Pemerintah Kubu Raya Tangani Bocah Gizi Buruk, Ibu Ari Tak Menyangka Perhatian dari Bupati

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, H Marijan menyebutkan, Ari dibawa ke puskesmas untuk mendapat penanganan medis

Editor: Didit Widodo
istimewa
PERIKSA- Petugas kesehatan Puskesmas Kakap memeriksa Ari bocah yang diduga penderita gizi buruk akut warga Dusun Merpati, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, Senin (26/8). IST 

“Harapan kami tak sia-sia. Akhirnya pemerintah memberikan perhatian khusus untuk menangani anak semata wayang saya ini agar mendapat pengobatan lebih maksimal. Dari pihak puskesmas sudah membawa anak saya periksa ke dokter. Anak saya juga dikasi biskuit dan ada di kasi obat," terangnya.

Menunggu hasil diagnosa lebih lanjut dari puskesmas terkait sakit yang di derita oleh Ariansyah, maka bocah ini kembali ke rumahnya. Selaku orang tua, Rahayu hanya dapat menunggu informasi selanjutnya dari Puskesmas Sungai Kakap.

"Tidak menginap di puskesmas, mereka hanya membantu mengurus BPJS agar nantinya dapat di gunakan di rumah sakit besar. Namun masih diurus, belum keluar kartunya," jelas Rahayu.

Saat ditemui pada Minggu (25/8) siang, bocah delapan tahun ini hanya terbaring lemah dalam dekapan sang ibu. Sesekali ia menangis ketika melihat sang ibu berbincang dengan orang lain. Di balut kemeja ungu bergaris khas anak-anak, terlihat tubuh Ari begitu kurus dengan perut agak membesar, bahkan kedua kakinya sangat kecil hanya tinggal kulit membalut tulang.

Seharusnya, bocah seusianya sudah menempuh pendidikan kelas 3 sekolah dasar. Namun alih-alih ingin mendapatkan pendidikan layak, untuk sekedar berjalan bahkan berbicara layaknya anak normal pun ia tidak bisa.

Menurut pengakuan sang ibu, dulu Ari lahir dalam kondisi normal dengan berat dua kilogram lebih. Berbanding terbalik dengan kondisinya saat ini. Sehari-hari sang suami hanya pekerja serabutan dengan penghasilan tak menentu, jangankan untuk membawa anaknya berobat, dengan penghasilan ala kadarnya hanya mampu untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

"Penghasilan tidak menentu, kurang dari 500 ribu perbulan, kadang pun ada uang lebih di putar lagi untuk modal jualan bensin suami," jelasnya yang bertiga harus tinggal di rumah beratap daun dengan ukuran 4x6 meter dengan lantai papan tiang cerocok kayu bulat.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved