Minat Belajar Siswa Karena Game Online, Mahasiswa IAIN Ini Nilai Perlu Peran Orangtua

Game online merupakan sebuah permainan digital yang sedang populer pada zaman modern ini.

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Tri Pandito Wibowo
Net
Ilustrasi Main Game Online 

Minat Belajar Siswa Karena Game Online, Mahasiswa IAIN Ini Nilai Perlu Peran Orangtua

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS, - Fitri Rahmawati Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengatakan Game online merupakan sebuah permainan digital yang sedang populer pada zaman modern ini.

Menurutnya, game online ini sering di jumpai di kehidupan sehari-hari. Bahkan beberapa orang mungkin mengira bahwa game online hanya dapat diakses melalui media komputer.

Tetapi seiring berkembangnya zaman, teknologi sangatlah pesat. game online juga dapat diakses melalui media gadget, Handphone, laptop dan media lainnya yang bisa terhubung memelalui internet.

"Game yang banyak diminati ini bisa dimainkan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun para gamers ini ingin memainkannya, semua orang berkesempatan untuk memainkan game online ini karena aksesnya yang bisa dibilang sangat mudah, mulai dari kalangan orang tua, pelajar, Mahasiswa, ataupun anak-anak yang bisa dikatakan sangatlah belia," ujarnya sebagaimana rilis yang di terima, Rabu (16/1/2019).

Baca: Jauh Dari Harapan, Mahasiswa IAIN Pontianak Kritisi Dunia Pendidikan di Indonesia

Baca: Bantah Pernyataan Prabowo Garuda Bangkrut, Dirut Beberkan Angka Kerugian Garuda

Baca: Mau Investasi Saham, Rekomendasi 3 Saham Terbaik Hari Ini

"Seperti usia taman kanak-kanak ataupun pendidikan tingkat dasar," sambungnya.

Selain itu, berkembang pesatnya dunia teknologi dan ketertarikan pada teknologi baru ini juga menjadikan game online banyak sekali peminatnya.

Bagi pelajar, game online bisa membantu merefresh kembali otak mereka setelah seharian di hadapkan dengan papan tulis dan juga buku pelajaran.

Banyak dari mereka yang menjadikan game online sebagai salah satu wadah untuk bersosialisasi dan menambah kenalan baru, baik di dunia maya melalui game tersebut ataupun seperti di warnet tempat para pemain game ini berkumpul.

Dan tidak jarang sebagian dari orang-orang menggunakan game online sebagai hobi untuk mengisi waktu luang.

"Mereka biasanya berkumpul di waktu luang seperti waktu pulang sekolah ataupun di hari libur akhir pekan. Dampak negatif dari game online adalah siswa akan malas belajar dan sering menggunakan waktu luang mereka untuk bermain game online, siswa akan mencuri curi waktu dari jadwal belajar mereka untuk bermain game online," bebernya.

"Waktu untuk belajar dan membantu orang tua sehabis jam sekolah akan hilang karena main game, lupa waktu, Pola makan akan terganggu, emosional siswa juga akan terganggu karena efek game ini, jadwal beribadah pun kadang akan di lalaikan oleh siswa," jelasnya.

Oleh karenanya, Fitri mengatakan jika sudah kecanduan, maka akan berbahaya bagi belajarnya karena menyebabkan anak menjadi malas belajar,malas pergi kesekolah, yang ada dipikirannya hanyalah ingin terus dan terus untuk bermain game.

"Salah satu kewajiban seorang pelajar yang kita ketahui adalah menuntut ilmu dan belajar. Di jaman sekarang kewajiban seorang pelajar mulai terkikis adanya arus globalisasi pada kemajuan teknologi, pelajar lebih menomorduakan belajar dari pada bermain game online," jelasnya.

"Di dalam kesehariannya para pelajar lebih cepat terpengaruh ajakan dari teman-teman, rasa penasaran akan sesuatu yang baru lah yang mendorong mereka untuk mencoba mencoba hal-hal yang belum pernah mereka lakukan," tukasnya.

Untuk itu, pada situasi seperti ini, peran orang tua yang lebih bisa dianggap untuk mengatasi masalah tersebut, orang tua dirumah lebih berperan penting dalam mengatur tingkah laku dan kepribadian dari pelajar tersebut, sedangkan orang tua di sekolah lebih diatur untuk mengarahkan kemana pelajar tersebut bergaul.

Karena kemajuan teknologi telah merubah segalanya, dulu sebelum adanya kemajuan teknologi pelajar lebih sering dirumah untuk belajar, sekarang semua telah berubah, sejak adanya komputer adanya internet munculnya sebuah game yang mengaharuskan terhubung ke internet yaitu game online

Denhan demikian, secara perlahan game online mengikis kebudayaan dulu, pelajar pun beranggapan bahwa game online lebih menarik dari pada belajar.

"Hasil penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif menunjukan bahwa pelajar lebih suka bermain game online ketimbang belajar ataupun yang lainnya, peran guru dan orang tua sangat berpengaruh terhadap pengendalian masalah tersebut, orang tua lebih untuk mengatur kebiasaan anak, anak lebih di ajarkan hal-hal positif, untuk belajar ataupun bermain musik, sedangkan guru lebih mengarahkan ke bakat minat anak masing-masing agar hobi mereka tersalurkan dan tidak lari kearah game online," ungkapnya.

Untuk itu, Fitri menyarankan agar sebaiknya orang tua tidak melarang anaknya dengan ketat untuk tidak bermain game online, lebih baik jika orang tua memantau dan membimbing kemudian mengarahkan jika anak sedang bermain game online agar anak tidak kecanduan game online dan masa depannya tidak direnggut oleh permainannya.

"Caranya seperti anak baru boleh bermain game setelah belajar, setelah makan, atau setelah menyelesaikan semua tugasnya didunia nyata itu pun harus ada pembatasan waktu supaya anak bermain dengan secukupnya saja," tutupnya.

Yuk Follow Instagram Tribun Pontianak  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved