Video Panas Guru Siswa Tersebar, Ortu Meradang Laporkan Kasus Asusila ke Polisi

Dari informasi dihimpun, terduga pelaku telah memiliki empat istri. Tiga istri muda juga merupakan muridnya di lembaga pendidikan di mana ia mengajar.

Penulis: Ferryanto | Editor: Didit Widodo
KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Kasus Video Mesum 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ferryanto

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA- Seorang siswi setingkat SMA bernisial HU (17) di sebuah desa di kawasan jalan Trans Kalimantan, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat mengaku menjadi budak seks oleh gurunya sendiri.

HU diduga menjadi korban asusila atau pencabulan oleh orang yang sangat dihormatinya, yakni gurunya sendiri. Oknum guru yang dimaksud mengajar sekaligus pemimpin lembaga pendidikan di mana korban menimba ilmu sejak 2016 silam.

Kasus ini terbongkar dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2019 seteah video asusila diduga korban dan terduga tersebar ke penduduk desa.

Dari informasi dihimpun, terduga pelaku telah memiliki empat istri. Tiga istri muda juga merupakan muridnya di lembaga pendidikan di mana ia mengajar.

Ayah korban berinisial MT (37) mengungkapkan, dirinya mengetahui hal ini dua hari setelah Idul Fitri. Namun ia mengungkapkan, sebelum Idul Fitri warga desa telah lebih dulu mengetahui hal itu.

Bak disambar petir, MT pun langsung syok mengetahui sang putri menjadi korban asusila yang dilakukan oleh gurunya sendiri di lembaga pendidikan di mana sang putri belajar.

Dan yang lebih membuatnya terpukul, karena adanya video asusila yang melibatkan sang putri dan terduga pelaku tersebar ke warga desa

"Kejadian ini terjadi sejak tahun 2016, anak saya itu belajar di sana sekaligus bantu-bantu guru di sana," ungkap MT ditemui di rumahnya, Senin (17/6/2019) siang.

"Tidak tahunya Lebaran kemarin baru terungkap masalah kayak gini. Jadi selama 3 tahun ini belum pernah terungkap, harga diri anak saya, gimana rasanya, saya butuh keadilan untuk anak saya," kata MT.

Baca: Pemprov Kalbar Jalin Kerja Sama TP4D Kejati, Bakal Tertipkan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Baca: VIDEO: Penjelasan Ayah Korban Asusila Oleh Oknum Guru

"Terungkapnya itu dua hari sebelum lebaran, dari handphone HU, ditambah lagi di korek-korek berbagai fakta. Dia ngaku semua, ada video satu video di HP-nya. Ada videonya, setelah kami korek ngaku semua," katanya.

MT menjelaskan dari pengakuan sang putri, HU dipaksa melayani nafsu bejat gurunya.

Dengan ancaman korban akan dikeluarkan dari lembaga pendidikan yang terduga pimpin.

"Awal pertama kali ini dia dipaksa. Dia kalau tidak mau diancam mau dikeluarkan dari sekolah, dan kejadian ini sudah terlalu sering," jelasnya.

Saat ini, MT mengungkapkan sang putri saat ini sangat syok, dan merasa sangat malu kepada warga desa. "Sekarang syok berat, tidak mau keluar dari kamar. Malu sama teman-teman, ditambah lagi orang satu kampung sudah tahu semua, mau makan pun harus dipaksa," tuturnya.

Terkait adanya video asusila yang beredar, MT memastikan bahwa yang ada di dalam video tersebut merupakan sang putri dan oknum guru di lembaga pendidikan di mana putrinya belajar.

Sementara itu, di tempat yang sama, Maksudi Wakil Ketua BPD Desa Setempat, berharap bahwa pelaku dapat segera di amankan pihak kepolisian dan memberikan keadilan bagi korban.

"Kami selalu aparatur desa, mengharap hal - hal ini dapat di tangani secara serius, dari penegak hukum, dan media untuk membantu kami agar pelaku ini dapat tertangkap sesuai harapan masyarakat,"katanya.

Maksudi mengatakan bahwa terlapor sendiri bagi warga merupakan sosok panutan yang sebelumnya di segani dan dihormati oleh warga desa.

Oleh sebab itu, warga desa pun tak menyangka terduga pelaku tega dan berani melakukan perbuatan bejat tersebut.

"Saya sendiri sangat mengagumi beliau, sangat mengagumi, sehari - sehari dia baik kepada masyarakat, dan alumni - alumni dari lembaga pendidikan beliau juga sangat mumpuni,"ujarnya.

Masudi berharap kendati ada kejadian memalukan ini, lembaga pendidikan yang dipimpin oleh terduga pelaku dapat tetap berjalan dengan normal, dan tidak mengganggu aktivitas belajar mengajarnya, karena ia menilai pendidikan sangat penting bagi masyarakat desa dan bila mana ada kesalahan, itu bukanlah salah dari sebuah lembaga, namun kesalahan dari oknum.

"Berdasarkan informasi dari masyarakat, sesepuh dan masyarakat berharap ini tetap di jalankan, Dan ada salah satu rekan guru yang sanggup menjalankan, tapi hanya sementara, Karena menyangkut ini pendidikan, dan pendidikan itu sangat diperlukan oleh masyarakat, sehingga kelangsungan pendidikan itu diharap tetap berlanjut, yang salah ya tetap salah, dan mengingat perekonomian masyarakat kayak ini, lembaga pendidikan disini sangat diharapkan oleh masyarakat, apabila kita sekolah diluar desa tentunya biaya akan lebih besar,"harapnya.

"Masyarakat berasumsi yang salah ya salah, Karena kita pikir secara akal sehat ndak mungkin lembaga pendidikan yang salah, tentunya oknum yang bersalah," tukasnya.

Sementara itu, Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah saat dikonfirmasi membenarkan akan hal ini, bahwa terduga pelaku saat ini telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polresta Pontianak.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved