Warga Simpang Hilir Kayong Utara Terpaksa Habiskan Uang Jutaan Rupiah Perbulan untuk Beli Air Bersih
"Kalau mengatakan ndak ada sumber air itu omong kosong tu, kita dikelilingi gunung. Cuma di segi pengelolaan ini yang bukan orang profesional,"
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Ishak
Kata Abdul Rani, mereka bahkan bisa menghabiskan uang Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan, hanya untuk membeli air bersih.
Air bersih dijual seharga Rp 120 ribu per dua ribu liter. Itu pun hanya cukup untuk beberapa hari.
Baca: Kapal Hibah Kemenhub Akan Layani Rute Sukadana-Kepulauan Karimata
Baca: VIDEO: Air Bersih Tak Mengalir, Warga Sukadana Mandi di Sungai
Menurut Abdul Rani, air tersebut hanya digunakan untuk mandi dan mencuci. Sementara untuk konsumsi mereka membeli air galon.
"Karena jujur lah, satu-satunya sumber air bersih ini hanya harapan itu di Sukadana saja. Kalau Simpang Hilir, Teluk Batang, Seponti itu ndak ada," kata Abdul Rani di Sukadana, Selasa (3/9/2019).
Abdul Rani mengungkapkan, di waktu-waktu tertentu mereka bahkan terpaksa mandi dan mencuci menggunakan air asin, meski dia menyebut mereka sudah terbiasa mengalami kondisi demikian.
Baca: Fasilitas Penerangan Jalan di Sukadana Minim, Anggaran Dituding Jadi Kendala
Baca: Bupati Citra Duani Sebut Warga Setuju Bebaskan Lahan untuk Bangun Bandara di Kayong Utara
Abdul Rani menegaskan, sebenarnya ketersediaan sumber air berlimpah, karena wilayah Kayong Utara dikelilingi bukit.
"Kalau mengatakan ndak ada sumber air itu omong kosong tu, kita dikelilingi gunung. Cuma di segi pengelolaan ini yang bukan orang profesional," ucap Abdul Rani.
Cek 10 Berita Pilihan Tribun Pontianak di Whatsapp Via Tautan Ini: Tribun Pontianak Update