Dinkes Ketapang Sebut Kabut Asap Ancaman Serius Kesehatan Warga

Nuhdi Alfarisy menyebutkan, dampak bencana kabut asap yang terjadi sekarang sangat mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.

Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ NUR IMAM SATRIA
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, Rustami. 

Dinkes Ketapang Sebut Kabut Asap Ancaman Serius Kesehatan Warga

KETAPANG - Sejak beberapa hari belakangan, di Kabupaten Ketapang diselimuti kabut asap akibat dampak Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Data Dinas Perkim LH Kabupaten Ketapang pada 6 September 2019, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) saat ini terkategori Sangat Tidak Sehat.

Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Rustami melalui Kasi Penyehatan Lingkungan dan Kesja, Nuhdi Alfarisy menyebutkan, dampak bencana kabut asap yang terjadi sekarang sangat mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.

"Kabut asap akan menganggu kesehatan manusia dalam kondisi apapun, baik sehat maupun sakit. Terlebih bagi mereka yang mempunyai riwayat gangguan kesehatan, seperti paru-paru dan jantung," kata Nuhdi Alfarisy, Senin (09/09/2019).

Nuhdi memaparkan dampak buruk bahaya kabut asap yang mencemari udara, dintaranya bila terkena kabut asap dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi bagian mata, hidung, dan tenggorokan.

Baca: Daud Yordan Harap Disporapar Ikut Dukung Kegiatan Latih Tanding Bersama Atlet Tinju Ketapang

Baca: Kabut Asap Semakin Pekat, Ini Himbauan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Landak

"Bila tidak segera ditangani secara medis, maka kondisi akan diperparah dengan datangnya reaksi alergi, peradangan akut dan infeksi," ujarnya.

Selain itu, bila seseorang sudah memiliki riwayat gangguan kesehatan ,seperti brochitis kronis, radang paru-paru, maka kabut asap itu sendiri akan memperburuk kondisi kesehatannya.

Kemudian, akibat kabut asap juga akan mempengaruhi kemampuan kerja paru menjadi berkurang, dan menyebabkan seseorang mudah lelah serta mengalami kesulitan bernapas.

"Lebih parahnya lagi apabila terkena ke mereka berusia lanjut (lansia), anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronis dengan daya tahan tubuh rendah, maka lebih rentan mendapatkan gangguan kesehatan," jelasnya.

Ia melanjutkan, adapun dampak negatif lainnya yakni, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri serta buruknya lingkungan.

"Bahaya polutan pada asap kebakaran hutan juga dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi," paparnya.

Sebab itu, ia menghimbau kepada masyarakat Ketapang, terutama yang berada di lokasi kabut asap maupun sudah terkena dampaknya agar melakukan upaya pencegahan sejak dini.

Pencegahan dimaksud guna mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat kabut asap. Seperti upayakan mengurangi aktivitas dan kegiatan sehari-hari diluar rumah. Kemudian, jika hendak keluar rumah alangkah baiknya menggunakan masker.

"Tidak kalah penting juga, segera mungkin mendapatkan penanganan medis bila dirasa kondisi tubuh mulai sulit bernapas dan mengalami gangguan kesehatan lain," imbaunya.

Ia menambahkan, mengenai adanya edaran Dinas Pendidikan yang memberikan kebijakan ke sekolah untuk meliburkan aktivitas belajar akibat dampak kabut asap, ia menilai langkah tersebut sangat tepat.

"Jika dilihat kondisi udara di Ketapang yang tercemar kabut asap, maka kita mendukung langkah Disdik untuk mengeluarkan kebijakan itu. Sebab, hal itu juga bagian dari upaya pencegahan," tandasnya. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved