Gadis Pontianak Disiksa Keji Suaminya di Tiongkok, Kini Dia Bahagia! TARIF Kawin Kontrak Terungkap
Maret lalu, Kota Pontianak dan Indonesia sempat dihebohkan terungkapnya kasus dugaan perdagangan orang yang bermodus pernikahan atau kawin kontrak.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
"Dia ditahan sebelum Imlek kemarin. Tiga hari ditahan dia ada ngasi kabar. Mak comblangnya ada jenguk dan nelepon ngasikan kabar ke saya, tapi habis itu sampai sekarang ndak ada kabarnya. HP-nya ditahan sama polisi," ungkap Mi Tjau kepada Tribun ditemui di rumahnya, Jumat (15/3/2019).
Aksi Mak Comblang
Kawasan RW 28, Jalan Kebangkitan Nasional, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi satu di antara daerah yang kerap kedatangan mak comblang.
Mereka membawa pria asal Taiwan dan Tiongkok untuk mencari istri di Kalbar.
Dari penelusuran Tribunpontianak.co.id, ada harga mahal yang harus dibayar oleh WNA Tiongkok atau Taiwan saat hendak mempersunting warga Pontianak ini.
Pihak keluarga si gadis akan menerima uang mahar Rp 25 juta hingga Rp 40 juta.
Pria asal Tiongkok dan Taiwan juga menyasar remaja berusia 15-17 tahun.
Saat mengurus dokumen seperti paspor, nama si gadis sengaja diganti.
Baca: Kisah Gadis Pontianak Korban Kawin Kontrak Pria China, Dua Wajah Suami hingga Perlakuan di Penjara
Baca: Gadis Pontianak Korban Kawin Kontrak Histeris Bertemu Orangtuanya! Bayaran dari Pria China Terungkap
Ada tiga mak comblang yang kerap beraksi di wilayah Pontianak.
Dua berasal dari Jakarta dan seorang berasal dari Tiongkok.
Ju merupakan satu di antara remaja asal Pontianak yang menikah dengan warga Tiongkok atas prakarsa mak comblang.
Mak comblang ini yang mempertemukan Ju dengan warga Tiongkok.
Keluarga juga menerima sejumlah uang dari pria asal Tiongkok ini.
Sebelum pernikahan dilangsungkan, keduabelah pihak juga membuat perjanjian di atas materai.
"Asal sama keluarga, kumpul lagi walaupun cuman makan bubur sehari-hari. Asal hati kita senang, jadi bisa bahagia," kata Mi Tjau yang berharap pemerintah bisa membantu mengembalikan akanya ke Indonesia.