Hanya Ada 3 Guru Garis Depan yang Mengabdi di SD dan SMP Desa Pala Pasang

Desa Pala Pasang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau perlu mendapatkan perhatian di bidang pendidikan khususnya.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Upacara dan pengibaran bendera bersama Volunteer Ekspedisi Tapal Batas pertama kalinya di SD dan SMP Dusun Pala Pasang, Desa Pala Pasang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, 

Eymoveon juga membuka lebar kolaborasi dengan siapa saja, entah itu pemerintah atau stake holder dan sebagainya.

"Karena lita lebih suka berkolaborasi dengan yang lainnya," ucapnya.

Harapan dari Eymoveon memang apa yang sudah mereka lakukan bisa dilihat oleh stake holder terkait. Agar daerah tersebut mendapat bantuan.

Hal menarik lainnya yang dirasakan oleh Bekti saat menjadi Volunteer adalah budaya di Desa Pala Pasang.

Karena Indonesia khususnya di desa Pala Pasang masih kaku dengan budaya yang mayoritasnya suku dayak, kemudian keharmonisan lwarga disana.

Intinya adalah kegigihan masyrakat disana yang punya pilihan kehidupan apakah ingin menjadi Indonesia atau Malaysia.

Tapi masyarakat disana fetap memilih Indonesia dibanding Malaysia.

Sudah ada beberapa kasus yang dekat dengan daerah disana, namun sudah ada yang memilih untuk menjadi Warga Malaysia dibanding Indonesia.

Tapi dengan kondisi mereka saat ini dan keterbatasan mereka mereka sendiri mengatakan akan tetap menjadi bagian Dari Indonesia.

Momen yang mengharukan juga dirasakan ketika mengadakam upacara benders di SD dan SMP.

"Suasana haru semua menangis karena pertama kalinya sang saka berkibar di SD dan SMP yang ada di Desa Pala Pasang, Entikong," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved