KISAH Jeki Anak Pasutri Viral Hidup di Gubuk Reyot! Dituduh Larikan Uang hingga Alasan Putus Sekolah
Ia menjelaskan alasan harus putus sekolah hingga membantu berjualan demi membantu perekonomian orang tua.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Rizky Zulham
JAWABAN Polos Jeki, Anak Pasutri Viral Hidup di Gubuk Tak Layak Huni yang Dituduh Larikan Uang
JEKI (15) anak sulung dari pasangan suami istri (pasutri) Lena dan Sapri akhirnya angkat bicara.
Keluarga yang mendadak viral karena hidup di gubuk tak layak huni yang dianggap lebih mirip kandang ayam.
Pemberitaan tentang keluarga ini menuai beragam kontroversi di kalangan masyarakat.
Menjawab atas pemberitaan tersebut, Jeki pun angkat bicara.
Ia menjelaskan alasan harus putus sekolah hingga membantu berjualan demi membantu perekonomian orang tua.
Jeki dengan gamblang mengaku tak pernah dipaksa untuk kesemua hal tersebut.
Hal ini diungkapnya, saat ditemui awak media di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Pontianak.
Jeki bercerita bahwa dirinya putus sekolah karena kemauannya sendiri, dan tidak pernah dipaksa orang tua untuk berjualan.
"Ndak pernah dipaksa, jualan gini untuk tambah tambah duit jajan jak, sama bantu keluarga lah," kata jeki, pada Senin (14/10/2019).
Selanjutnya, ia pun mengatakan telah putus sekolah selama dua tahun terakhir ini.
"Terakhir sekolah itu kelas 5 SD," ungkapnya.
Kemudian dalam kesempatan itupula, Jeki yang masih berusia 15 tahun menjelaskan, mengenai permasalahan dirinya yang dituduh telah melarikan uang hasil berjualan tahu, dan tidak menyetor uang hasil dagangan.
"Sebenarnya uang hasil jualan itu dirampas orang, uang langsung diambil orang itu sekitar 300 ribu."
"Namun, saat mencoba menceritakan kejadian tersebut ke bos tahu nya, ia pun tidak percaya," terangnya.
Namun, jeki mengaku telah menyicil uang tersebut kepada pemilik tahu sebesar Rp 80 ribu. (*)
Pengakuan Sapri Keluarga Viral Hidup di Gubuk
Sejak dua hari menjadi pemberitaan media massa, kehidupan Sapri bersama istri dan keempat anaknya harus menjadi konsumsi khalayak ramai.
Pasangan suami istri (Pasutri) ini bersama empat orang anaknya tinggal di gubuk reyot berlapiskan seng bekas di Jl Selat Panjang II Gg Kelompok Tani, Dusun Mega Jaya, Desa Mega Timur, Kubu Raya.
Tempat tinggal mereka berada di dalam hutan yang berjarak lebih kurang 500 meter dari rumah warga lainnya.
Walaupun kondisi demikian, Sapri tidak pernah mengeluh bersama istrinya.
Bahkan mereka senantiasa bersyukur dengan keadaan yang diberikan oleh Allah SWT ini.
Saat ditemui, dengan tenang Sapri pun menyampaikan rasa ketidaknyamanannya tersebut.
Menurutnya, ia dan keluarganya merasa lebih baik dengan kehidupan yang sekarang, karena menetap dirumah milik pribadi, walaupun hanya gubuk reyot.
"Saya tidak mau menumpang-numpang lagi, sudah cukup seperti ini saja. Meskipun jelek, tapi rumah sendiri," ungkapnya, Minggu (13/10/2019).
Sebagai kepala keluarga, ia mengaku masih mampu menghidupi keluarganya sendiri.
Ia merupakan karyawan meubel dan terkadang juga bekerja serabutan.
"Badan saya sehat. Saya masih bisa bekerja. Istri saya juga bekerja berjualan sayuran," terangnya.
Sembari menggendong anaknya yang paling kecil.
Ia menuturkan saat ini sang istri sedang rawat inap dirumah sakit Bhayangkara, Pontianak.
Lebih lanjutnya, ia mengatakan, anaknya yang nomor dua sedang menemani sang istri di rumah sakit.
Dalam dekapan Sapri, anaknya yang kecil terus menerus menangis mencari ibunya, Lena.
Menurutnya, Lena menderita sakit di perut dan muntah-muntah. Dugaan sementara adalah penyakit diare.
Namun masih menunggu hasil diagnosa rumah sakit, karena masih di dalam tahap observasi.
Terkait banyaknya bantuan yang mengalir dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, komunitas kemanusiaan serta masyarakat.
Sapri mengucapkan terima kasih untuk semua bantuan kebutuhan sandang, pangan serta materil.
"Terima kasih untuk bantuan yang diberikan. Namun saya meminta agar jangan diviralkan lagi, saya masih sehat mampu bekerja," tegasnya.
Sapri bahkan menceritakan, kondisi anak yang pertamanya yang harus putus sekolah.
Meskipun perekonomian keluarganya pas-pasan, ternyata itu bukanlah penyebabnya.
"Anak saya tidak ingin sekolah lagi. Karena pernah tidak naik satu tahun, jadi merasa malu (minder)," imbuhnya.
Sapri tak menampik, dari pihak sekolah maupun lainnya telah berupaya membujuk sang anak agar kembali mengenyam pendidikan yang sempat terputus.
"Kemarin ada yang datang, namun kembali lagi sama anak saya, mau atau tidak. Saya tidak bisa memaksa," katanya.
Selama tidak bersekolah anaknya yang pertama menghabiskan waktunya dirumah.
"Anak saya tidak bekerja, dia dirumah saja membantu ibunya menjaga adik-adiknya," jelasnya.
Sapri pun berharap pemberitaan ini dapat segera berakhir, karena ia ingin menjalani kehidupan mormal seperti biasanya, sebelum adanya berita viral terkait ia harus tinggal bersama istri dan anak-anaknya di gubuk reyot.
Gubuk Reyot Tanpa Sarana MCK
Suami dari Lena, Sapri menuturkan selama menempati gubuk reyot berdinding seng bersama keempat anaknya. Mereka sama tidak memiliki sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MKC).
"Sehari-hari, biasanya kalau mandi dan sebagainya kami ke sungai," ujarnya saat di temui Tribun Pontianak, Minggu (13/10/2019).
Terlihat kondisi gubuk 2x3 tersebut jauh dari kata layak. Di dalam satu tempat beragam aktivitas dilaksanakan. Menonton televisi, memasak, beristirahat ,makan dan kegiatan lainnya.
Alat makan yang tersedia pun tidak memadai. Hanya ada beberapa gelas dan piring plastik itupun dalam keadaan tidak bersih.
Sehari-hari pasangan ini mencuci perabotan rumah dan sebaginya menggunakan air sungai. Namun untuk kebutuhan air minum, mereka menggunakan air galon.
Ditempat terpisah, Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Kompol Syarifah Salbiah yang juga merupakan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak menuturkan kediaman gubuk reyot berdinding seng bekas milik Pasangan Suami Istri (Pasutri) Lena dan Sapri tidak memiliki sarana Mandi, Kakus dan Cuci (MKC).
"Fasilitas MKC nya tidak ada di sana," ujarnya.
Lebih lanjutnya, Salbiah menuturkan, jika ia bersama pihak lainnya akan memastikan kondisi kesehatan dari keluarga tersebut.