Mewujudkan Pontianak Yang Kokoh Dalam Bidang Geowisata
letak geografis dan astronomis kota pontianak sangat berpotensi sebagai tempat geowisata

Mewujudkan Pontianak Yang Kokoh Dalam Bidang Geowisata
Citizen Reporter Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Untan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kota Pontianak adalah ibukota provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di utara kota Pontianak, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa.
Selain itu, Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai itu diabadaikan dalam lambang Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah 107,82 kilometer persegi.
Baca: Malaysia Batalkan Proyek Jalur Kerata Api Dibiayai Cina Bernilai 281 Triliun
Baca: Heboh Durian Harga Rp 14 Juta Per Buah, Stok Terbatas dan Rasanya Bikin Penasaran
Baca: Sepekan Layangan Makan 6 Korban, Dua Diantaranya Meninggal Dunia
Nama Pontianak yang berasal dari bahasa Melayu yang beraini dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika dia menyusuri Sungai Kapuas.
Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh di dekat persimpang Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang kini dikenal dengan nama Kampung Beting.
Kota Pontianak terletak pada Lintasan Garis Khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara 0,1 sampai 1,5 meter di atas permukaan laut. Kota dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Landak.
Dengan demikian Kota Pontianak terbagi atas tiga belahan. Pada tahun 1963 berdasarkan Keppres No. 243 Tahun 1963, Kota Pontianak dimasukkan ke zona Waktu Indonesia Tengah (WITA). Pada tanggal 1 Januari 1988 berdasarkan Keppres RI No. 41 Tahun 1987.
Bersama-sama dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat yang sebelumnya masuk zona Waktu Indonesia Tengah (WITA) beralih menjadi zona Waktu Indonesia Barat (WIB). Sehingga pada tahun 1988 Kota Pontianak merayakan tahun baru sebanyak dua kali yaitu pada pukul 00.00 WITA (23.00 WIB) dan 00.00 WIB.
Struktur tanah kota Pontianak berupa lapisan tanah gambut bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Lapisan tanah liat baru dicapai pada kedalaman 2,4 meter dari permukaan laut.
Kota Pontianak termasuk beriklim tropis dengan suhu tinggi (28-32 °C dan siang hari 30 °C). Rata–rata kelembaban nisbi dalam daerah Kota Pontianak maksimum 99,58% dan minimum 53% dengan rata–rata penyinaran matahari minimum 53% dan maksimum 73%.
Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3.000–4.000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari.
Wabup Effendi Inginkan Baznas Kelola Zakat Fitrah |
![]() |
---|
Wabup Effendi Inginkan Baznas Kelola Zakat Fitrah |
![]() |
---|
Tekan Resiko Kecelakaan, Iptu Fauzan Imbau Masyarakat Kubu Raya Taat Lalu Lintas |
![]() |
---|
Tekan Resiko Kecelakaan, Iptu Fauzan Imbau Masyarakat Kubu Raya Taat Lalu Lintas |
![]() |
---|
HASIL Indonesia Vs Vietnam (1-2) SEA Games 2019, Live RCTI Final Timnas Vs Vietnam Ajang Pembalasan |
![]() |
---|