TRIBUN WIKI
Mau Tahu Rumah Adat Tulou? Tengok Langsung di Stadion Kridasana Singkawang
Rumah adat yang disebut Tulou ini berada di Stadion Kridasana, Jalan Kridasana, Kelurahan Sijangkung.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Marpina Sindika Wulandari
Mau Tahu Rumah Adat Tulou? Tengok Langsung di Stadion Kridasana Singkawang
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Pesona rumah adat satu di antara sub-suku Tionghoa yang umum disebut orang Hakka hadir menyemarakkan perayaan Imlek dan Cap Go Meh.
Rumah adat yang disebut Tulou ini berada di Stadion Kridasana, Jalan Kridasana, Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan.
Di rumah adat Hakka, beragam replika memeriahkan suasana.
Baca: Ingin Saksikan Semarak Hiburan Imlek? Yuk Kunjungi Stadion Kridasana Singkawang
Baca: Tjhai Chui Mie Targetkan 1 Juta Wisatawan Saksikan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang
Ada babi, naga, burung dan lainnya.
Balutan lampu warna warni semakin memperindah lokasi.
Ada juga kantin di dalam untuk bersantai.
Keberadaan rumah adat ini berlangsung sejak pembukaan perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang dibuka Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji 4 Februari 2019 hingga penutupan perayaan 20 Februari 2019.
Rumah adat Tulou secara harafiah dikutip dari tionghoa.info berarti “Rumah Tanah”.
Rumah tersebut pantaslah disebut “rumah tanah” karena memang tembok bagian luarnya terbuat dari batu cadas dan tanah liat.
Bagian dalamnya terbuat dari kayu tahan rayap.
Sebagian rumah ini dibangun sejak abad ke-12 Masehi, kira-kira 800-an tahun lalu dan masih bertahan hingga sekarang, khususnya di daerah Hakka di propinsi Fujian dan Jiangxi.
Sebenarnya, ini bukan sebuah rumah dengan hanya 1 kamar yang sangat besar, melainkan ini adalah sebuah benteng rumah.
Wujudnya silindris seperti tabung dan ada juga yang persegi, terdiri masing-masing terdiri dari 3 – 5 tingkat lantai.
Di dalamnya terdapat ratusan buah bilik yang dihuni oleh ratusan orang banyaknya. Jika anda perhatikan struktur kayu yang menopangnya, di situ akan terlihat pola-pola matematis dan geometris.
Hal ini menunjukan bahwa para pendirinya menguasai teknologi yang sudah maju dan canggih.
Lebih jauh, rumah ini didesain tahan api, tahan gempa dan mendukung mobilitas tinggi. Ini adalah seperti sebuah peradaban hilang yang ditemukan kembali.
Mengapa lebih tepat disebut sebagai rumah benteng?
Karena memang Thulew berfungsi sebagai benteng.
Baca: Buka Cap Go Meh, Ini Pesan Gubernur Sutarmidji pada Wali Kota Singkawang
Baca: Wow, Semarak Imlek dan Cap Go Meh Singkawang Libatkan 140 Pengusaha Lokal Serta 12 Perusahaan
Ratusan tahun yang lalu ketika suku Hakka (khek) bermigrasi dari daratan tengah Tiongkok ke Selatan, mereka selalu berhadapan dengan musuh-musuh yang ganas dan keji.
Oleh karena itu, Thulew ini menjadi benteng pelindung mereka, bagian luar terbuat dari tanah sehingga tahan api, karena serangan musuh panah berapi.
Pintu utama terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan saluran air otomatis yang mengairi pintu saat panah api menghujam.
Saat musuh datang mereka akan balas menyerang melalui jendela-jendela kecil yang ada di sekeliling benteng, jika kekuatan musuh mulai melemah maka dengan kekuatan penuh mereka akan keluar menyergap.
Tulou atau Thulew ini tidak berdiri sendiri tetapi terdapat puluhan dalam 1 lokasi. 1 Tulou terdiri dari beberapa keluarga dan marga.
Mereka hidup dari bercocok tanam di area sekitar Tulou tersebut.
Zaman berubah menyebabkan Tulou menjadi sepi karena banyak sudah penghuninya migrasi ke daerah perkotaan. (*)