Sutarmidji Blak-blakan Soal Keluarga Viral Hidup di Gubuk, Singgung Media hingga Kinerja Bupati
Sutarmidji Blak-blakan Soal Keluarga Viral Hidup di Gubuk, Singgung Media hingga Kinerja Bupati
Penulis: Syahroni | Editor: Rizky Zulham
Sutarmidji Blak-blakan Soal Keluarga Viral Hidup di Gubuk, Singgung Media hingga Kinerja Bupati
Viralnya kesah keluarga Lena lantaran tinggal di gubuk lebih mirip kandang ayam, namun kenyataan yang disampaikan para tetangganya berbanding terbalik dengan pernyataan Lena kembali menarik perhatian.
Sebab keluarga Lena pernah mendapatkan bantuan bedah rumah dari Pemkot Pontianak, mendapatkan PKH dari pemerintah dan bantuan lainnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan memang tidak ada masalah dalam memberikan kebaikan.
Namun ada prosedur untuk cek and ricek agar tidak menjadi bias Informasi yang diviralkan.
"Saya berharap warga juga peduli dengan membantu yang bersangkutan untuk ngajukan permohonan bantuan."
"Kemudian untuk media saya harap cek dan ricek dalam membuat berita, jangan sampai tidak ada kualitasnya," ucap Midji saat diwawancarai Tribun Pontianak, Minggu (13/10/2019).
Midji menegaskan untuk rumah tidak layak huni di Kalbar pada umumnya memang masih banyak, tapi harus ada sinegitas yang baik antara Pemda Kabupaten Kota dengan Provinsi Kalbar.
Ia mencontohkan dalam mewujudkan desa mandiri, ternyata bisa dari 1 jadi 87.
Kemudian terkait bedah rumah, beberapa daerah sudah dialokasikan.
"Namum camatnya belum lagi memasukan data, maka perlu kepedulian untuk melayani masyarakat yang tak mampu.
Karena mereka tidak mengetahui tahu cara ngajukan bantuan," ujar Midji.
"Kadang dinas mau ambil enaknya saja. Saya ambil contoh kita punya program pelatihan satpam untuk mereka yang terdampak pembangunan Pelabuhan Kijing."
"Tahunya mereka buka untuk umum, saya tak mau lagi beri bantuan untuk daerah itu, bagus langsung aja ke masyarakatnya," lanjutnya.
Kemudian ada kecamatan yang ia kunjungi langsung dengan bupati dan sudah ia minta segera ajukan nama warga untuk perbaikan rumah yang sangat tak layak huni.
"Tapi sampai hari ini tak ada kabar beritanya, kita kadang masih belum mau mereformasi diri dalam melayani."
"Terlalu birokratis, takut jadi temuanlah dan sebagainya," jelas mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini.
Ia menegaskan untuk mengurus masyarakat sepanjang tidak melakukan hal menyimpang untuk kepentingan pribadi, seperti ngurangi bantuan dan markup maka jangan takut.