Citizen Reporter
Dari Nasyid hingga Pengrajin Tanjak Melayu Khas Kalbar
Meski bentuknya beragam dan beraneka macam, namun seluruh lelaki kaum Melayu hampir memakai ini pada masa dahulu
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Jamadin
Citizen Reporter
Yoki Firmansyah, Pecinta Budaya Melayu
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Yuriansyah atau yang biasa dipanggil Bang Ju’I oleh keluarga dan teman temannya merupakan salah seorang seniman dari kota Pontianak Kalimantan barat, dahulu bersama grub nasyid al asyraf yang di rintisnya ia mampu mengharumkan nama kota Pontianak di kancah nasional dalam ajang Festival Nasyid Indonesia pada tahun 2003.
Dan masih banyak lagi prestasi yang ditorehkan di dunia seni musik oleh pemuda yang lahir pada bulan januari 1983 di Pontianak 36 tahun yang lalu.
Bertahun tahun di seni musik terutama nasyid ternyata tidak membuat bang Ju`i puas, beberapa tahun belakangan beliau membuka Galeri Tanjak Melayu, yang beralamat di Jalan Jl. Tani No.3, Saigon, Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat bernama Galeri Tanjak melayu Ajla Taylor.
Digaleri ini bang Ju’i aktif membuat berbagai macam model tanjak melayu, mengkreasikan seni penutup kepala khas melayu dari Kalimantan barat yang memang terkenal dengan tanjak melayunya.
Tanjak adalah kain yang dililitkan di kepala. Meski bentuknya beragam dan beraneka macam, namun seluruh lelaki kaum Melayu hampir memakai ini pada masa dahulu.
Baca: Meski Berat, Kancil BBK Masih Berpeluang Tembus Final Four
Baca: KPU Gelar Sosialisasi Pemilu 2019, Ini Materi Yang Disampaikan
Baca: VIDEO: Detik-detik Pesawat Lion Air Tergelincir di Bandara Supadio
Dan sekarang, tanjak biasanya digunakan dalam acara perhelatan dan adat seperti kenduri kawin dan lain sebagainya.
Ibarat kaum pria Jawa memakai blangkon, sebagai simbol adat Jawa, yang sudah sangat populer di Indonesia, keberadaan Tanjak di daratan Melayu juga sebagai ciri khas pemuda Melayu (http://tanjakmelayuriau.blogspot.com).
Banyak sekali jenis dan model tanjak yang dihasilkan di galeri tanjak melayu, dan memiliki nama nama yang unik, seperti “tanjung simpul”,”Bulan Sabit”,”Bukit Miring”,”Bunga rampai”,”Goa Bertuah”,”Tebing Putih”,dan
“Gunung Kembar”, semuanya dikerjakan langsung oleh bang Ju’i tanpa bantuan dari karyawan, hal ini dikarenakan bang Ju’i selalu menjaga kualitas dari tanjak tanjak yang dihasilkan, adapun ciri khas dari tanjak di galeri tanjak melayu ini tanjak bisa dilepas dan dipasang kembali tanpa perlu melipatnya, praktis digunakan dan pengguna tidak perlu takut untuk bisa memasangnya kembali, lalu dapat dipakai oleh semua kalangan, baik tua, maupun muda karena model yang dihasilkan selalu up to date, dan besar kecilnya tanjak bisa diatur sesuai selera, dan yang pastinya hal ini menjadikan tanjak kreasi dari Galeri Tanjak Melayu mudah untuk di cuci ataupun dibersihkan.
“Kecintaan saya terhadap sesuatu yang berbau melayu mendorong saya untuk terus melestarikan budaya budaya melayu, walaupun aslinya saya berkecimpung di dunia musik nasyid bersama grub nasyid al asyraf namun saya merasa memiliki tanggung jawab untuk terus melestarikan budaya melayu, di galeri tanjak melayu ini masyarakat bisa membeli tanjak yang bagus kualitasnya dengan harga yang relatif terjangkau, bahkan bisa request model tanjak yang mereka inginkan, dan saya siap untuk membuatkan,”ujar bang ju’i ketika di temui digalerinya.
Bagi yang ingin membeli tanjak melayu khas kalbar, dari galeri tanjak melayu dapat langsung mengunjungi galeri tanjak melayu yang beralamat dijalan Tani No.3, Saigon, Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, ataupun bisa berkunjung di sosial media dari galeri tanjak melayu, di alamat facebook : https://www.facebook.com/tanjakmelayuserumpun/ atau pada website https://galeri-tanjak-melayu-by-ajlatailor.business.site/selain menjual tanjak galeri tanjak melayu juga dapat membuat berbagai macam jenis pakaian khas melayu, terutama melayu Kalimantan barat. (*)