Cap Go Meh

Cap Go Meh 2019, Pontianak Pasang 3.000 Lampion dan Kue Keranjang Berbobot Satu Ton

Bahasan, berharap penyelenggaraan Festival CGM kali ini bisa mendatangkan wisatawan ke Pontianak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Penulis: Syahroni | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Pembakaran naga menutup perayaan Cap Go Meh 2569 yang di Pemakaman Yayasan Bhakti Suci, Jalan Adi Sucipto, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (3/3/2018) sore. Pembakaran naga yang dilakukan setelah ritual tutup mata ini untuk mengembalikan roh naga ke khayangan menurut kepercayaan Tionghoa. 

Cap Go Meh 2019, Pontianak Pasang 3.000 Lampion dan Kue Keranjang Berbobot Satu Ton

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pesta rakyat Cap Go Meh (CGM) Street Festival Tahun 2019 di Kota Pontianak dipastikan akan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya, melibatkan ribuan peserta, dan berbagai atraksi seni serta budaya.

Perayaan ini akan di mulai per tanggal 14 Februari ditandai dengan pembukaan pasar kuliner di Jl Diponegoro Pontianak.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Rendrayani menyebutkan, pembukaan festival dilangsungkan pekan kedua bulan kedua kalender Masehi.

"Rencana kita kegiatan tetap seperti tahun-tahun lalu. Mulai 14 Februari pembukaan pekan kuliner hingga 20 Februari," kata Rendrayani, Rabu (16/1/2019).

Namun dikatakannya, ada yang berbeda dari CGM 2019 ini.

Baca: Ulang Tahun, Ini Ucapan BLACKPINK ke Jennie dan Posting Untuk Pertama Kali Sejak Berita Kencan

Baca: Vanessa Angel Ditetapkan Jadi tersangka, Polisi Temukan Bukti Kuat

Karena ada yang tak biasa, yakni satu ton kue keranjang akan dipajang menghiasi pusat kegiatan kuliner.

Di tambah dengan pohon khas yaitu Mei Hua setinggi empat meter.

Pohon akan dipasang sebagai icon di lokasi kegiatan, sehingga menambah daya tarik masyarakat untuk hadir dan menyaksikan berbagai kegiatan lainnya.

Sedangkan kue keranjang sebanyak satu ton, akan disusun dekat pohon Mei Hua.

Kegiatan ini diharapkannya akan lebih meriah dari tahun sebelumnya, lantaran akan ada pohon khas dan kue keranjang satu ton yang disusun ditempat acara kuliner di Jalan Diponegoro.

Rendrayani menjelaskan mengapa pohon Mei Hua hanya dipasang setinggi empat meter, karena kapasitas lokasi tidak memungkinkan untuk terlalu tinggi.

Sementara ini untuk festival arakan naga, setidaknya sudah ada 26 naga terdaftar.

Sedangkan barongsai disebutnya ada 43 kelompok.

Event kebudayaan seperti perayaan Cap Go Meh, menurut Rendrayani memberikan keuntungan bagi Kota Pontianak sendiri, karena akan menjadi daya tarik warga luar untuk datang dan menyaksikannya.

Melalui pekan promosi dan kuliner Tionghoa ini, ia berharap upaya mengenalkan dan mempromosikan Kota Pontianak terus dilakukan untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara ke Kota Khatulistiwa ini.

“Pontianak dengan keberagaman etnis yang ada menjadi daya tarik dan nilai jual bagi wisatawan untuk berkunjung ke sini,” kata Rendrayani.

Terkait adanya beberapa organisasi masyarakat Kota Pontianak yang menolak CGM, ia memastikan akan dilakukan pertemuan untuk komunikasi sehingga semua dapat saling menjaga dan mensukseskan kegiatan.

"Dari event organizer juga sudah melakukan rapat dengan pemkot. Kita melakukan pendekatan bersama Ormas dan sudah direncanakan akan dilakukan pertemuan silaturrahmi antar Ormas dan masyarakat serta komunitas budaya setempat," jelasnya.

Dikatakannya rakor sudah direncanakan pada akhir Januari.

Selain silaturahmi agenda juga berkaitan dengan sosialisasi kegiatan Cap Go Meh pada komunitas budaya.

Sumbang Rp 50 Juta

Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan menjelaskan, Pemerintah Kota Pontianak sudah memberikan rekomendasi terkait pelaksanaan Festival Cap Go Meh 2570 Imlek atau tahun 2019.

Bahasan menegaskan, pemerintah siap memberikan fasilitas pada setiap pergelaran kebudayaan yang ada di Kota Pontianak.

Tak hanya memberikan rekomendasi, Pemkot Pontianak juga menyumbang dana untuk penyelenggaraan budaya CGM tersebut.

"Kita bantu anggaran sebesar Rp 50 juta yang akan diakomodir oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak," ucap Bahasan.

Bahasan, berharap penyelenggaraan Festival CGM kali ini bisa mendatangkan wisatawan ke Pontianak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Masyarakat pun diminta untuk mensukseskan dan mendukung kegiatan budaya umat Tionghoa tersebut.

Baca: HASIL & Jadwal Copa del Rey - Tim Pendatang Baru Permalukan Real Madrid dan Atletico

Baca: HASIL & Klasemen Terkini Piala Asia, Jadwal Malam Ini! Vietnam Berpeluang Besar Lolos Fase Gugur

"Harapan saya kegiatan dilangsungkan sesuai dengan porsinya seperti setiap tahunnya.
Masyarakat harus endukung dan mensukseskan," harap Bahasan.

Otomatis dengan pelaksanaan kegiatan CGM, meningkatkan pariwisata serta pemasukan pada Kota Pontianak karena banyak transaksi yang akan terjadi kala kegiatan besar dilaksanakan.

Sektor UMKM dipastikannya akan lebih bergeliat, karena akan banyak masyarakat yang berdatangan dan berkumpul untuk menyaksikan perayaan.

Tiga Ribu Lampion

Komunitas Budaya Tionghoa Pontianak (KBTP) dipercaya untuk menjadi panitia inti penyelenggaraan event akbar Festival Cap Go Meh Kota Pontianak 2570 Imlek atau 2019 tahun Masehi.

Koordinator Naga dan Barongsai Cap Go Meh Kota Pontianak 2019, Djie Sen menuturkan pihaknya mengemas kegiatan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Jadi memang kegiatan Cap Go Meh pada tahun ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Rangkaian kegiatannya pada Januari sedang tahap persiapan untuk memasang lampion," ucap Djie Sen di Sekretariat Panitia Cap Go Meh di Jl Gajahmada Pontianak, Rabu (16/1/2019).

Djie Sen, menuturkan pihaknya akan memasang lebih tiga ribu lampion pada jalan-jalan utama tempat perayaan festival CGM 2019 di Pontianak.

Pemasangan lampion akan difokuskan pada Jalan Diponegoro, Jalan Gajahmada, Jalan Pahlawan, dan Jalan Tanjungpura.

Kemudian tahun ini, panita akan memasang banner ucapan "Gong Xi Fa Chai" pada 130 titik dalam Kota Pontianak dan di lokasi terpasangnya banner ini akan dipasang pula lampion.

"Pada tahun ini, akan dibuat pohon Mei Hua raksasa dengan tinggi empat meter dan diameter empat meter juga. Lalu di depan klenteng Jalan Diponegoro akan disusun kue keranjang sebanyak satu ton menyerupai pagoda," jelas Djie Sen.

Selanjutnya, pada 17 Februari juga dilangsungkan ritual naga buka mata.

Saat ini, naga yang sudah mendaftar sebanyak 26 dan 42 barongsai dari Kota Pontianak dan Kubu Raya.

"Acara puncak dari pada perayaan Cap Go Meh Kota Pontianak adalah 19 Februari," tambahnya.

Menambah semarak kemeriahan CGM 2019, sebanyal 73 stand di dirikan pada pusat lokasi kegiatan yang akan menjual berbagai kuliner.

"Panggung utama kegiatan tetap di Jalan Diponegoro, masyarakat dapat datang dan menyaksikan berbagai pertunjukan," ucapnya.

Selain itu, perbedaan CGM kali ini tidak ada lomba barongsai seperti tahun-tahun sebelumnya.

Djie Sen menjelaskan mengapa tidak ada lomba barongsai lantaran pihak ketiga yang biasanya mensuport kegiatan kali ini tidak ikut andil lagi.

"Tahun ini tidak ada lomba barongsai, tidak seperti tahun sebelumnya lantaran Bank Mandiri tidak mengadakannya. Setiap tahun Bank Mandiri mengadakan tapi tahun ini tidak," tegasnya.

Pihaknya menargetkan sekurang-kurangnya 30 ribu masyarakat akan tumpah ruah menyaksikan kegiatan CGM Kota Pontianak 2019 ini.

Ajang Promosi Daerah

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Pontianak, Syarif Saleh menuturkan pihaknya masih akan melakukan rapat membahas perayaan Cap Go Meh, Februari mendatang.

Perayaan Cap Go Meh menurutnya merupakan tradisi setiap tahunnya, terlebih menjadi ajang Pemkot Pontianak mempromosikan daerah.

Syarif Saleh menegaskan tak perlu ada penolakan dari masyarakat, ia akan mengajak semua pihak untuk duduk satu meja.

Ia menuturkan memang pemerintah adalah pihak yang memfasilitasi dan kepanitiaan dari komunitas Tionghoa.

"Pemerintah memfasilitasi dan penitia pelaksanaannya tetap dari komunitas Tionghoa. Memang tahun ini kepanitian tidak lagi seperti tahun sebelumnya," ucap Sy Saleh.

Sebelum-sebelumnya kepanitian Cap Go Meh di Kota Pontianak diprakarsai oleh Yayasan Bhakti Suci dan tahun ini menurutnya diambil alih pihak lain.

"Tahun ini bukan Yayasan Bhakti Suci panitianya, tapi tetap dari komunitas Tionghoa yang ada di Pontianak," tambahnya.

Ia berharap Festival Cap Go Meh menjadi magnet untuk menarik wisatawan datang di Kota Pontianak.

Karena selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk datang.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, perputaran uang di Kota Pontianak diharapkan tetap besar.

Seiring dengan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pengunjung.

Tahun lalu ia mencohkan, geliat wisata saat CGM dilangsungkan terlihat dari tingkat pemesanan kamar hotel sangat tinggi.

"Cap Go Meh ini menjadi satu diantara momentum andalan Kota Pontianak untuk mendatangkan wisatawan,"ucap Syarif Saleh.

Ia yakin, geliat pariwisata akan terus membaik seiring dengan perayaan CGM tahun ini.

"Tak sedikit juga masyarakat yang datang dari luar sengaja menginap di Pontianak agar bisa menyaksikan perayaan Cap Go Meh, Pontianak dan Singkawang," tambahnya.

Perayaan Cap Go Meh menurutnya merupakan tradisi setiap tahunnya, terlebih menjadi ajang Pemkot Pontianak mempromosikan daerah.

Pemerintah adalah pihak yang memfasilitasi dan kepanitiaan dari komunitas Tionghoa.

Rangkaian Kegiatan

Cap Go Meh Kota Pontianak 2019

* 14 Februari, Pembukaan pekan promosi dan kuliner.

* 14-19 Februari, Pekan Promosi dan Kuliner.

* 17 Februari, Ritual naga buka mata.

* 17-19 Februari, kunjungan naga di beberapa tempat.

* 19 Februari, Atraksi naga dan festival barongsai.

* 20 Februari, Ritual naga tutup mata.

* 20 Februari, Pukul 17.00 ritual pembakaran naga di Makam Yayasan Bhakti Suci, Kubu Raya.

Even Organizer

* Komunitas Budaya Tionghoa Pontianak (KBTP)

* Koordinator Naga dan Barongsai Cap Go Meh Kota Pontianak 2019, Djie Sen

* Januari tahap persiapan memasang lampion

* Sekretariat Panitia Cap Go Meh; Jl Gajahmada Pontianak

Pasang 3.000 Lampion

* Lokasi jalan-jalan utama;

- Jalan Diponegoro

- Jalan Gajahmada,

- Jalan Pahlawan,

- Jalan Tanjungpura.

* Pasang banner"Gong Xi Fa Chai" 130 titik dalam kota

Kemeriahan

* Pohon Mei Hua raksasa setinggi empat meter dan diameter empat meter

* Depan klenteng Jl Diponegoro, disusun kue keranjang satu ton menyerupai pagoda.

* 17 Februari, ritual naga buka mata.

- 26 naga yang sudah mendaftar

- 42 barongsai dari Kota Pontianak dan Kubu Raya.

* 73 stand di dirikan pada pusat lokasi kegiatan kuliner.

* Pendirian panggung utama di Jl Diponegoro

* Target 30 ribu masyarakat akan datang menyaksikan

Sumber: Panitia CGM 2019

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved