Kapal Motor Karam
UPDATE Tragedi Kapal Teggelam di Sungai Kapuas, 12 Penumpang Hilang dan Badan Kapal Masih Misterius
Hidayat menjelaskan peristiwa ini terjadi, Sabtu (19/1/2019) sekitar pukul 20.00 WIB dengan jumlah penumpang kapal sebanyak 24 orang.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Marlen Sitinjak
Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir (AM Nasir) menyampaikan belasungkawa dan merasa berduka atas peristiwa tersebut.
"Saya pun tak bisa banyak komentar dulu, karena peristiwa ini masih didalami oleh aparat berwenang yaitu pihak Kepolisian. Jadi kita masih menunggu hasil penyelidikan polisi," ujarnya kepada Tribun via WhatsApp, Minggu (20/1/2019).
Nasir meminta seluruh masyarakat Kapuas Hulu untuk mendoakan bersama, supaya penumpang yang dinyatakan hilang di sungai untuk segera ditemukan.
"Selain berdoa kita berusaha mencari, dimana dari pihak Satpol-PP, Polisi, TNI Basarnas sudah dilapangan untuk mencari korban yang hilang. Semoga cepat ditemukan," katanya.
Anggota DPRD Kalbar Dapil VII (Melawi, Sintang & Kapuas Hulu) Suyanto Tanjung, juga turut berbelasungkawa atas tragedi ini.
“Turut berduka cita atas meninggalnya saudara kita. Tentunya kita sangat prihatin hal seperti ini terjadi. Semoga yang hilang segera ditemukan. Saya harap pihak terkait mengoptimalkan pencarian para korban,” kata Suyanto, Minggu (20/1/2019) malam.
Politisi Hanura itu berharap pemerintah segera mencari solusi agar masyarakat bisa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa harus menantang risiko.

Baca: AHOK Tinggal Kenangan, Ini Alasan Ganti Julukan hingga Detik-detik Kebebasannya dari Penjara
Baca: Penampilan Rambut Berdiri BTS di Konser Singapura Jadi Perhatian, Kok Bisa?
Penggunaan kapal motor penyeberangan, kata dia, biasanya disebabkan karena tidak adanya akses penghubung seperti jembatan.
Tentunya, hal ini harus dipikirkan oleh pemerintah.
“Tidak adanya jembatan menjadi masalah bagi masyarakat,” katanya.
Jika ternyata masyarakat masih menggunakan kapal motor, ponton atau alat transportasi sungai lainnya untuk penyeberangan, Suyanto menegaskan semestinya operasional itu diawasi pemerintah melalui instansi terkait.
Terlebih ketika ditemui kenyataan bahwa muatan kapal melebihi ketentuan.
“Semestinya harus layak pakai. Harus ada pengawasan. Jangan ketika ada bencana kita semuanya gaduh. Baru ribut. Ini menyangkut nyawa lho, jangan main-main,” jelasnya.
Ia meminta Dinas Perhubungan (Dishub) setempat segera melakukan kroscek ke berbagai titik penyeberangan yang biasanya digunakan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari.
“Tolong didata aktivitas penyeberangan itu, apakah berisiko atau tidak,” katanya.
Dishub juga harus memastikan alat transportasi penyeberangan yang operasional layak pakai atau tidak.
Menurut dia, musibah seperti ini bukan kali pertama terjadi di Kalbar, khususnya di Kapuas Hulu.
“Itu mesti dicek. Ini mesti ada perhatian khusus karena sudah terjadi berulang kali. Jangan nyawa manusia dipertaruhkan. Ini masalah dan mesti dicari solusinya. Pemerintah harus menata di mana saja penyeberangan itu, alat apa yang digunakan apakah memenuhi standar keselamatan atau tidak. Ini mesti dilihat dan diteliti. Jangan sampai kasus ini terulang lagi,” kata Suyanto. (*)