Pilpres 2019
HASIL Pilpres 2019 Terbaru KPU Minggu (21/4), Selisih 1 Juta Suara! Prabowo Menang Telak di Sumbar
Apakah pasangan Joko Widodo-Maaruf Amin yang unggul? Atau sebaliknya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno!
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Apakah pasangan Joko Widodo-Maaruf Amin yang unggul? Atau sebaliknya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno!
PILPRES 2019 - Sekalipun diterpa berbagai pendapat kurang bersahabat dari pihak tertentu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus melakukan real count perolehan suara Pilpres 2019.
Hasil sementara, menunjukkan keunggulan pasangan Jokowi-Maaruf Amin.
Terbaru, Minggu (21/4/2019) pukul 02.30 WIB, real count KPU telah mengumpulkan suara di 11.000 dari 813.350 tempat pemungutan suara (TPS) atau 1.35243%.
Baca: Cerita Mahfud MD Diberi Harapan Palsu Dua Presiden Hingga Akhirnya Dapat Posisi Lebih Tinggi
Baca: Prabowo Klaim Menang 62 Persen, Fadli Zon Justru Sebut Pemilu 2019 Terburuk Sepanjang Sejarah RI
Hasilnya sebagai berikut.
Nomor Urut 01 Joko Widodo-Maaruf Amin: 6.189.003 suara atau 54,53 persen.
Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno: 5.160.806 suara atau 45,47 persen.
Adapun selisih perolehan suara kedua pasangan calon berada di angka 1.028.197, atau 9,06 persen.
Sekalipun kalah dalam perhitungan menyeluruh, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul telak di sejumlah provinsi seperti Sumatera Barat (Sumbar), Nusa Tenggaara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ketahui data sementara real count Pilpres 2019 selengkapnya di sistem informasi penghitungan suara (situng), situs resmi KPU, pemilu2019.kpu.go.id.
Berikut tabel hasil real count Pilpres 2019 KPU hingga Sabtu (20/4/2019) hingga pukul 21.30 WIB:
*Disclaimer : Data diambil per Sabtu 20 April 2019 pukul 15.00 WIB. Data bisa berubah sewaktu-waktu. Penghitungan KPU di atas belum final.

Dituding Membeberkan Data Bohong! SMRC: Kami Bukan Alat untuk Menutupi Kecurangan
Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) angkat bicara terkait tudingan kebohongan data pada quick count Pilpres 2019.
Penuturan tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan dalam ekspose data quick count yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei.
Dikutip dari channel YouTube metrotvnews, Sabtu (20/4/2019), Djayadi menjelaskan tentang quick count yang dilakukannya dalam mengambil data perolehan suara.
"Quick count adalah salah satu partisipasi masyarakat dan itu fungsi pentingnya adalah ikut membantu mengontrol pemilu kita berjalan secara berkualitas dan demokratis," kata Djayadi.
"Jadi bukan alat untuk menutupi kecurangan, namun alat untuk menjadi referensi bagi kita untuk memiliki referensi terhadap hasil yang dikeluarkan secara resmi," tambahnya.
Dijelaskannya pula, quick count juga tidak pertama kali digelar pada tahun 2019.
Djayadi mengungkapkan bahwa lembaga surveinya sudah melakukan tujuh kali quick count dalam setiap pemilu.
Baca: Cawapres 02 Sandiaga Uno Akhirnya Buka Suara Terkait Beberapa Kali Absen Dampingi Prabowo
Baca: Jokowi Kirim Utusan Kepada Prabowo, Dahnil Sebut Sampai Malam Ini Masih Ditolak
Tak hanya pada satu daerah, pemilu bahkan selalu diselenggarakan di berbagai wilayah di Indonesia.
"Dari setiap pemilu itu pasti ada quick count dari berbagai lembaga, bayangkan sudah ada ribuan quick count yang sudah digelar, dan secara umum tidak ada masalah terhadap quick count," kata Djayadi.
Untuk itu, menurut Djayadi, masyarakat dan juga elite politik pasti sudah mengerti soal quick count.
"Jadi kita semua masyarakat terutama politisi sebetulnya sudah terbiasa pada quick count ini," papar Djayadi.
"Dan kalau kita merujuk ke perkataan Prof. Asep, salah satu dewan etik kita, quick count sebetulnya membutuhkan nalar yang tidak terlalu tinggi untuk memahaminya," tambahnya.
Untuk itu, Djayadi menilai sangat mudah untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan quick count.
"Jadi harusnya kita bisa dengan mudah memahami apa itu quick count apa itu fungsinya untuk apa selanjutnya dan sebagainya, yang jelas quick count itu persoalan pengetahuan bukan soal keputusan politik," tegas Djayadi.
"Itu harus kita bedakan, kalau keputusan politik itu persoalan di KPU, quick count adalah persoalan pengetahuan, itu yang ingin saya sampaikan di kesempatan ini," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, memberikan imbauan kepada pendukungnya serta rakyat Indonesia perihal hasil perhitungan suara.
Dikutip dari Kompas TV, Rabu (17/4/2019), Prabowo yang didampingi anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) menuturkan banyak peristiwa yang membuat rugi kubunya.
"Saudara sekalian, saya bicara setelah mengikuti perkembangan, perhitungan (surat) suara, terus terang saja prihatin dari tadi malam kejadian-kejadian yang merugikan pendukung 02," ujarnya.
Lanjutnya, ia menuturkan sejumlah peristiwa yang ditemukan kubunya, dari kubunya yang tidak mendapat undangan hingga telah tercoblosnya surat suara.
"Banyak surat suara yang tidak sampai, banyak TPS buka jam 11, banyak hal-hal yang pendukung kita tidak dapat undangan dan sebagainya, belum lagi diketemukan banyak sekali surat suara yang sudah dicoblos 01," jelasnya.
Meski begitu, Prabowo menjelaskan kubunya yang juga memiliki hitung cepat memperlihatkan hasil bahwa 02 menang.
"Tapi walaupun demikian, hasil exit poll kita 5000 TPS, menunjukkan bahwa kita menang, 55,4 persen. Dan hasil Quick Count, kita menang, 52,2 persen."
Ia kembali mengimbau untuk para relawan dan pendukungnya tetap memantau TPS dan surat suara.
"Mohon semua relawan untuk melawan kemenangan kita di semua TPS dan kecamatan."
"Juga saya tegaskan di sini, pada rakyat Indonesia bahwa ada upaya dari lembaga-lembaga survei tertentu yang memang sudah bekerja untuk satu pihak untuk menggiring opini bahwa kita kalah."
"Saudara-saudara sekalian, jangan terpancing terus awasi TPS, amankan C1 dan jaga kecamatan, jangan lengah."
Kembali ia menegaskan agar pendukungnya tidak terpancing dengan hasil yang belum diyakini kubunya.
"Saya mengimbau pendukung saya, agar tetap tenang, semua tenang dan tidak terprovokasi untuk tidak melakukan tindakan anarkis, untuk terus tetap mengawal surat suara, karena kotak-kotak itu adalah kunci kemenangan kita."
"Agar kebohongan yang sudah dilakukan bisa dilawan, saya tegaskan di sini untuk pendukung saya agar tidak terprovokasi dan menghindari, bentuk tindakan berlebihan, tindakan di luar hukum, dan tindak kekerasan," kata Prabowo.
"Untuk pendukung kita, silakan jaga TPS," pungkasnya. (*)