Ustadz Abdul Somad
Air Mata Ustadz Abdul Somad Tak Terbendung, Suaranya Tiba-tiba Menjadi Pelan di Hadapan Jemaah
Air Mata Ustadz Abdul Somad Tak Terbendung, Suaranya Tiba-tiba Menjadi Pelan di Hadapan Jemaah
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Air Mata Ustadz Abdul Somad Tak Terbendung, Suaranya Tiba-tiba Menjadi Pelan di Hadapan Jemaah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Abdul Somad tak kuasa menahan tangis saat memberikan tausiyah di depan jemaah.
Tausiyah yang disampaikan Ustadz Abdul Somad itu merupakan bagian dari Kajian di Madinah.
Seperti diketahui, Ustadz Abdul Somad saat ini tengah berada di Madinah untuk melaksanakan ibadah Umroh.
Ustadz Abdul Somad berangkat Umroh juga bersama DR Musthafa Umar.
Pada kesempatan itu, Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyah seperti diunggah di channel Tafaqquh.
Baca: TRIBUN WIKI : Mau Narik Duit? Ini Daftar ATM di Sukadana
Baca: Mahasiswi Ngajak Salaman, Ustadz Abdul Somad Lakukan Hal Ini: Saya Dapat dari Mahabrata
Baca: Ingin Taaruf? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad Tentang Cara Taaruf yang Sesuai Syariat Islam
Baca: Ustadz Abdul Somad Singgung Kotak Kardus KPU saat Ceramah, Rupanya Sudah Diambil KPU
Ustadz Abdul Somad menceritakan sosok Bilal bin Abi Rabah yang menurut Nabi Muhammad SAW suara terompahnya sudah terdengar di dalam surga padahal orangnya masih hidup.
"Nabi memanggil Bilal. Bilal aku dengar suara terompah mu di dalam surga, apa amalmu?," kata Ustadz Abdul Somad menyampaikan hadits Nabi SAW.
"Aku tak pernah meninggalkan dua rakaat Salat Wudhu," kata Ustadz Abdul Somad.
Apa hubungan Bilal dengan persaudaraan?
"Seandainya yang dipanggil Nabi adalah Ali, nggak heran. Ali kan sepupu nabi, Ali (ra) menantu nabi, quraisy," kata Ustadz Somad.
"Andai yang dipanggil Nabi Utsman, ya biasa aja. Utsman kan menantu nabi, kaya," katanya.
Padahal Bilal miskin, melarat budak, hamba sahaya, bukan Quraisyi.
"Itu yang dikatakan nabi, apa makna sendalnya terdengar di surga? Artinya bilal dijamin masuk sorga bukan karena kulitnya, sukunya, kastanya tapi karena amal dan kesucian hatinya," ungkap Ustadz Abdul Somad.
"Ternyata Bilal yang nampak kasar, kribo tapi hatinya lembut," lanjut Ustadz Somad.
Dimana lembutnya hati Bilal?
"Meninggal Rasulullah SAW Bilal tak lagi sanggup mengumandangkan azan di masjid Nabawi. Maka Bilal pun pindah ke Syam," ujar Ustadz Somad.
Naik Umar bin Khatab menjadi khalifah, Umar meminta Bilal datang ke Madinah untuk azan.
Bilal menjawab:
"Bagaimana aku mau azan, dulu sebelum azan aku qabliah. Habis qabliah aku mengetuk pintu itu. Nanti kalau aku azan di sana, pintu itu aku ketuk siapa yang menjawab?,"
Umar terdiam mendengar jawaban Bilal.
Sampai akhirnya datanglah Husein.
Kata Husein: "Bilal orang madinah sudah sangat rindu. Bisakah datang?,"
"Aku tidak bisa kata Bilal,"
"Tapi ini yang meminta cucunya, yang darahnya mengalir dalam darahku wahai Bilal," cerita Ustadz Somad.
Bilalpun tak bisa menolak. Karena ini orang yang sangat dekat.
"Siapa yang ingin melihat Nabi Muhammad SAW, lihatlah Husein. Maka saat melihat Husein, Bilal seolah-olah melihat Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Somad.
Maka Bilal pun datang, dari Damaskus, siang malam dalam perjalanan panjang sampai ke kota Madinah Al Munawaroh.
Bilalpun azan. Dua tahun lebih orang Madinah tak mendengar suara itu.
Sampai akhirnya Subuh itu dia pun azan. Saat itu orang Madinah senyum, bangga. Kenapa? Mereka pikir Nabi hidup lagi.
Karena dulu kalau suara itu terdengar, maka nanti pasti yang imamnya Nabi Muhammad SAW.
"Tak sampai habis azan dikumandangkan Bilal, Bilal tak tahan dan terkenang kepada Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Somad yang tak kuasa menahan air mata.
"Bilal berjumpa saat hidup, berjumpa setelah mati. Dijamin Allah masuk syurga," kata Ustadz Somad.
"Kita mudah-mudahan dengan kedekatan kita dengan ibadah kita di sini berjumpa pula kita dengan Bilal bin Abi Rabah. Dekat pula kita dengan Sayyidini Muhammad SAW," lanjutnya.