Kebakaran di Singkawang
Korban Kebakaran di Singkawang Tewas Terpanggang, Bunyi Misterius di Atap Rumah dan Gongongan Anjing
Satu di antara saksi mata, Stefanus mengaku mendengar ada bunyi yang berjalan di atas atap.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ishak
Korban Kebakaran di Singkawang Tewas Terpanggang, Bunyi Misterius di Atap Rumah dan Gongongan Anjing
SINGKAWANG - Peristiwa kebakaran terjadi di Gang 45 RT 44 RW 18, Jalan Diponegoro, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Jumat (10/5/2019) sekitar pukul 23.00 WIB.
Kebakaran menghanguskan lima rumah warga milik Chui Fui Kiong (61), Liu Siat Lan (57), Aai (54), Diana (37), dan Akim (61).
Api diperkirakan berasal dari rumah korban Aai, nomor 46A.
Kemudian menyebar ke rumah tetangganya sehingga menyebabkan 5 rumah lainnya terbakar.
Kebakaran tersebut menyebabkan sejumlah korban lainnya mengalami luka-luka di antaranya Chui Fui Kiong, Liu Siat Lan, Diana, Akim, dan Aai korban meninggal dunia.
Satu di antara saksi mata, Stefanus mengaku mendengar ada bunyi yang berjalan di atas atap.
Baca: Kebakaran di Gang 45 Singkawang Sebabkan Satu Korban Tewas, Kapolres Beri Keterangan
Baca: Terdengar Ledakan Saat Kebakaran di Singkawang yang Tewaskan Seorang Warga Pasiran
"Kebetulan saat itu saya sedang menonton televisi dan anjing mengonggong di belakang rumah, ketika melihat di luar api sudah mulai membesar,” katanya.
Dia mengungkapkan tidak tahu sumber api dari mana berasal, lantaran diketahuinya api sudah mulai membesar.
Awalnya ia menduga pasti ada korban jiwa, karena melihat begitu besarnya api, ternyata memang ada korban.
Korban meninggal dunia, tinggal sendirian di rumahnya.
Kemungkinan dia hendak menyelamatkan diri, karena posisi mayatnya di luar kamar.
"Tepatnya di ruang tamu, namun kondisinya terkepung api,” ujarnya.
Korban diakui sebagai sosok yang memang jarang bergaul dan memiliki gaya hidup sendiri.
Tapi dia orangnya baik, setiap pagi dia pergi berangkat kerja menggunakan sepedanya.
Baca: Kebakaran di Gang 45 Singkawang, Satu Orang Ditemukan Meninggal Dunia
Baca: Kebakaran Hanguskan 5 Rumah di Gang 45 Singkawang
Hal senada juga disampaikan Bong Ket Sen, satu di antara warga lainnya.
Saat itu ia tertidur pulas dan mulai merasakan panas yang membuat terbangun.
Namun ternyata api sudah membesar.
Ia lantas langsung membangunkan anak dan istrinya agar berkemas menyelamatkan barang berharga yang bisa dibawa.
Petugas pemadam kebakaran swasta kesulitan memadamkan api, lantaran sulitnya sumber air yang didapatkan.
"Mereka terpaksa bolak balik ke Jalan Budi Utomo untuk mengambil air di Sungai Singkawang," ceritanya.
Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi mengatakan, api diperkirakan berasal dari rumah korban, Aai, nomor 46 A yang kemudian menyebar ke rumah tetangganya sehingga menyebabkan lima rumah terbakar.
Baca: Kalbar 24 Jam - Ketua RT Cabuli Anak Gadis Tetangga, Fajar Luka Bakar, hingga Kebakaran di Kijing
Baca: Kebakaran Mess Karyawan PT Wika Diduga Akibat Korsleting Listrik
Dia menjelaskan, kerugian menyebabkan lima rumah beserta isinya terbakar termasuk satu korban jiwa meninggal dunia.
“Tindakan yang dilakukan di antaranya mengamankan TKP, mencari keterangan saksi dan korban jiwa serta olah TKP. Kemudian dilakukan visum dan membawa jenazah ke RSUD dr Abdul Aziz Singkawang,” katanya.
Tidak hanya itu, kembali di pagi tadi menjelang siang, pihak Satuan Reskrim Polres Singkawang melakukan olah TKP dengan menyusur ke lima rumah korban untuk melakukan identifikasi.
“Kami memastikan tidak ada korban tambahan, dan kami masih memeriksa keterangan saksi-saksi yang ada dan masih kita dalami, dan unsur kesengajaan penyebab diduga tidak ada, dengan kerugian ditaksir Rp 600 juta,” ujarnya.
Raymond mengimbau masyarakat untuk menjaga situasi dengan tidak membuang atau menyalakan api secara sembarangan dan tetap memperhatikan jaringan kabel listrik di rumah untuk segera mengganti ketika sudah tidak layak lagi. (*)
Terdengar Ledakan Saat Kebakaran di Singkawang yang Tewaskan Seorang Warga Pasiran https://t.co/3Tlo3Pt8uz lewat @tribunpontianak
— Tribun Pontianak (@tribunpontianak) 11 Mei 2019