Kemendikbud Gelar KBKM 2019, Bangun Jejaring Majukan Kebudayaan

KBKM diharapkan menjadi media interaksi kaum muda yang inklusif untuk berkolaborasi dalam menghadirkan solusi atas tantangan pemajuan kebudayaan.

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Ishak
ISTIMEWA
Kemendikbud Gelar KBKM 2019, Bangun Jejaring Majukan Kebudayaan 

Kemendikbud Gelar KBKM 2019, Bangun Jejaring Majukan Kebudayaan

Citizen Reporter
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 

PONTIANAK -  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa kelestarian kawasan Candi Prambanan dan Candi Sewu merupakan wujud konkret toleransi antarumat beragama.

Hal tersebut menjadi indikator tingkat peradaban sebuah bangsa yang menjadi inspirasi untuk membangun masa depan Indonesia.

"Ini adalah cerminan dari toleransi, kerukunan, saling menghargai, saling menghormati perbedaan keyakinan," disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy dalam pembukaan Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) Tahun 2019 di Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y.), Minggu (21/7/2019).

"Dan itu merupakan simbol dari tingkat kebudayaan, tingkat keberadaban, dan keluhuran budaya nenek moyang kita," imbuhnya.

KBKM diharapkan menjadi media interaksi kaum muda yang inklusif untuk berkolaborasi dalam menghadirkan solusi atas tantangan pemajuan kebudayaan.

Baca: Kemendikbud Hadirkan Beasiswa Unggulan, Cek Linknya

Baca: Berikan Apresiasi Penggunaan TIK, Kemendikbud Kembali Selenggarakan Anugerah Kihajar

Baik di wilayah masing-masing hingga nasional.

Muhadjir berharap agar para peserta, selain berkompetisi, juga mampu berkolaborasi. Dan membangun jejaring kaum muda pegiat kebudayaan nasional.

"Harapan saya, kalian akan punya pengalaman tak terlupakan dengan segala romantika dan suka cita. Bangun jaringan dari candi Prambanan ini, menjadi gerakan yang melahirkan jaringan budaya," ucap Mendikbud.

Rangkaian kegiatan bertujuan untuk menciptakan ruang inkubator yang mendorong lahirnya berbagai purwarupa (prototype) dan aktivasi inisiatif sosial yang memperkuat upaya pemajuan kebudayaan di berbagai daerah.

Berbasis interaksi kreatif antar kaum muda sebagai garda-depan (avant-garde) pemajuan kebudayaan dengan menggunakan pendekatan terpadu di bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics).

"Idenya itu membangun ekosistem. Harapannya ke depan interaksi di antara _stakeholders_ akan jalan terus. Dan (KBKM) ini menjadi platformnya. Ini akan menjadi forum setiap orang. Ini akan bergulir, dan semua orang nantinya dapat terlibat," kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.

Baca: Perkuat Posisi Bahasa Indonesia, Kemendikbud Kembangkan Strategi Diplomasi Kebahasaan

Baca: Kemendikbud Gandeng TNI Membina Nasionalisme Siswa

Sebagai platform kerja budaya, KBKM memainkan sejumlah peran penting, di antaranya 1) Sebagai ruang inkubator untuk inovasi pemajuan kebudayaan; 2) Sebagai ruang kerja bersama (coworking space) bercorak gotong-royong; 3) Sebagai ruang fasilitasi atas usaha rintisan di bidang pemajuan kebudayaan; dan 4) Sebagai ruang rangsangan inisiatif anak muda di bidang pemajuan kebudayaan.

"Pada akhirnya kita berharap 561 peserta ini berjejaring. Karena (di KBKM ini) mereka melihat apa yang mereka kerjakan, mereka impikan, mereka risaukan juga ada di teman-teman yang lain," ujar Hilmar.

Dan karena diselenggarakan di kemah, Dirjen Hilmar berharap agar ikatan di antara para peserta menjadi semakin kuat.

"Kita berharap dari sini muncul tenaga penggerak atau aktivis kebudayaan di tingkat lokal. Dan nanti mereka bisa menjadi mentor di daerahnya masing-masing," ujar Dirjen Kebudayaan. (*/mod)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved