SMPN 20 Bangun Green House Hidroponik dan Rancang Pengolahan Sampah Dengan Dana CSR
Diharapnya para siswa dan siswi akan dengan sukarela mengutamakan kelestarian lingkungan dalam segala aspek kehidupannya.
Penulis: Ferryanto | Editor: Jamadin
SMPN 20 Bangun Green House Hidroponik dan Rancang Pengolahan Sampah Dengan Dana CSR
PONTIANAK- Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran siswa dan siswinya, SMPN 20 Pontianak menggandeng Pertamina dengan menyalurkan dana CSR nya untuk membangun sebuah green house di halaman SMPN 20 Pontianaak dalam Program ECO School Pertamina.
Green House yang di bangun ini berukuran sekira 8 x 4 meter yang berisikan berbagai jenis sayuran, seperti sawi dan daun kailan.
Erik Senior Supervisor, Resiving Storage TPBM Pertamina Pontianak mengatakan bahwa ini merupakan program Pertamina Pontianak Yang bergerak dalam bidang edukasi dan pengembangan ECO School.
"jadi salah satu target kita itu adalah SMPN 20 Pontianak, yang lokasinya memang dekat dengan kita, jadi tujuan dari ECO School itu salah ingin menanamkan sedari dini kepada para siswa untuk ikut peduli dan ikut berkontribusi terkait masalah pelestarian lingkungan,"katanya saat ditemui Tribun di SMPN 20 Pontianak, Kamis (25/7/2019).
Diharapnya para siswa dan siswi akan dengan sukarela mengutamakan kelestarian lingkungan dalam segala aspek kehidupannya.
Baca: Pelajar SMKN 1 Pontianak Raih Juara 1 Program Aku Saudagar Muda BNI
Baca: Dukung Kebijakan Reforma Agraria, Hermanus: Tujuannya Meningkatkan Kesehateraan Masyarakat
Kepala SMPN 20 Pontianak Sokian S.Pd mengatakan bahwa pembangunan green house hidroponik ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran para siswa dan siswinya.
"Ini merupakan sebuah sarana juga untuk meningkatkan mutu pembelajaran anak - anak, misalnya ilmu biologi, IPA kepada anak - anak, supaya anak - anak ini paham, tidak hanya memahami teori, tetapi prakteknya juga,"ungkapnya, Kamis (25/7/2019).
Selain program Green house Hidroponik ini, ia menyampaikan masih ada lagi program yang bakal digulirkannya yakni program pemanfaatan sampah di lingkungan sekolah agar bernilai ekonomis.
"Nanti ada pengolahan sampah, tapi kami hari ini baru melaksanakan seminar, dan setelah seminar ini maka akan ada petunjuk maka hasilnya nanti akan kita laksanakan, dan pengolahannya itu agar sampah yang ada nantinya bernilai ekonomis,"katanya.
Baca: BNI Fasilitasi Pelaku Usaha Muda, Program ‘Aku Saudagar Muda
Kemudian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pontianak melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Paryono menyampaikan bahwa setiap sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dalam program MBS (Manajemen Pribadi Sekolah).
"Sekolah ini diberikan kewenangan dalam program MBS Itu dipersilahkan untuk melakukan kerja sama itu, kemudian, dalam MBS itu dipersilahkan untuk memilih, Program - program apa, dan pastilah satuan pendidikan itu sudah menganalisis dari karakteristik peserta didik,"katanya.
Sejatinya, setiap perusahaan memiliki peran dan tanggung jawab sosial untuk meningkatkan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan.
"Oleh karena itu, mereka ini akan mencari lembaga - lembaga pendidikan yang sesuai arealnya dan yang sesuai dengan visi misi dari perusahaan itu, maka dari pihak sekolah bisa menyambut baik, maka selanjutnya ya silahkan,"terangnya.
Iapun menilai, penyaluran dana CSR dari perusahaan di kota Pontianak untuk di bidang pendidikan cukup baik.
"Saya rasa untuk di Pontianak hampir semua sekolah itu sudah ya Kerja sama sudah dilakukan, Pengusaha - pengusaha kita sudah ya, terutama pengusaha yang sifatnya lembaga negara,"tuturnya.