Pilpres 2019

Data Capai 80,30%, Hasil Pilpres 2019 Senin 13 Mei! Suara Jokowi & Prabowo Tembus 123 Juta, Selisih?

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI terus memperbaharui hasil sementara di laman tersebut baik Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Legislatif

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Calon Presiden Nomor Urut 1, Joko Widodo dan no urut 2, Prabowo Subianto bersalaman usai Debat Kedua Calon Presiden, Pemilihan Umum 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). 

Data Capai 80,30%, Hasil Pilpres 2019 Senin 13 Mei! Suara Jokowi & Prabowo Tembus 123 Juta, Selisih?

PILPRES 2019 - Calon Presiden-Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin masih unggul perolehan suara dari Calon Presiden-Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno di tingkat nasional

Berdasarkan data Situng KPU secara nasional di laman portal resmi KPU pemilu2019.kpu.go.id hingga Senin (13/05/2019) pukul 22.15 WIB, Joko Widodo-Maruf Amin memperoleh 69.304.857 suara atau 56,33%.

Sementara itu, Prabowo-Sandiaga Uno meraih 53.731.163 suara atau 43,67%. 

Data masuk sudah mencapai 80,30233% atau 653.139 dari total 813.350 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di seluruh 34 provinsi se-Indonesia dan seluruh luar negeri. 

Total suara kedua pasangan itu secara nasional sebesar 123.036.020 suara. 

Sebaran suara sementara real count Situng KPU Jokowi-Maruf Amin & Prabowo-Sandiaga Uno di 34 provinsi dan luar negeri hingga Senin (13/05/2019) pukul 22.15 WIB.
Sebaran suara sementara real count Situng KPU Jokowi-Maruf Amin & Prabowo-Sandiaga Uno di 34 provinsi dan luar negeri hingga Senin (13/05/2019) pukul 22.15 WIB. (Laman pemilu2019.kpu.go.id)

Selisih suara Joko Widodo-Maruf Amin dengan Prabowo-Sandiaga Uno sekitar 15.573.694 suara.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI terus memperbaharui hasil sementara di laman tersebut baik Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Legislatif (Pileg). 

Berikut sebaran suara sementara real count Situng KPU Jokowi-Maruf Amin & Prabowo-Sandiaga Uno di 34 provinsi dan luar negeri hingga Senin (13/05/2019) pukul 22.15 WIB :

WILAYAH (01) Ir. H. JOKO WIDODO - Prof. Dr. (H.C) KH. MA'RUF AMIN (02) H. PRABOWO SUBIANTO - H. SANDIAGA SALAHUDIN UNO
 (77,2%) 320.414 1.852.813
 (81,5%) 3.252.426 2.847.795
 (92,3%) 368.419 2.300.508
 (80,1%) 987.791 1.597.340
 (91%) 794.351 1.079.988
 (81,4%) 1.605.541 2.330.352
 (100%) 582.741 585.499
 (92,4%) 2.664.380 1.777.462
 (100%) 495.510 288.097
 (86,5%) 478.133 397.086
 (63%) 2.095.751 1.889.746
 (69,6%) 7.704.752 10.899.936
 (89,7%) 15.103.115 4.420.711
(93,8%) 1.549.596 691.257
 (82,3%) 13.543.432 6.713.249
 (69,4%) 1.747.370 2.809.491
 (100%) 2.342.435 212.577
 (77%) 738.243 1.531.771
WILAYAH (01) Ir. H. JOKO WIDODO - Prof. Dr. (H.C) KH. MA'RUF AMIN (02) H. PRABOWO SUBIANTO - H. SANDIAGA SALAHUDIN UNO
 (96,5%) 2.280.559 291.505
 (97,7%) 1.669.759 1.231.165
 (95,8%) 798.412 511.103
 (82%) 674.384 1.205.713
 (83,6%) 927.476 716.855
 (90,8%) 1.112.061 328.002
 (75%) 686.383 541.487
 (85,8%) 1.831.819 2.398.764
 (98,5%) 544.994 827.216
 (100%) 369.277 344.653
 (99,3%) 471.864 261.105
 (63,9%) 370.017 264.776
 (71,8%) 235.083 240.593
 (8,3%) 175.976 39.127
 (22,2%) 102.369 37.022
 (93,5%) 230.510 99.526
 (80,9%) 449.514 166.873

Disclaimer

Data entri yang ditampilkan pada Menu Hitung Suara adalah data yg disalin apa adanya/sesuai dengan angka yang tertulis pada Salinan Formulir C1 yang diterima KPU Kabupaten/Kota dari KPPS.

Apabila terdapat kekeliruan pengisian data pada Formulir C1, dapat dilakukan perbaikan pada rapat pleno terbuka rekapitulasi di tingkat kecamatan.

Apabila terdapat perbedaan data antara entri di Situng dan Salinan Formulir C1, akan dilakukan koreksi sesuai data yang tertulis di Salinan Formulir C1.

Data yang ditampilkan di Situng bukan merupakan hasil resmi penghitungan perolehan suara.

Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan secara berjenjang sesuai tingkatannya dalam rapat pleno terbuka. (*)

Sandiaga Minta Audit Situng KPU, Ini Respon TKN Jokowi-Marif Amin

Dikutip dari Kompas.com, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily setuju dengan saran calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno agar Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) diaudit.

Namun, Ace menilai audit sebaiknya dilakukan setelah proses penghitungan suara selesai.

"Audit setuju dan menjadi bagian dari evaluasi sistem pemilu serentak. Tetapi selesaikan dulu penghitungan Situng KPU sampai tuntas," ujar Ace ketika dihubungi, Senin (6/5/2019).

Ace mengatakan, saat ini masyarakat masih membutuhkan informasi dalam situs Situng. KPU tidak boleh memutus akses masyarakat terhadap proses penghitungan suara dengan alasan audit sistem.

"Selesaikan dulu Situngnya, baru setelah itu diaudit. Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang hasil pemilu," kata dia.

Sejauh ini, Ace setuju ada hal-hal yang harus dievaluasi dari Situng KPU. Misalnya adalah kesalahan input yang merugikan semua peserta pemilu.

Meskipun, kata Ace, jumlahnya tidak sebanyak yang diklaim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.

"Bahwa ada kesalahan dalam input, harus diakui ada. Tapi kan tidak seperti yang dituduhkan kubu BPN yang jumlahnya hingga ribuan," kata dia.

Adapun, BPN Prabowo-Sandiaga sempat mencatat 13.031 kesalahan input dalam Situng. Sementara hingga Rabu (1/5/2019), KPU mencatat terjadi kesalahan entry data Situng sebanyak 199 kali.

Ace mengatakan kesalahan input itu yang harus dievaluasi agar tidak terulang kembali di kemudian hari.

Sebelumnya, meminta Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) diaudit.

Sebab, Sandiaga meminta agar Situng KPU diaudit. Sandiaga mendapat laporan banyak kesalahan input suara di situng yang bisa diakses publik di website resmi KPU itu.

"Aktivis-aktivis sudah menemukan begitu banyak permasalahan terkait data entry di situng. Oleh karena itu perlu sistem ini diaudit agar tuduhan bahwa ini berpola dan hanya menguntungkan paslon tertentu itu bisa dihindarkan," kata Sandiaga di Bandung, seperti dikutip dari Kompas TV, Senin (6/5/2019).

Sandiaga mengatakan, permintaannya untuk mengaudit Situng itu bukan karena suaranya kalah dari pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut dia, audit ini penting untuk kualitas pemilu itu sendiri.

"Karena ini bukan hanya soal kalah menang, yang melaporkan kecurangan ini dua kubu, baik di 01 atau 02. Untuk memastikan pemilu jujur adil dan kita menghadirkan pemilu yang berkualitas, sudah saatnya kita audit apa yang terjadi sampai berulang kali terjadi kesalahan data entry," kata dia. (*)

Lebih dekat dengan kami, follow akun Instagram (IG) Tribun Pontianak : 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved