinasikan dengan Pertamina terkait dengan keluar masuknya LPG 3 kg ini," tuturnya.
Dinas bersama dengan Satgas Pangan Polres Singkawang akan melakukan pengawasan dan pemantauan mengenai ketersediaan LPG 3 Kg.
Dia juga mengimbau agen atau pangkalan, boleh menaikkan harga, tetapi jangan sampai terlalu jauh dari harga yang mereka ambil dari Pertamina.
"Jangan sampai kenaikan harga yang terlalu tinggi membuat masyarakat menjadi susah," imbaunya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak