Kekerasan di Sekolah, Kepala SDN 45 Bersyukur Masalah Selesai Secara Kekeluargaan
Pelajar kelas 2 SDN 45 Kota Singkawang berinisial YY (8) mengalami kekerasan yang dilakukan oleh Oknum Guru Bahasa Inggris
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Madrosid
Kekerasan di Sekolah, Kepala SDN 45 Bersyukur Masalah Selesai Secara Kekeluargaan
SINGKAWANG - Pelajar kelas 2 SDN 45 Kota Singkawang berinisial YY (8) mengalami kekerasan yang dilakukan oleh Oknum Guru Bahasa Inggris berinisial MH (30), Rabu (11/9/2019).
Mediasi terhadap MH dan orang tua YY telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, disaksikan pengawas sekolah dan kepolisian.
Penyelesaian dilakukan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan tidak melanjutkan perkara ke ranah hukum.
Kesepakatan tertuang dalam berita acara perdamaian yang ditandatangani di atas materai 6 ribu oleh kedua belah pihak.
MH pun tetap mengajar di SDN 45. Melanjutkan pengabdiannya yang telah 4 tahun mengajar sebagai guru honor.
"Kita mengucapkan syukur masalah di SDN 45 selesai dengan kekeluargaan," kata Kepala Sekolah SDN 45 Kota Singkawang, Daniel, Kamis (12/9/2019).
Baca: Kekerasan Guru Pada Murid, Orangtua Siswa Harap Kejadian Serupa Tak Terjadi Lagi
Baca: Insinyur Indonesia Bersertifikat Siap Berkiprah dalam Kerjasama Pembangunan Infrastruktur ASEAN
Baca: Edi Rusdi Kamtono Bersyukur Pemerintah Pusat Bantu Pembuatan SPALD
Kedua belah pihak sudah menandatangani berita acara kesepakatan damai. Satu di antara isinya adalah mengganti biaya pengobatan hingga YY sembuh.
Kedua belah pihak juga bersepakat tidak akan melaporkan persoalan ini kemana pun. Berita acara telah didistribusikan kepada kedua belah pihak dan sejumlah pihak lain yang menyaksikan.
"Yang asli untuk SDN 45," tuturnya.
Selama masa penyembuhan, YY untuk sementara tidak masuk sekolah. Namun setelah kondisinya membaik, YY akan kembali mengikuti pelajaran di SDN 45.
Orang tua YY juga berharap MH tetap mengajar dan membimbing siswa khususnya di kelas 2 SDN 45.
Ia mengimbau semua guru jangan sampai ada kekerasan di dalam kelas. Mengajarkan dengan hati nurani, bukan emosi.
Ia meyakini senakal apa pun anak, tetap ada jalan keluarnya untuk mencari solusi agar si anak tidak lagi nakal.
"Anggap lah anak sendiri, dididik selama jam sekolah," pesannya.
