Abdul Wahid Maktub: Perguruan Tinggi di Indonesia Mulai Diperhitungkan Dikancah Dunia
Dr KH Abdul Abdul Wahid Mahtub berkunjung ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Yarsi Pontianak
Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
Abdul Wahid Mahtub: Perguruan Tinggi di Indonesia Mulai Diperhitungkan Dikancah Dunia
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Staf khusus Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
(Menristekdikti RI), Dr KH Abdul Wahid Maktub berkunjung ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Yarsi Pontianak, dan Akademi Farmasi Pontianak dalam rangka meningkatkan status perguruan tinggi, jumat ( 29/3/2019).
Abdul Wahid Maktub dalam kunjungannya mengatakan setiap ia datang ke daerah harus mengunjungi Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta dalam rangka untuk melihat sejauh mana kebijakan Kemenristekdikti yang telah diterapkan.
Sambil menyerap aspirasi dan informasi dan usulan supaya dikomunikasikan kepada penentu kebijakan menteri.
Baca: Ada 400 Ribu Amplop di OTT Sidik Pangarso Diduga Untuk Serangan Fajar, Danhil Azhar Kritik KPK
Baca: VIDEO : Penampilan Gok di Grandfinal The Voice Indonesia, Titi DJ Sebut Judika Masa Depan
Baca: Profil Kecamatan Sungai Kakap dan Batas Wilayah, Diantaranya Dengan Kabupaten Mempawah
Baca: Profil Kecamatan Teluk Pakedai Miliki 14 Desa dan Luas 191,90 KM Persegi
"Karena memang saat ini kita ingin semua Perguruan Tinggi di Indonesia maju, dan Alhamdulillah mutu kita mulai diperhitungkan terutama ditingkat dunia," ujar Abdul Wahid Maktub usai berkunjung ke Stikes Yarsi.
Abdul mengatakan bahwa dulu tidak ada satupun pergurun tinggi di Indonesia yang masuk World Class University, termasuk kampus ternama di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung dan sebagainya.
"Alhamdulillah dalam waktu yang cepat selama 4 tahun terakhir dengan reformasi kebijakan sekarang UI, ITB ,UGM Sudah masuk top five hundred world class university (500 universitas perguruan tinggi kelas dunia)," ujarnya.
Ia berharap hal ini juga diikuti oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) bagaimana mereka memiliki kesadaran baru supaya mereka merubah paradigma, dan tidak hanya berfikir pada kuantitas tapi juga kualitas, sehingga standar harus dipenuhi.
Standar yang harus dipenuhi tidak hanya lokal tapi juga nasional , regional maupun global.
Mereka harus bersama untuk melakukan perbaikan terus menerus, pembaharuan terus menerus, yaitu dari segi dosennya yang disekolahkan lagi untuk meningkatkan mutu.
"Makanya juga kita mendorong mereka untuk melengkapi dengan S2,S3 baik belajar didalam maupun diluar negeri. Berbagai mekanisme dan kebijakan untuk membuat peningkatan mutu kita lakukan kerjasama baik domestik antar perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri," imbuhnya.
"Bahkan kita membuat kebijakan untuk mendatangkan visiting world class profesor . (Profesor kelas dunia) yang kita datangkan dalam rangka supaya mereka mulai merubah cara berpikir untuk meningkatkan mutu," ujarnya.
Ia mengatakan bagaimana lulusan perguruan tinggi bisa langsung diserap karena mereka punya kualitas tidak hanya pada kemampuan akademik yang sifatnya teoritikel tapi juga mulai bekerjasama dengan industri yang sifatnya praktikel.
Perguruan Tinggi terus mengembangkan riset tidak hanya teaching university yang hanya mengajarkan studi itu saja , tapi mereka di dorong untuk melihat perubahan tantangan baru yaitu mengembangkan prodi yang relevan sehingga lebih dipermudah.
Kebijakan riset juga lebih di sederhanakan dan memberikan insentif dan dorongan, juga menyadarkan kepada mereka untuk membangun partnership dan cooperation dengan berbagai perguruan tinggi didalam dan luar negeri.
"Ini yang kita dorong , dan Ahamdulillah sekarang sudah terlihat hasilnya, seperti publikasi ilmiah jurnal yang dihasilkan mahasiswa S2 dan S3 semakin meningkat sekali. Bahkan kita sekarang sudah hampir jadi Perguruan Tinggi yang terbaik di Asia Tenggara," pungkasnya.
Abdul katakan bahwa dulunya Perguruan Tinggi masih dalam keadaan terpuruk sekali terutama pada penelitian yang dihasilkan rendah, dan jurnal juga kurang.
Tetapi produktivitas yang sangat luar biasa tentunya berkat kolaborasi kesadaran dari semua stake holder.
"Sehingga mereka sadar akan mutu itulah apa yang menjadi inti tujuan kami datang dalam rangka untuk mengingatkan ,memotivasi sehingga Perguruan Tinggi dan Swasta bangkit untuk meningkatkan mutu," ujarnya.
Ia katakan jika Perguruan Tinggi maupun Swasta sudah bermutu Insyaallah dengan sendirinya akan memiliki daya tarik seperti perguruan tinggi yang sudah maju ke kelas dunia, tidak perlu lagi mencari mahasiswa. Tetapi mereka yang mencari dan berdatangan untuk memdaftar menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
"Kita berharap suatu saat PTN dan PTS di Indonesia menjadi referensi acuan , dan tumpuan perguruan tinggi, tidak hanya mahasiswa dari Indonesia tapi luar negeri," tutupnya.