Pilpres 2019
Mahfud MD Jelaskan Pernyataannya Soal Kemenangan Prabowo di "Provinsi Garis Keras" Dalam hal Agama
Mahfud MD Jelaskan Pernyataannya Soal Kemenangan Prabowo di "Provinsi Garis Keras" Dalam hal Agama
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Mahfud MD mengatakan, kemenangan Jokowi sulit untuk dibalik dengan cara apapun.
Berikut pernyataan lengkap Mahfud MD dalam video tersebut.
"Kemaren itu sudah agak panas gitu, dan mungkin pembelahannya sekarang kalau melihat sebaran kemenangan, itu memang ya mengingatkan kita untuk menjadi lebih sadar segera rekonsiliasi.
Karena sekarang ini kemenangan Pak Jokowi ya menang, dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun, tetapi kalau lihat sebarannya kan di beberapa provinsi-provinsi yang agak panas Pak Jokowi kalah gitu ya.
Dan itu diidentifikasi tempat-tempat kemenangan pak prabowo itu diidentifikasi dulunya dianggap sebagai provinsi garis keras ya dalam hal agama.
Misalnya Jawa Barat, Sumatera barat, Aceh dan Sulawesi Selatan juga.
Nah saya kira rekonsiliasinya menjadi penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu.
Kalau soal kemenangan dan kekalahan saya kira itu soal waktu saja dan kita akan segera selesai kalau soal itu," kata Mahfud MD.
Video itu merupakan wawancara Mahfud MD di Metro TV. Video lengkapnya diunggah di akun Youtube Metro TV, 23 Apr 2019.
Berikut videonya:
Selain Fadli Zon, politisi lainnya, Dahnil Anzar Simanjuntak juga menyampaikan komentarnya mengenai pernyataan Mahfud MD tersebut.
Dahnil mengatakan, dirinya menghormati Mahfud MD tapi kaget dengan tuduhannya, karena ambisinya sampai tega menggunakan narasi daerah-daerah 02 menang seperti Aceh, Sumbar, Jawa Barat dan debagainya sebagai daerah Islam garis keras.
"Narasi Pak Mahfud ini yang justru memecah belah dan penuh kebencian," tulis Dahnil.
Dahnil menyatakan, orang yang bersikap seolah netral seperti Mahfud MD dengan narasi tuduhan yang mendukung Prabowo adalah daerah Islam garis keras, bukan justru menjadi suluh tapi menyulut keruh.
"Bukan sikap seorang pancasilais," tulisnya.