Pentingnya Tentukan Passion Sebelum Memilih Jurusan di Sekolah

Engga terasa, kini teman-teman banyak yang memasuki tahun ajaran baru. Bagi yang masuk SMA pasti lagi dihadapkan antara dua pilihan

Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
siswa 

Pentingnya Tentukan Passion Sebelum Memilih Jurusan di Sekolah

PONTIANAK - Engga terasa, kini teman-teman banyak yang memasuki tahun ajaran baru. Bagi yang masuk SMA pasti lagi dihadapkan antara dua pilihan ini, IPA dan IPS.

Walaupun milih jurusan kelihatannya mudah banget, "tenang aja, itu udah passion gue, bodo amat ah, yang penting sekolah aja udah". Hati-hati loh ya adik-adik. Akan banyak konsekuensi yang bakal kalian hadapi dengan jurusan yang kalian pilih nantinya.

Engga sedikit yang merasa menyesal dengan pilihannya tersebut, atau sering didengar "gue salah pilih jurusan", gak asik banget kan. Pastinya jadi males banget untuk belajar dan akan ada dampak lainnya.

Gak hanya disitu aja, pelajaran pasti juga berbeda. Ada yang kuat dan ga kuat sama pelajarannya. Ya itu karena gak niat dari awal untuk sekolah. Jangan sampai seperti itu ya dik-adik.

Tapi tenang deh, sebagai kakak yang baik hati dan pengertian sama kamu, akan ada petuah untuk dik-adik yang sedang galau dalam memilih jurusan tersebut. Yuk yuk kita lihat.

Baca: RAMALAN ZODIAK Hari Ini Minggu 14 Juli 2019, Tuliskan Ide-idemu Aries, Kejar Tujuanmu Gemini

Baca: Final Tenaga Baru Cup 2019, Penjualan Tiket Meningkat

Baca: Lucinta Luna Unggah Foto dengan Caption Tak Biasa, Waduh akan Ngamuk di Tempat Ini!

Dulunya kamu suka pelajaran apa? Gue suka orang yang kayak gini. Dia udah punya niat buat belajar. Nah, buat kamu orang-orang yang satu umat kayak gini berarti kalian udah bisa memprediksi jurusan mana yang harus dipilih.

Contohnya kalo kalian suka belajar tentang sistem tubuh kita, kejadian luar angkasa, ataupun bikin larutan-larutan, cus aja ke jurusan IPA.

Tapi kalo minatmu lebih ke ekonomi-ekonomi negara gitu, atau sejarah-sejarah kerajaan dan hubungan sosial, langsung aja gelinding ke jurusan IPS.

Tetapi ingat, setiap decision yang kalian ambil harus benar-benar kalian fokuskan. Jangan melempem di tengah jalan, terus ngebatin "kayaknya gue salah jurusan nih". Maka dari itu, mantabkan hati dimana minat jurusanmu dan jalanilah dengan konsisten!

Gue pernah denger stereotip anak-anak IPA itu anak-anak pinter-pinter, atau anak-anak IPS itu nakal-nakal. That's totally bullshit. Banyak kok anak IPS yang cerdas, banyak juga kok anak IPA yang nakal. Semua tergantung kalian. Cobalah jangan pernah kemakan opini yang berkembang.

Jangan pernah gara-gara opini tersebut men drive kalian ke pilihan jurusan yang bukan minat bakat kalian. Stereotip yang paling banyak berkembang.

Pelajaran IPA itu susah. Wrong. Yang bikin susah itu karena kalian belajar tidak dengan hati. Kalo kalian belajar sesuai minat, gue yakin kalian semua akan belajar dengan semangat, pasti enggak tera bhsa kesulitan dari pelajaran tersebut.

Cobalah buka quotes dari Susi Pudjiastuti. Di salah satu quotes-nya mengatakan "Kegembiraan adalah sumber energi".

Quotesnya menyatakan semakin besar minat kalian di suatu bidang, maka makin besar pula semangat kalian untuk terus belajar.

Cobalah untuk percaya dengan dirimu sendiri bahwa bakat minat yang diberikan oleh Tuhan ke dirimu itu luar biasa dan bisa mengalahkan pelajaran-pelajaran IPA yang katanya susah tingkat dewa. Sekali lagi, percayalah terhadap dirimu sendiri.

Sebenarnya masalah ini bisa ditanggulangin kok kalo kamu sudah fokus dengan jurusanmu semenjak SMP. Contohnya kamu selalu ikut olimpiade IPS, atau selalu ikut lomba yang berbau-bau ke jurusan IPS. Gue yakin kalo orang tua kalianpun tidak keberatan kalian untuk jurusan IPS, karena memang kamu sudah punya bukti kalo kalian berprestasi di jurusan itu. Inilah pentingnya mengetahui bakat dan minta sedini mungkin.

Belajarlah untuk mengikuti kata hati. Belajarlah untuk percaya dengan dirimu sendiri. Belajarlah untuk keluar dari zona nyaman. Maka Tuhan pun akan menggantikan teman dan pacarmu dengan yang lebih baik. Percaya deh. Masalah paling klasik.

Buat milih jurusan, semua konsekuensinya akan kalian rasakan sendiri. Jadi, jangan pernah membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirimu sendiri.

Jangan pernah lantaran temen satu SMP kalian semuanya masuk IPA, padahal minat kalian di IPS, terus kalian ikut-ikutan masuk IPA supaya enggak sendirian di IPS. Atau karena si doi ada di IPS, dan supaya bisa lengket terus ama dia, kalian harus mempertaruhkan bakat kalian di IPA. Please don't.

Nah, di titik ini komunikasi adalah jalannya. Sampaikan uneg-unegmu ke kedua orang tuamu pelan-pelan. Berikan mereka pengertian bagaimana seriusnya kamu dengan jurusan tersebut, lalu ceritakanlah ketakutanmu kalo salah jurusan dengan jujur, dan berjanjilah kamu akan berprestasi di pilihanmu itu.

So, buat adik-adik pikirkan dari sekarang mana yang jurusan lebih ke bakatmu dan minatmu. Jangan sampek kalian menyesal di penghujung kelulusan karena jurusan yang kalian ambil di SMA bersilangan dengan jurusan yang akan kalian ambil di universitas.

Syarif Muhammad Agil Assegaf
Ig : agilassegaf_
Dari SMAN 9 pontianak

Pendapat saya tentang Pemilihan Jurusan Lansung, Itu udah biasa bagi saya karena emang saya mau mengembangkan jurusan yang saya pilih.
Dan alasan saya memilih jurusan tersebut memang udah menjadi minat saya sejak SMP. Tetap saja dijalani karena semua butuh proses, walaupun kadang ayang pelajaran yang disuka dan enggak.

Fuji Rahayu Suryaningsih
SMAN 9 Pontianak
@fuji.rhy

Saya mengukur berdasarkan kemampuan saya sendiri tergantung minat dan bakat. Saya pilih ipa. Alasannya karena saya Senang dan
udah sesuai dengan pilihan saya sendiri. Saya cuma berharap kedepannya pilihan saya bisa menjadi diri saya sendiri dalam menempuh pendidikan selanjutnya.

Nama lengkap : Reivicca Auliarachman
Ig : @reivicca
Asal sekolah : sman 1 pontianak

Dari awal saya udah milih jurusan IPA, itu karena dari awal saya udah mutusin mau masuk polisi jalur kimia gitu, jadi harus milih jurusan ipa. Semoga cita-cita bisa terwujud dan bisa menjadi kebanggaan untuk kedua orangtua.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved