Orangtua Perlu Tanamkan Pembelajaran Ini Sejak Dini, Agar Anak Tidak Suka Berbohong

Sejatinya, di usia balita masih wajar kalau anak berbohong. Apalagi dalam situasi dan kondisi tertentu.

Editor: Madrosid
zoom-inlihat foto Orangtua Perlu Tanamkan Pembelajaran Ini Sejak Dini, Agar Anak Tidak Suka Berbohong
SHUTTERSTOCK
Anak pemalu butuh dorongan dan bantuan dari orangtuanya untuk lebih terbuka dan beradaptasi.

Orangtua Perlu Tanamkan Pembelajaran Ini Sejak Dini, Agar Anak Tidak Suka Berbohong

Sejatinya, di usia balita masih wajar kalau anak berbohong. Apalagi dalam situasi dan kondisi tertentu.

Semua itu terjadi karena lantaran imajinasi anak sangatlah tinggi.

Bukan tidak mungkin jika dia bercerita kepada temannya kalau ayahnya memiliki pesawat atau dirinya bisa terbang.

Kebohongan ini masih dianggap wajar. Lain halnya jika anak berbohonguntuk menyembunyikan kesalahannya.

Tegurlah dengan lembut seraya mengatakan, orangtua menghargai anak yang jujur dan tidak akan marah jika anak berterus terang.

Dengan begitu, anak berbohong pun tidak akan ditemui.

Baca: Belum tentukan Target, Harjani Fokus Proses Penyaringan Bibit dan Optimalkan STQ Provinsi

Baca: Utusan Jokowi Akan Temui Prabowo, Hashim Djojohadikusumo Belum Pastikan Waktunya

Baca: Video Bocah Menari Diiringi Lagu Blackpink Curi Perhatian Ganjar Pranowo, Share dan Komen

Ingat, anak lebih mudah mempelajari sesuatu yang dilihat langsung.

Nah, agar nilai-nilai kejujuran dapat tertanam dalam diri anak,  berikut hal-hal yang perlu dan tidak dilakukan agar anak tidak berbohong:

Biasakan berkata jujur. Kebohongan sekecil apa pun akan berbuah kebohongan berikutnya:

Anak suka berbohong tidak disukai.

Tanamkan pemahanan, bila berlaku jujur akan menguntungkan diri sendiri.

Contohkan, karena orangtua berlaku jujur, maka temannya banyak, mendapat kepercayaan dari tetangga, dikenal sebagai orang jujur, dan sebagainya.

Demikian pula sebaliknya bila anak berbohong.

Tumbuhkan kesadaran bersama, meski orangtua tidak melihat ketidakjujuran anak, tapi Tuhan yang Maha Melihat tidak akan terlewat.

Dalam kehidupan sehari-hari orangtua membiasakan bercerita pada pasangannya apa saja yang dilakukan sehari itu, membuat perincian keuangan secara terbuka, tidak menyembunyikan sesuatu.

Meski sederhana, hal ini bisa mencegah munculnya pertengkaran dengan menggunakan kata-kata, “Tuh kan, Mama (Papa) bohong lagi.” Bila anak terlalu sering mendengar kata seperti itu, rasa percayanya pada orangtua akan luntur. Akibatnya, ia akan menirunya.

Berikan konsekuensi/sanksi secara tegas pada siapa saja yang berlaku tidak jujur atau berbohong di rumah.

Sebaliknya, berikan apresiasi bila ada yang berlaku jujur, sehingga tertanam dalam benak anak kalau mau mendapat apresiasi/diakui sebagai anak baik, ia harus jujur.

Bersedia meminta maaf dan mengakui kesalahan bila gagal menerapkan suatu hal yang dikomitmenkan bersama.

Jangan malah marah-marah atau menyalahkan lingkungan, termasuk anak.

Sumber: Nakita
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved