Pilpres 2019

Pertemuan Jokowi-Prabowo Hari Ini Urung Digelar, Juru Bicara BPN di Pilpres 2019 Ungkap Alasannya

Pertemuan Jokowi Prabowo Hari Ini Urung Dilakukan, Juru Bicara BPN di Pilpres 2019 Ungkap Alasannya

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Screenshot TvOne
Pasangan Calon Presiden di Pilpres 2019 

Pertemuan Jokowi dan Prabowo urung digelar.

Hal itu setelah Prabowo belum dan tidak memutuskan menerima utusan Jokowi, Luhut Binsar Panjaitan.

Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan hal itu melalui akun Twitternya.

"Sampai dengan malam ini, Pak @prabowo belum dan tdk memutuskan menerima utusan Pak Jokowi yakni Pak Luhut untuk bertemu beliau di Kertanegara, Pak Prabowo masih Fokus memperjuangkan dan mengawal agar rakyat terus mengawal C1,"  tulis Dahnil.


Rencana pertemuan Jokowi dan Prabowo, sebelumnya disampaikan Jokowi kepada awak media, saat jumpa pers di Restoran Plataran, Jakarta, Kamis (18/4/2019) sore.

Saat itu, Jokowi mengaku sudah mengutus seseorang untuk menyampaikan pesan kepada Prabowo.

Jokowi mengaku ingin tetap menjaga persahabatan antara dirinya dengan Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.

Sebelumnya, Direktur bidang Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Hashim Djojohadikusumo juga mengungkapkan bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan bertemu dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Hal itu diungkapkan Hashim saat ditanya mengenai utusan yang dikirim oleh calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo untuk menemui Prabowo.

"Ya, mungkin. Saya dengar Pak Luhut Panjaitan akan ketemu Pak Prabowo," ujar Hashim dilansir Kompas.com.

Rencananya pertemuan akan digelar pada Minggu (21/4/2019), di kediaman pribadi Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

Namun, Hashim tidak dapat memastikan mengenai waktu pertemuan dan hal apa saja yang akan dibahas oleh keduanya.

"Saya dengar besok tapi kepastian jadwal saya belum tahu. Saya kira (pertemuan) di sini, di Kertanegara," kata Hashim.

Pemilu Terburuk di Indonesia

Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count), kubu 01 Jokowi-Maruf unggul atas Prabowo-Sandi, dilakukan sekitar 3 jam usai pencoblosan, diketahui hasilnya seperti ini.

1. Hitung Cepat Litbang Kompas 54.43% Vs 45.57%, sample Masuk (99.95%) Suara Sah : 79.85 % Suara Tidak Sah : 1.94 % Suara Tidak Digunakan : 18.21 %

2. Indo Barometer 54.35% Vs 45.65%, sample Masuk (99.83%)

3. Charta Politika 54.33% Vs 45.67%, sample Masuk (99.65%)

4. PolTracking Indonesia 54.98% Vs 45.02%, sample masuk (100.00%)

5. Indikator Politik Indonesia 54.60% Vs 45.40%, sample masuk (99.90%)

Hasil hitung cepat ini dibantah Kubu 02 Prabowo-Sandi yang mengklaim sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 dengan meraih kemenangan 62 persen.

Prabowo bahkan sudah menggelar syukuran atas kemenangan di Pilpres 2019 ini pada Jumat (19/4/2019) lalu.

Syukuran bertempat di Kertanagera, kediaman dari Ketum Gerindra ini. 

Saat syukuran itu, Wakil Ketua DPR dari Partai Gerindra Fadli Zon hadir mengikuti acara tersebut.

Prabowo sudah mengklaim kemenangan, namun Fadli Zon justru menganggap Pemilu 2019 ini buruk. 

Politisi Gerindra ini bahkan menuduh adanya kecurangan.

Hal itu disampaikan lewat akun Twitter-nya, Sabtu (20/4/2019).


Kecurangan dipertontonkan dengan telanjang.

Demokrasi sedang dikebiri, suara rakyat dimanipulasi.

Kotak kardus penuh misteri, surat suara dicoblosi sendiri.

Cara menghitung diakali.

Inilah pemilu terburuk sepanjang sejarah RI.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved