Harga Tiket Pesawat Picu Inflasi Tertinggi di 9 Kota, Kepala BPS RI Sebut Kondisi Ini Tak Biasa

"Enggak biasa, pattern tahun lalu angkutan udara memberi andil inflasi hanya di Lebaran, Natal dan Tahun baru," Suhariyanto

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Sejumlah calon penumpang di Bandara International Supadio Pontianak, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (16/2/2019) malam. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Harga Tiket Pesawat Picu Inflasi Tertinggi di 9 Kota, Kepala BPS RI Sebut Kondisi Ini Tak Biasa

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,JAKARTA - Harga tiket pesawat masih menjadi penyumbang Inflasi tertinggi.  Hal ini dikarenakan meningkatnya harga tiket pesawat baik domestik maupun internasional sejak Januari lalu.

Dilansir dari Kontan.co.id Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, Suhariyanto mengatakan kondisi ini tidak biasa. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, peningkatan harga tiket pesawat masih menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen pada inflasi Maret 2019. 

"Enggak biasa, pattern tahun lalu angkutan udara memberi andil inflasi hanya di Lebaran, Natal dan Tahun baru," Suhariyanto, Senin (1/4/2019).

Baca: (LIVE) HASIL PSM Makassar Vs Kaya FC di Piala AFC Cup 2019 MNC TV, Babak Pertama Mandul Gol

Baca: Ria Ricis Sebut Lucinta Luna Rich Peps, Ternyata Aslinya Seperti Ini

Baca: TERPOPULER - Korban Kawin Kontrak Bertemu Keluarga, Endorse Syahrini, hingga Moto2 GP Argentina 2019

Lebih rinci, ia menjelaskan kenaikan harga tiket pesawat pada Maret 2019 paling tinggi terjadi di Tual 32,14 persen secara bulanan, Bungo 27,38 persen secara bulanan, Ambon 20,83 persen secara bulanan, Tangerang 17 persen secara bulanan, Maumere 16 persen secara bulanan, Semarang 16 persen secara bulanan, Palu 13 persen secara bulanan, Malang 14,13 persen secara bulanan dan Manokwari 13,12 persen secara bulanan.

Sebagai perbandingan, andil inflasi angkutan udara pada Desember 2018 tercatat 0,19 persen, Januari 2019 tercatat 0,02 persen, Februari dan Maret 2019 masing-masing tercatat 0,03 persen.

Sedangkan andil inflasi angkutan udara pada Desember 2017 mencapai 0,10 persen. Sedangkan Januari hingga Februari 2018 menyumbang deflasi masing-masing 0,07 persen dan 0,03 persen. Sedangkan Maret 2018 tidak memberi andil apapun pada inflasi bulan tersebut.

Dengan terbitnya beleid baru mengenai perubahan harga jual terendah oleh Kementerian Perhubungan, Suhariyanto berharap ke depan harga tiket pesawat bisa lebih terkendali.

Kenaikan tarif tiket pesawat ini menyebabkan jumlah penumpang angkutan udara pada Februari turun 15,46 persen secara bulanan dan turun 18,51 persen secara tahunan. Jumlah penumpang angkutan udara Februari 2019 sebesar 5,63 juta orang atau turun dibandingkan Februari 2018 yang mencapai 6,91 juta.

"Penumpang pesawat turun karena jumlah hari di Februari 2019 lebih pendek dan memang persoalan harga tiket yang jadi keluhan," imbuh Suhariyanto.

Sementara untuk penerbangan internasional juga mencatat penurunan sebesar 7,04 persen secara bulanan menjadi 1,40 juta orang pada Februari 2019, dibandingkan Januari 2019 yang mencapai 1,50 juta orang. Namun secara tahunan mencatat kenaikan 3,49 persen.

*Pontianak Alami Deflasi

Kepala BPS Kalbar, Pitono mengatakan Kota Pontianak Pada bulan Maret mengalami deflasi 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 146,87, Selasa (2/4/2019).

"Deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran, yakni kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Serta, dari kelompok pengeluaran, semuanya inflasi, cuma satu yang mengalami deflasi, yakni transportasi," paparnya.

Lebih jelasnya, kelompok pengeluaran untuk kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 2,36 persen atau terjadi penurunan indeks dari 142,41 pada Februari 2019 menjadi 139,05 pada Maret 2019.

Sedangkan enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks dari yang tertinggi secara berurutan yaitu kelompok kesehatan 1,67 persen; kelompok sandang 0,78 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,32 persen; kelompok bahan makanan 0,13 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,01 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen.

"Sehingga inflasi tahun kalender Maret 2019 sebesar 0,89 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2019 terhadap Maret 2018) sebesar 3,67 persen," ujarnya.

BPS Kalbar mencatat, pada Maret 2019, satu subkelompok di kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, mengalami penurunan indeks yaitu subkelompok transportasi turun 3,69 persen.

Satu subkelompok mengalami kenaikan indeks yaitu subkelompok komunikasi dan pengiriman naik 0,03 persen. Sedangkan dua subkelompok lainnya yaitu subkelompok sarana dan penunjang transportasi; dan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks.

"Penurunan indeks pada subkelompok transportasi udara itu mungkin karena turunnya harga angkutan udara yang sebelumnya sempat naik secara signifikan,"tambahnya.

Secara keseluruhan, ia memaparkan kelompok ini pada Maret 2019 memberikan sumbangan deflasi 0,4179 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah angkutan udara, bensin, dan tarif taksi.

Sementara itu, BPS Kalbar mencatat tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2019 sebesar 0,89 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2019 terhadap Maret 2018) sebesar 3,67 persen.

 Sedangkan tingkat inflasi kalender pada periode yang sama tahun kalender 2017 dan 2018 masing-masing 1,91 persen dan 1,19 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun untuk (Maret 2017 terhadap Maret 2016) dan (Maret 2018 terhadap Maret 2017) masing-masing 5,22 persen dan 3,12 persen.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved